33. Mulai sekarang kita...

29 10 0
                                    

Di sekolah,

Renzy masih marah padaku, aku tidak tahan lagi, rasa bersalah mulai menghantuiku, ini sudah seminggu semenjak saat aku memilih pergi dengan Reno, aku benar-benar merindukannya, dimana Renzy yang ku kenal dulu,

akhirnya aku memutuskan untuk berbicara padanya, dia sedang duduk sendirian di kelas, saat semua orang sedang ada di kantin terasuk Nana dan Arken, aku yang menyuruh mereka ke kantin agar aku bisa bicara empat mata dengan Renzy,

"Ren" panggilku namun dia tidak menjawab

"Ren ini udah seminggu loh, salah aku apa sih sampe kamu diem dan ngejauh kaya gini"

namun dia masih sibuk menggambar sesuatu di bukunya

"Aku harus gimana biar kamu gak marah lagi?" tanyaku lagi

"Jawab Ren, aku minta maaf kalau aku emang salah" sambungku

Dia berdiri sambil menaruh pensilnya, dan aku ikut berdiri, sepertinya dia ingin keluar, aku pun segera keluar dari mejanya, dan benar saja dia langsung pergi begitu saja, tanpa sepatah kata pun,

saat itu aku bingung dan sedih, sepertinya aku melakukan kesalahan besar yang aku tak tahu,

bel berbunyi,
Nana datang dengan Arken,

"Gimana?" tanya Nana

Aku hanya menjawab dengan gelengan kepala,

"Ih geregegetan deh ini udah seminggu loh, aku harus ngomong sama dia" cetus Nana kesal

"Ga usah" jawabku tegas

"hmm...tapi kar..huft" Nana mengurungkan niatnya

Sepulang sekolah aku bertemu dengan Mita, tiba-tiba dia menghampiriku,

"Kar" sapanya

"Apa?" jawabku

"Kamu sama Reno pacaran?" tanyanya tiba-tiba

"Hah...nggak" jawabku cepat

"Ko aneh ya, soalnya kemarin Reno nolak aku, katanya dia gak mau bikin kamu marah, padahal aku cuman ngajak main bareng doang"

"Seriusan?"

"Iya...hmm, mungkin dia suka sama kamu kali, kayanya mulai sekarang aku gak akan ngedeketin dia lagi deh"

"Oh.. maaf ya Mit aku gak tau"

"Iya Kar gapapa"

Aku sangat malu dan kesal dengan diriku sendiri, aku pernah berfikiran buruk tentang Mita, ternyata dia sebaik itu, apa benar yang dikatakan Mita? Perasaanku sungguh kacau sekali, aku memang sedikit senang mendengar ucapan Mita tadi, tapi tetap saja aku masih kepikiran Renzy.

Sampai di rumah aku masuk kamar, dan menangis sejadi-jadinya, aku mengirim pesan ke Renzy, banyak, aku tidak menghitungnya, tapi tidak ada balasan, akhirnya malam tiba dan aku membuat surat untuknya, sambil meneteskan air mata, aku menulis secarik surat di kertas kosong,
_______________________________________

Ren... Aku benar-benar merindukanmu,

Aku gak tahu apa salahku,
Aku kira marahmu hanya sebentar,

Kamu kenapa?
Kenapa berubah tanpa alasan kaya gini,

Seenggaknya kasih tau aku,
Aku cuman butuh kamu cerita ke aku,

Aku gak tau harus apa,

Aku harap kamu baca ini dan gak kesel sama aku lagi,

AWAL Titik TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang