Ding dong ding .....
Gema bel pulang kini berbunyi menandakan kalau pelajaran hari ini telah usai. Semua siswa begitu gembira karena waktu yang ditunggunya telah tiba. Mereka mulai berhamburan keluar kelas sambil berlari entah tujuanya ke mana. Benar benar persis lembu yang baru keluar dari kandangnya yang akan bebas berkeliaran mencari makan.
"Yerin nanti kita pulangnya barengan ya?" Imbau Eunha sambil memasukkan buku dan pulpenya ke tas lalu membuka lokernya untuk mengambil buku catatanya.
" Eunha maaf ya, maaf banget. Kamu kan tahu aku tadi di hantarnya sama Xiumin tadi pagi jadi pulangnya juga sama dia. Terus kita udah janjian pergi ke suatu tempat yang katanya romantis deh. Emang ada apa tumben pulangnya mau barengan?" Kan orang dirumah bisa menjemputmu. " Mengambil tasnya diatas meja lalu memakainya.
"Ya itu, soalnya kemarin nyokapku pergi ke Tiongkok karena lagi ada pertemuan bisnis, jadi tidak ada yang jemput aku." Berjalan keluar kelas berdampingan dengan Yerin.
"Emang supir kamu kemana? Kan kamu bisa menghubunginya suruh dia jemput kamu. Kan ia biasa menjemput kamu kan?" Menyusul Eunha berjalan keluar sebab langkah Eunha semakin cepat.
" Masalahnya kemarin dia lagi izin libur hari ini karena anaknya lagi masuk rumah sakit. Jadi dia balik kerjanya kalau nyokap aku juga udah kembali dari Tiongkok. Mengentikan langkahnya sebentar membuang napas berat menatap Yerin lekat-lekat.
"Jadi begitu. Lalu kamu pulangya sendirian?" bertanya mencari tahu.
"Iya". Ucap Eunha ragu.
" Gini aja deh. Hemm... Aku bilang sama Xiumin kalau aku hari ini pulangnya bareng ama Eunha. Janjianya lain kali aja. Jadi kita berdua pulangnya naik taksi. Xiumin pasti ngerti ko. Ok . " kata Yerin mengiyakan setelah berpikir panjang. Pastinya ia tidak tega meninggalkan sahabatnya sendiri pulang, apalagi Eunha tidak cukup berpengalaman naik kendaraan sendiri.
" Jaganlah, kalian kan udah janjian. Masa mungkin karena aku kalian batalin rencana kalian. Pulangnya aku bisa naik taksi kok.Tenang aja, ngak usah khawatir." Larang Eunha merasa bersalah, ia pun berusaha meyakinkan temannya itu.
Saat mereka mulai di tengah lapangan seorang lelaki dari arah kantin memanggil nama Yerin membuat mereka menghentikan langkahnya berbalik ke arah sumber suara itu."Yerin!" Pangil Xiumin dari berlari kecil ke arah mereka. Ia begitu ceria seolah seorang anak kecil yang ketemu orang tuanya.
"Sini!" himbau Yerin ke Xiumin. Ia pun melambaikan tangannya memanggil Xiumin.
" Kalian udah mau pulang ya. Hei Eunha apa kabar?" Tanyanya hangat kepada Rumah.
"Baik kok." Jawab Eunha terdengar sedikit terpaksa.
"Janjianya jadi kan?" memutar bola matanya memandangi Yerin tersenyum harap.
"Pastinya jadi. Tapi aku ngak enak tinggalin Eunha pulang sendiri. Kalau mau kita pesan taksi dulu agar Eunha bisa pulang." Jawabnya seolah memohon.
"Iya, bukan masalah. Kalau itu buat Eunha siapa yang mau nolak." Xiumin menepuk pundak Eunha hangat.
" Ngak usah, kalian duluan aja. Aku bisa sendirian kok. Kalian pergi aja nanti keburu malem. Masa gara-gara aku waktu kalian yang berharga sia-sia. Oh ya, aku bukan anak keci lagi minta dihanterin segala." merasa tidak enak walaupun sebenarnya di masih ragu ragu dengan perkataannya barusan.
"Beneran, kamu mau sendiri" Tanya Terin lagi.
"Iya." Jawabnya singkat disertai dengan anggukannya.
"Terserah kamu aja, kalau ada apa-apa hubungin aku ya. Kalau sampai nanti ingat telepon aku, jangan membuat aku khawatir. " Ucap Yerin agak khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story ✔
FanficEunha. Siapa sih yang tidak tahu dia? Gadis yang sangat populer di sekolahnya, cantik, kaya lagi. Bahkan semua orang mengakui kecantikan yang dimilikinya. Hem. Tapi dibalik itu wataknya sangat dingin, cuek dan tidak peduli terhadap siapapun kecual...