03

527 26 1
                                    

"Gue pengen minum." Angkasa berujar dengan nafas terengah-engah, ia lari larian hanya untuk menyuruh Meisya yang sedang berolahraga.

"Gak liat gue lagi apa?" Meisya memandang Angkasa bengis.

"Beliin dong, sayang." Angkasa mengajukan permintaan dengan nada perintah. Bersikap bossy seperti biasa.

Meisya memutar bola matanya jengah, "males ah."

"Angkasa kamu bolos lagi?"ujar pa Asep, guru olahraga Meisya.

"Kenapa enggak?" Angkasa balik bertanya.

Pa Asep ternganga, murid yang satu ini~

Tidak ada duanya.

Meisya menendang tulang kering Angkasa, laki laki itu meringis. "Pa, maaf selain sikapnya yang bossy, nyebelin dan juga brengsek dia juga kurang ajar, kurang ajar, bahkan kurang ajar banget."

"Ah ga usah terlalu muji gitu, malu." Angkasa terkekeh sinis.

Meisya tersenyum manis ke arah Angkasa, "satu lagi ketinggalan, dia itu ga wa-ras."

Meisya terbahak bahak, orang orang disekitarnya menatapnya takut jika Angkasa berbuat macam-macam lagi pada Meisya.

"KYAA!" Meisya memekik saat pandangannya terbaik, siapa manusia kurang ajar yang berani berbuat seperti ini?

Rambut panjangnya menyentuh lantai, menyapu lantai kotor dengan rambut coklat gelapnya.

"Mati aja, idiot!"

Meisya hapal suara itu, suara laki laki brengsek yang selalu berlaku seenaknya. Angkasa, laki laki itu Angkasa. Lagipula siapa laki laki tidak waras selain Angkasa?

"Turunin gue!"

"Berisik lo! tangan gue lama-lama makin ke atas, kalo kepegang maklumin aja, gue sengaja soalnya." Angkasa tertawa, tidak memperdulikan pukulan pukulan yang diberikan Meisya pada punggungnya.

"Angkasa bego, dasar cowo mesum, brengsek, tolol." Meisya meradang, ia dibuat kesal setengah mati oleh Angkasa.

"ANGKASA." teriakan melengking milik Bu Ros menggema disepanjang koridor.

Angkasa berhenti berlari, ia berbalik dan melihat guru kesayangannya sedang berdecak pinggang dengan mata melotot nya. Ia melambaikan tangannya ke guru BK nya. "Saya mau bawa istri saya lahiran, Bu."

Sinting.

Angkasa orang yang sinting, berani bercanda dengan guru yang terkenal galak bukan sesuatu yang biasa.

Meisya berdecak malas, kepalanya pening sekali jika dengan posisi terbalik seperti ini.

Angkasa menurunkan Meisya saat tepat berada didepan mobilnya. Ia pura pura jengkel, "badan lo gede banget, tapi bagian tertentu rata."

"Lo bukan cewe tulen,ya?"

"Sialan! tutup mulut tengik lo, cowo ga punya otak." Meisya misuh-misuh saat Angkasa tertawa penuh dengan nada mengejek.

"Lagian gue aja sempet kaget, bukan karena badan lo yang uwah tapi gara-gara badan lo kaya papan datar." Angkasa semakin terbahak bahak saat melihat ekspresi Meisya, wajah perempuan itu masam sekali.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang