Thema Park

603 124 12
                                    


Eunha tampak duduk di kursinya, sedangkan Yerin yang tadinya ia ajak mengobrol kini menulis catatan di bukunya. Dia pun berbalik sebentar melihat Jinyoung yang sedang membaca sebuah buku . Entah kenapa ia berani menatap laki laki itu sekarang.

"Arrgh! Kenapa aku tidak bisa menghilangkan dia dalam pikiranku!" Guman Eunha dalam hati mengacak rambutnya Frustasi. Sedari tadi ia terus memikirkan semua kejadian saat dia bertemu dengan Jinyoung.

Wajah Jinyoung benar benar selalu terbang di dalam pikirannya, sekeras apapun ia berusaha melupakannya. Apapun yang berhubungan dengan Jinyoung sudah menjadi lem yang selalu melekat dalam pikirannya. Faktanya ia tidak bisa melupakannya.
"Eunha! Apa yang kamu pikirkan?" Selidik Yerin sambil meletakkan pulpen yang tadi berada di jari kananya.

Sedari tadi, Yerin tampak bingung dengan raut wajah Eunha. Temannya selalu terdiam den terbengong bengong entah apa yang dipikirkan. Bahkan saat pelajaran Bu Yuju di kelas tadi, Eunha masih terus melamun dan terlihat tidak mendengarkan penjelasan Bu Yuju.

"Tidak ada." Balas Eunha membuang muka.

"Sepertinya aku tahu kamu lagi memikirkan apa, sampai kamu jadi agak sensitif." Curiga Yerin tertawa evil.

Eunha pun mulai panik, entah kenapa ia terlihat begitu aneh. Apalagi pipinya mulai merona.

"Jangan jangan kamu lagi memikirkan Jinyoung!" Selidik Yerin dengan jelas, ia bahkan menekankan setiap perkataannya agar Eunha mencernanya dengan mudah.

Seperti sebuah serangan mendadak, jantung Eunha hampir copot saat Yerin tidak terduga menyebut nama lelaki yang membuatnya salah tingkah dari tadi. Bagaimana Yerin bisa menebak. Tanganya mulai gemetar. Ia berusaha menutupi kegugupannya namun tidak berhasil.

"Sok tahu kamu." Ledek Eunha mencubit lengan Yerin.

Bukannya kesakitan dan minta ampun, Yerin tersenyum smirk menatap Eunha. Ia tahu betul kalau temannya lagi berbohong. Ia yakin kalau Eunha sudah mulai tertarik dengan Jinyoung.

"Eunha! Kamu itu tidak pandai berbohong." Gumam Yerin terkekeh geli.

"Bisa diam ngak, aku tampol mukamu pake buku." Ancam Eunha tidak segan segan. Kekesalannya mulai kembali lagi.

 Kekesalannya mulai kembali lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hem, maaf maaf." Ucap Yerin melanjutkan tulisannya, sebenarnya ia ingin tertawa melihat reaksi Eunha itu. Baru pertama ini kelakuan temannya semakin aneh.

Bel pun akhirnya berbunyi dan seperti biasanya semua siswa yang tadinya lesu kini bersemangat untuk ke kantin. Sekarang waktu untuk mengisi ulang tenaga untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

Baru Eunha mau beranjak dari duduknya untuk mengikuti Yerin, ia harus mengurunkan niatnya karena ada seseorang yang memegang tanganya. Eunha pun menoleh sambil melongo.

"He! Mau kemana? Jangan pergi dulu, aku mau tanyakan sesuatu ke kamu?" Tanya Jinyoung terlihat serius sambil memegang tangan mungil Eunha. Eunha yang kebingungan dengan sikap Jinyoung yang tiba tiba itu hanya dapat mengernyitkan keningnya.

Love Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang