Bab 18. Kenapa Kita Menikah?

96 1 0
                                    

"Beni,tugas yang kemarin udah selesai belum?" tanya Dinda sebelum mereka masuk ke dalam kelas. Mereka berada di kelas yang sama.

"Udah dong,mau nyontek ya?" sindir Beni.

"Tadi malam aku ketiduran,jadi nggak sempat buat. Lihat punya mu ya?" pinta Dinda merayu Beni.

"Pagi-pagi udah bermesraan aja kalian disini," sindir Yumi teman sekelas mereka.

"Apaan sih,nggak jelas kalau ngomong!" balas Dinda tak terima.

Yumi emang terkenal sebagai penyebar gosip di kelas. Bahkan gosip tentang guru pun ia tahu. Intinya kalau mau tahu berita terhangat ya tanya aja ke perempuan ini.

"Udah lah tunggu apalagi,kalian kan cocok. Pacaran aja ngapa," rasanya saat ini Dinda ingin menjambak rambut Yumi yang di kepang dua itu. Bisa-bisanya perempuan aneh ini menyebarkan gosip kalau ia dan Beni pacaran.

"Biarin aja,nggak usah di ladenin," kata Beni. Kemudian Yumi berjalan lebih dulu menuju kelas.

"Cewek aneh itu nggak bisa di biarkan gitu aja Ben,bisa-bisa orang percaya sama gosip yang disebarkannya,"

"Emang kenapa?" tanya Beni santai.

"Kok malah nanya kenapa sih,ya emangnya kamu nggak masalah kalau kita digosipin pacaran?"

"Nggak tuh," jawab Beni santai. Lalu mempercepat langkahnya.

"Tunggu!" teriak Dinda setelah Beni meninggalkannya. Alhasil ia pun terpaksa berlari. Sepertinya Dinda masih tidak sadar dengan ucapan Beni tadi.

***

Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya mobil Arya sampai di depan rumahnya, "mulai sekarang kamu tinggal sama saya," kata Arya sambil menoleh kearah Elvina yang duduk di sebelahnya. Elvina tahu kalau suatu hari ini akan terjadi, perihal ia dan Arya yang akan tinggal bersama setelah menikah. Tapi menurutnya ini terlalu cepat.

"Saya tinggal di kost lama saya aja deh pak,"

"Saya nggak mau ribut hanya karena masalah ini. Sudah seharusnya kita tinggal bersama setelah menikah,"

"Bapak cinta sama saya?" tanya Elvina tiba-tiba. Arya mengalihkan pandangannya kearah lain. Bingung mau jawab apa.

"Lalu kenapa bapak mau menikahi saya?sementara bapak bisa dapat perempuan yang lebih cantik dan lebih baik dari saya."

Sebenarnya Arya pun bingung dengan dirinya sendiri,ia belum mencintai Elvina tapi mengapa justru ia menikahi perempuan itu.

"Kasihan Rain,cepat bawa dia masuk," kata Arya kemudian. Ia sengaja mengalihkan pembicaraan mereka.

Arya memilih untuk mengambil barang-barang yang masih berada di dalam mobil setelah Elvina masuk ke dalam rumahnya. Barang-barang Rain memang tidak banyak,hanya ada satu tas berukuran sedang berisi perlengkapan bayi. Tetapi jok belakang mobil laki-laki itu penuh. Ada banyak oleh-oleh yang ia dan mertuanya beli. Lumayanlah untuk ia bagikan dengan teman-teman satu profesinya di kampus.

Daffin calling

Arya tidak sengaja melihat ponsel Elvina yang tertinggal di atas dashboard mobilnya. Ponsel itu berbunyi. Awalnya Arya tidak perduli. Namun suara dering ponsel itu membuatnya semakin terusik lalu melihat siapa yang menelepon. Ia melihat nama yang sudah tidak asing lagi baginya. Mahasiswa sekaligus pacar isterinya. Tentu saja ia tidak suka. Setelahnya ia meriject panggilan telpon itu.

"Pak,saya mau pulang dulu," ujar Elvina ketika melihat Arya yang baru masuk ke dalam rumah. Ia baru saja menidurkan Rain di dalam kamar laki-laki itu.

Today With You (Pindah Ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang