Bab 33. Kamu Egois

52 2 0
                                    

Dodi dan Elvina tidak bisa berlama-lama berada di ruang ICU. Jam besuk juga sudah habis. Dodi mengajak Elvina untuk menenangkan diri lebih dulu, duduk di kursi ruang tunggu. Tak lama mama Daffin datang bersama Dwi- adik Daffin. "Udah makan siang Dodi?" tanya mama Daffin. Belum sadar dengan kehadiran Elvina. Dodi berdiri, tersenyum ke mama Daffin.

"Belum tante, rencananya nanti." Elvina masih tertunduk lesu. Ia pun nggak sadar kalau ada mama-nya Daffin. "Tan, kenalin. Ini Elvina, pacarnya Daffin," Elvina langsung mendongak ketika namanya disebut. Dodi menyenggol tangan-nya. Memberi kode untuk segera menyapa mama Daffin.

"Oh... jadi ini pacarnya Daffin. Daffin udah sering cerita sebelumnya. Tapi nggak pernah di kenalin," Elvina langsung berdiri. Lalu menyalami mama Daffin, sebagaimana biasanya ia salam dengan orang tua. Berbeda dengan mama Daffin yang terlihat ramah, Dwi justru enggan menyapa Elvina. Terang-terangan ia memperlihatkan rasa tidak sukanya.

"Saya Elvina tante, maaf baru bisa jenguk Daffin sekarang," kata Elvina sungkan.

"Nggak papa, yang penting kan kamu udah datang."

"Katanya pacar bang Daffin, tapi kok baru jenguk sekarang sih. Harusnya datang dari kemarin," sindir Dwi. Mama Daffin langsung menegurnya. "Nggak boleh gitu ngomongnya, kamu harus sopan sama yang lebih tua," Dwi hanya mendengus kesal. Mama nya ternyata memilih untuk membela Elvina.

***

Arya masih berada di ruangan-nya. Pekerjaan-nya belum terselesaikan. Sebagian bisa ia kerjakan di rumah. Mata-nya beralih ke jam tangan yang ia kenakan. Sudah pukul lima sore ternyata. Tetapi Elvina belum juga mengabarinya. Ia pun akhirnya mengirim pesan sekedar bertanya dimana perempuan itu.

Arya

Aku pulang bentar lagi, kamu dimana?

Arya meletakkan ponsel-nya di meja, menunggu balasan dari Elvina. Sambil menunggu, ia memainkan pena yang sering laki-laki itu gunakan. Lalu kembali mengecek ponsel-nya. Astaga... masih belum ada balasan apapun. Arya jadi kesal di buatnya. Baru akan mengirim pesan lagi kepada Elvina, ponselnya berdering. Seseorang yang sejak tadi ia rindukan. Senyuman mengembang di wajahnya.

"Hallo," ujar Arya bersemangat.

"Maaf, aku nggak bisa pulang bareng kamu," kata Elvina di seberang sana.

Hati Arya mencelos, baru saja ia merasa sumringah setelah melihat nama Elvina di ponsel-nya.

"Kenapa?"

"Aku lagi bareng Sasya, jadi pulangnya nanti sama dia juga."

"Oh..." sebenarnya ia ingin marah, toh Elvina akan tetap pulang dengan Sasya. Bukan dengan dirinya. Kalau begini Arya jadi merasa sebelum atau sesudah menikah sama saja. Ia tetap sendiri. Lebay sih kedengaran-nya. Tapi itulah yang dirasakan Arya.

"Hallo, kamu masih disana kan?" tanya Elvina.

"Yaudah, hati-hati."

Setelah itu Arya merapikan barang-barangnya. Bersiap untuk pulang. Tolong ingatkan Arya , sebelum pulang ia harus menjemput Rain di kafe-nya Irham.

***

Arya akhirnya sampai di kafe-nya Irham. Seperti biasanya, ia kesana menjemput Rain. Arya memilih untuk duduk dulu sambil memesan minuman. Menunggu Irham muncul membawa Rain padanya. "Eh pak dosen udah disini," yang di tunggu datang juga. Dugaan-nya benar, Irham datang sambil menggendong Rain. Udah persis kayak baby sitter. "Hm?". Wajah laki-laki itu kusut udah kayak pakaian yang belum di setrika. Membuat Irham berniat untuk menjahili-nya.

Today With You (Pindah Ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang