Bab 6. Merindu

114 4 0
                                    

Keesokan Harinya

Elvina bangun lebih dulu karena perutnya terasa sangat keroncongan.Ia pun memutuskan turun ke bawah.Setelah sampai di dapur, ia mencoba untuk mencari apapun yang bisa ia makan dan berniat untuk menggantinya nanti.Tentu sambil menggendong Rain.Akan tetapi ia kemudian beralih ke ruang tengah.Di sana tergeletak perlengkapan bayi yang di biarkan begitu saja di lantai.Ia mencari gendongan bayi.Dengan itu ia bisa memasak dengan tenang sambil menggendong Rain.

"Nah...ini dia," gumam Elvina ketika ia menemukannya .

Langsung saja ia memakai gendongan bayi yang ia letakkan di depan tubuhnya.Ternyata mudah di pakai.

Di tempat yang berbeda,Daffin terlihat berdiri di depan pintu pagar kos-kosan.Tamu pria tidak di perkenankan masuk,jadi ia hanya bisa berdiri di depan pagar saja.Hampir sepuluh menit berdiri di depan pagar sambil membawa dua bungkusan di tangannya.Pagi ini ia ingin sarapan bersama Elvina.

"Eh Daffin,nyari El?" sapa Lili yang merupakan teman kost-an Elvina.Kamar mereka bersebelahan.Daffin emang sering datang,jadi ia sangat hapal dengan laki-laki itu.

"Iya,dia belum bangun ya?" tanya Daffin balik.

"Biasanya sih dia jam segini udah bangun,tapi dari tadi aku belum lihat dia.Udah coba di telpon?"

"Udah aku telponin dari tadi tapi nggak diangkat," kata Daffin.

"Yaudah,tungguin aja.Aku duluan ya,mau ke kampus," ujar Lili lalu pergi meninggalkan Daffin yang masih berdiri di depan pagar kos Elvina.

"Kenapa telpon aku nggak kamu angkat El?" gumam Daffin.Khawatir ada sesuatu yang sedang terjadi dengan pacarnya itu.Karena tidak biasanya El mengabaikan panggilan telponnya.

***

Setelah selesai memasak,ia pun menyajikan makanan di meja makan.Pagi ini ia memasak dua piring nasi goreng serta beberapa potong ayam goreng.Untung di dapur Arya banyak bahan yang bisa ia gunakan.

"Kamu ngapain ?" tanya Arya yang baru saja turun dari lantai dua.Pagi ini ia terlihat sangat rapi,sepertinya akan bersiap pergi ke kampus.

"Maaf sebelumnya karena saya udah lancang masuk ke dapur bapak,tadi saya lihat ada bahan-bahan masakan.Jadi saya berniat untuk masakin bapak sekalian," ujar Elvina.

"It's Okay," balas Arya kemudian menarik salah satu kursi.

"Bapak silahkan makan duluan,saya mau mandikan Rain," kata Elvina hendak beranjak menuju ke kamar Arya.Akan tetapi tangannya di tahan oleh Arya.Keduanya pun saling bertatapan selama beberapa detik.

"Temani saya makan," ujar Arya santai.

"Ha?" Elvina coba mencerna kata-kata yang baru saja ia dengar.

"Kamu juga belum sarapan kan?"

Ia hanya membalas pertanyaan Arya dengan anggukan.Alhasil akhirnya ia pun menarik satu kursi yang berada di hadapan Arya.

Daffin,laki-laki itu sekarang sedang duduk sendirian di taman kampus.Sejak tadi ia melihat foto Elvina yang ada di layar ponselnya.Ia kangen,sudah beberapa hari ini mereka tidak jalan bersama.Panggilan telpon dari laki-laki itu pun tidak diangkat sama sekali.Akan tetapi ia berusaha untuk terus berpikir positif pada kekasihnya itu.Bisa saja saat ini Elvina memang sedang sibuk dengan tugas kuliah,pikir nya.

"Woi!ngapain lo pagi-pagi udah melamun aja disini?" Dodi langsung menghampiri Daffin yang sedang duduk sendirian di taman kampus.

"Siapa yang ngelamun!" elak Daffin.

"Ngeles aja lo.Mikirin Elvina ya?"

Deg

Laki-laki itu bisa menebak pikirannya.

Today With You (Pindah Ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang