Bab 20. Pesona

113 1 0
                                    

Irham tak membutuhkan waktu lama untuk pergi ke apotik. Setelah bagian tangan Elvina yang terkena minyak panas mulai kering,Arya langsung mengoleskannya dengan salep obat luka bakar. Elvina mencoba menahan rasa perih yang semakin menjalar di area yang terkena minyak panas usai di oleskan salep.

"Gimana?masih perih?" tanya Arya usai mengoleskan obat luka bakar berbentuk salep ke tangan Elvina.

"Iya pak."

"Makan dulu,sarapannya udah jadi," kata Nana. Lalu mereka segera pergi ke meja makan.

"Setelah ini langsung antar aku pulang ya,mau temani mama ke butik soalnya," ujar Nana ke Irham di sela-sela mereka makan bersama.

"Rain mau makan juga ya,tapi kamu belum bisa makan yang ini," cegah Arya ketika Rain akan meraih piring yang berisi ayam goreng.

"Rain belum minum susu kan pak?" tanya Elvina.

"Iya nih,saya lupa buatin dia susu."

"Biar saya aja yang buatkan pak," tawarnya.

"Nggak usah,biar saya aja. Tangan kamu kan masih sakit," Arya beranjak dari kursinya. Hendak membuat susu sambil menggendong Rain.

"Itu emang Arya teman gue?" tanya Irham ke Elvina.

"Kenapa?"

"Kok berubah gitu,sok manis pula. Biasanya sama hal-hal di sekitar aja masa bodoh,sekarang malah jadi hot daddy,"

"Itu suami idaman namanya," koreksi Nana.

"Aku juga bisa kayak gitu," balas Irham tak mau kalah.

"Emang bisa?buktiin dulu dong," tantang perempuan itu.

"Emang kamu mau punya anak sekarang?"

"Mesum ih!" umpat Nana.

"Mesum gini tapi kamu suka kan?" goda Irham sambil mengedipkan matanya berulang kali.

"Terpaksa," canda Nana lalu kembali memakan sarapannya.

Setelah Irham dan Nana pulang, Arya membersihkan rumah serta mencuci peralatan makan yang telah dipakai tadi. Padahal Elvina mau membantu,tapi Arya melarang. Elvina bingung kenapa Arya bisa berubah jadi manis dan perhatian seperti ini. Sungguh bukan watak asli dosen-nya itu.

"Kenapa sih bapak nggak mau saya bantuin?"

"Saya bisa sendiri,"

"Hmm...yaudah deh pak."

"Setelah ini mau jalan dengan saya?" ujar Arya menatap Elvina lekat. Kini ia duduk berdekatan dengan perempuan itu.

"Maksud saya...kan kemarin saya bilang mau beliin kamu pakaian dan yang lainnya," lanjut Arya sedikit gugup.

"Nggak usah pak,barang-barang saya masih layak di pakai kok," tolak Elvina secara halus.

"Tenang aja,beliin tokonya untuk kamu pun saya bisa."

"Makasih pak,tapi untuk sekarang saya belum butuh apapun,"

"Yaudah,kamu temani saya belanja aja," bujuk Arya.

"Iya pak,"

"Rain mau pergi sama papa ya?eh...sama mama juga," kata Arya berbicara dengan Rain yang berada di pangkuan Elvina. Rain langsung menggoyang-goyangkan kedua tangannya seakan mengerti apa yang di ucapkan oleh Arya. Imut sekali. Menggemaskan. Elvina tersenyum bahagia melihat hal itu. Tapi disisi lain ia masih memikirkan Daffin. Bagaimana kabar laki-laki itu Elvina sungguh penasaran.

***

Dodi pergi ke rumah Daffin. Kebetulan saat ia baru sampai Daffin ada di depan teras rumahnya sedang bermain gitar. "Kebetulan lo disini," kata Dodi setelah ia memarkirkan motornya di halaman rumah Daffin.

Today With You (Pindah Ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang