pura pura sakit

777 225 36
                                    

Aw, letih banget. Ternyata aku ketiduran dari tadi. " Eunha bangkit dari tidurnya menggeliat dengan muka sembab efek mengantuk. Ia mengucek ucek matanya melihat sekitar, Ia melirik ke jam tanganya. Saat melihat penunjuk waktu itu ia sontak kaget tidak percaya kalau ternyata ia tidur begitu lama dan sekarang hampir jam terakhir selesai.

"Kenapa aku bisa tidur selama ini?" Eunha memperbaiki posisi duduknya guna menjernihkan pikirannya.

Tiba tiba gorden pembatas ruang UKS menampilkan wajah lelaki yang begitu familiar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba tiba gorden pembatas ruang UKS menampilkan wajah lelaki yang begitu familiar. Ia tersenyum ramah ke arah Eunha. Seperti disambar petir Eunha kebingungan serta kaget kenapa Jinyoung tiduran di balik gorden itu. Mengapa dia ada disana? Sejak kapan dia berada disana? Eunha juga kenapa tidak curiga kalau Jinyoung juga ada di UKS.

"Hey, kamu kenapa ada disini? " Tanya Eunha meninggikan suaranya menatap curiga.

"Ngapain aku ada disini? Jawabanya pasti karena aku sakit. Orang ke UKS kan karena sakit. Tidak seperti kamu hanya tidur manis padahal faktanya tidak sakit. " Jinyoung berjalan ke arah Eunha menampilkan gigi taringya.

"Kenapa kamu tahu aku tidak sakit? Sejak kapan kamu ada disini. " Bentaknya lalu menelan ludahnya.

"Hem." Ia menengadah keatas memikirkan sesuatu. " Yang Jelasnya aku disini sebelum kamu disini. Jadi jangan salah jika persekongkolanmu dengan Yerin ketahuan." Jinyoung lalu menggambil secangkir air dengan tangan kananya lalu meneguknya sekaligus. Aliran air yang masuk ke tenggorokannya dapat dilihat jelas di jakungnya.

"Jangan jangan saat aku tidur kamu melakukan hal hal yang tidak tidak senonoh padaku." Teriak Eunha menatap Jinyoung gusar. Matanya seperti kilat yang menyambar nyambar.

Hukk hukk...

Karena kaget dengan pertanyaan Eunha yang diluar nalarnya Jinyoung tersedak. Ia langsung memutar bola matanya ke arah Eunha memandangi gadis itu yang kelihatan murka.

"Hey. kamu kira aku lelaki macam apa. Mana mau aku melakukan hal itu kepada kamu. Aku bukan lelaki yang dengan mudahnya melakukan hal itu." Mendekat ke arah Eunha guna membuatnya percaya.

"Bohong! Aku yakin kamu pasti melakukan hal itu. Buktinya kamu seringkali berada disekitarku. Kalau bukan karena tertarik pasti kamu tidak selalu nampak dihadapanku." Eunha mulai panik, napasnya mula naik turun. Tubuhnya berhangsur melemas, hawa ketakutan semakin menghampirinya. Air matanya kini jelas terlihat di kelopak matanya yang beberapa detik lagi akan jatuh mengenai melewati pipinya.

"Aku mohon, jangan dekati aku." Eunha murka bersamahan air matanya kini jatuh. Saking marahnya ia meninju lengan kiri Jinyoung. Tapi hal tidak terduga terjadi, Eunha melirik ke tangan Jinyoung yang ditinjunya tadi.

"Aww" Rintih Jinyoung mengerutkan keningnya kesakitan. Ia memeganggi lenganya berusaha meredakan rasa perih. Darah segar pun bercucuran ke lantai. Dengan tergesa gesa ia melipat lengan bajunya lalu membuka perban luka yang baru ditempelnya dari tadi. Dapat terlihat luka goresan yang lumayan parah di lengan kirinya. Jinyoung pun berusaha menghilangkan aliran darah dengan tisu namun darah tetap memuncrak keluar.

Love Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang