Cibiran

503 112 9
                                    

Semuanya telah terjadi begitu saja dan sebuah fakta pun membuat tercengang banyak orang. Jinyoung hanya mendengus pasrah menerimannya. Sungguh terasa sangat pedih di lubuk hati terdalamnya.

"Semuanya akan menatap lirih kepadaku saat mengetahui semua hal ini. Semua wajah akrab mereka kepadaku akan lenyap dengan cepatnya." Gumanya seraya menatap satu persatu siswa yang berlalu dengan menatapnya begitu risih.  Bagaimanapun juga Jinyoung harus tabah dengan cibiran yang dialaminya. Ia masih ingin menyapa dan memberikan senyuman terbaiknya, namun untuk saat ini ia tidak melakukannya karena tidak bisa.

Dengan langkah yang agak pelan ia mencoba berlalu ditengah mereka. Murid murid yang yang melewatinya dengan sengaja menabrak bahunya. Bukan hanya sekali melainkan berkali kali. Sedangkan ia tetap pasrah menundukkan kepalanya berjalan menuju kelasnya

Namun baru tiga langkah berjalan. sebuah kalimat seolah menyihirnya terkunci ditempatnya. Kali ini ia tidak bisa memulikan indra pendengaranya.

"Ternyata ia itu berbeda dari yang semestinya, katanya keluarganya paling harmonis dan ternyata sebaliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata ia itu berbeda dari yang semestinya, katanya keluarganya paling harmonis dan ternyata sebaliknya. Aku ngak nyangka kalau dia dilahirkan oleh seorang wanita yang begitu licik. Pasti sikapnya tidak jahu beda dengan sikap mamanya yang murahan itu." Salah satu siswi berceletuk geram berbisik. Ia menatap Jinyoung dengan tatapan tajam dan menusuk.

"Bener, orang kayak gitu tidak pantes sekolah disini. Jangan jangan kepintaranya juga hanya omong kosong, aku yakin pasti dia melakukan hal yang licik. Mungkin ia pindah disini karena diusir di sekolahnya dulu. Dia tidak pantes sekolah disini." Ucap seorang siswa lagi, ia sengaja meninggikan suaranya berharap perkataanya didengar oleh orang yang dihinanya.

"Bilang apa kamu barusan? Jangan sok menghina seseorang kalau kamu tidak tahu masalahnya." Rutuk Eunha yang baru datang dengan Yerin, perkataanya dengan nada dingin membuat siapaun membeku mendengarnya. Alhasil kedua siswi itu tidak berkutik lagi, mereka takut karena dihadapanya sekarang ada Eunha. Bisa bahaya hidup mereka kalau berurusan dengan cewek ini.

"Kalian juga kenapa lihat lihat! Bubar, dasar tidak punya kerjahan sukanya ikut campur urusan orang. " Teriak Yerin dengan tatapan horornya kepada seluruh orang yang melirik ke arahnya. Satu persatu mereka pun tidak mau ikut campur lagi. Sedangkan Jinyoung masih terpaku di tempatnya menunduk meratapi nasibya yang begitu malang.

Setelah semua yang melihat kejadian itu pergi,  Eunha mendekati Jinyoung Menatapnya dengan tatapan sendu dan kesedihan yang mendalam. Ia menyentuh pundak Jinyoung berniat memberinya kekuatan namun tanganya ditepis pelan oleh Jinyoung.

"Plis, aku mohon kalian jangan ikut campur lagi dengan urusanku. Terutama kamu Eunha, aku tidak mau membuatmu terlibat dengan masalahku." Kata Jinyoung menatap nanar ke arah Eunha dan Yerin. Ia tidak ingin melukai mereka, cukup hanya dia yang dapat merasakan semuanya.

"Tapi kamu itu tidak salah, mereka itu semuanya gila karena menyindir kamu." Kata Eunha membujuk. Hatinya juga terasa teriris melihat kondisi Jinyoung.

Love Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang