01

703 36 1
                                    

"Katanya, jika menghadapi masalah dan kenyataan yang tidak sesuai ekspektasi akan menjadikan mu lebih kuat tapi, tapi kenapa aku semakin rapuh saja?"

Sedari kecil sudah dibedakan dan diasingkan membuat Angkasa kian tumbuh menjadi pribadi yang sulit ditebak.

Ia dibesarkan dengan omahnya, orang tua nya terlalu mementingkan kakaknya -Askara Matthew Aldebaran. Hanya memprioritaskan si sulung sampai lupa bahwa anaknya anak yang lain pun butuh kasih sayang.

Ia dibutakan dendam nya pada semesta, kilatan matanya selalu menyiratkan kepedihan pada dunia. Dia sama sekali tidak mengeluh, ia tidak punya siapa siapa dan ia tidak ada niatan sama sekali untuk berbagi keluh kesah.

10 tahun, 10 tahun ia diasingkan di Jerman. Jauh dari orang tua sangat menyusahkan bagi Angkasa kecil.

"hm aku kan anak nakal, jadi aku ga disayang sama mama."

Dulu sekali, Angkasa kecil selalu berpikiran seperti itu. Ia mengubah hidupnya menjadi lebih baik, ia tidak nakal, tidak pernah jail lagi. Tapi kenapa mamanya tidak menjemputnya?

"Omah omah...nilai les bahasa Inggris aku dapet 100." Angkasa kecil memperlihatkan kertas selembar itu kepada omahnya.

Lisa menatap sendu ke arah cucunya, masih belia sudah disuguhkan dengan dunia kelam "Angkasa pinter banget."

Angkasa tersenyum lebar "Iya biar aku cepet dijemput sama papa, papa suka anak pinter kaya ka Askara."

Angkasa kecil sudah mendoktrin hidupnya harus sesempurna kakaknya, ia harus pintar agar dibanggakan, ia harus menjadi anak baik agar mamanya tidak memarahi nya.

Hari kian berganti, bulan pun ikut menemani, tahun seolah tak ingin ketinggalan. Sekarang usia Angkasa sudah genap delapan tahun, ia semakin giat belajar dan masih berpikiran "Papa Mama bakal jemput aku."

"Omah omah..."

"Ya sayang?"

Angkasa memandang ke arah Omahnya "Mereka apa mereka ga ucapin selamat ulang tahun buat aku?"

Lisa hanya mampu menggeleng.

"Kenapa?" Angkasa meminta penjelasan.

"Mereka...mereka sibuk Sa." Lisa mengalihkan pandangannya dari wajah lugu Angkasa yang menyiratkan kekecewaan.

"Ah oke omah, ga masalah. Kan ada omah yang udah ucapin aku ulang tahun 'kan?"

Lisa berusaha meredam air matanya, saat Angkasa mulai terisak "Aku juga kangen..."

Lisa terperangah saat Angkasa mengucapkan kata kata yang mampu membuat dunia nya seakan hancur.

"Siapa juga anak yang mau dibuang?"

Lisa memeluk erat tubuh kecil nan rapuh itu "Engga Aksa, mereka pasti bakal jemput kamu. Jangan mikir kaya gitu, please."

Angkasa menghapus air matanya cepat, ia tidak boleh cengeng.

"Iya omah, aku bakal nunggu."

Dan disaat usia nya sudah beranjak remaja, di usia nya yang kini menginjak usia empat belas tahun. Remaja itu mengerti mengapa ia di buang, kakaknya. Askara iri melihat adiknya selalu ceria dan bisa aktif kemana mana.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang