Chap 8

465 63 2
                                    

Plan, 20 tahun

Hujan deras menyelimuti jalan. Tepat pukul setengah lima sore, Plan keluar dari rumahnya untuk bekerja. Sesampainya di restoran Antonio, ia melepas jas hujan dan melipat payungnya perlahan. Restoran masih sepi. Para pelayan lain biasanya baru datang pukul setengah enam. Setengah jam sebelum restoran dibuka.

Plan memandang restoran yang kini sudah menjadi rumah keduanya selama hampir dua tahun. Ia tidak menyangka bisa bekerja selama itu. Tadinya ia ingin melanjutkan kuliah, tetapi ia merasa masih banyak yang bisa dipelajari di restoran Antonio, jadi ia memutuskan menunda kuliahnya setahun lagi.

Plan memulai pekerjàannya dengan membersihkan meja-meja makan. Ia suka saat-saat sepi seperti ini. Setelah selesai, ia beralih membersihkan meja dapur. Tangannya menyentuh alat-alat dapur dengan perlahan. Entah kapan ia bisa berdiri di sana dan menggunakan alat-alat tersebut.

Tak berapa lama kemudian terdengar suara pintu depan terbuka. Beberapa pelayan termasuk Maya masuk dengan tergesa-gesa. Mereka berusaha menghindar dari derasnya hujan.

"Jangan lupa," Maya mengingatkan sebelum mereka semua memulai pekerjaan. "Hari ini jam setengah tujuh ada tiga puluh orang yang akan merayakan hari ulang tahun pelanggan tetap kita. Aku mau semuanya berjalan lancar."

"Siap, phi," kata para pelayan termasuk Plan.

Ketika waktu menunjukkan pukul 18.00 dan Antonio masih belum datang, Plan melihat Maya merasa khawatir. Maya langsung menelepon Antonio dan mendapat informasi bahwa bosnya itu terkena macet dan belum tahu kapan bisa tiba di restoran.

Mendengar penjelasan bosnya, Maya mulai panik. Ia mendapat telepon lima menit sebelumnya bahwa tamu mereka akan datang setengah jam lagi. Acara dibuka dengan tiup lilin dan potong kue, setelahnya dilanjutkan dengan menu spageti bolognise buatan Antonio. Seharusnya jam segini Antonio sudah menyiapkan spageti buatannya. Kalau ditunggu sampai tamunya datang pasti akan terlambat.

Maya menatap tiga koki lain yang berada di dapur. "Kalian bisa menggantikan Antonio memasak spagetinya?"

Ketiga koki berpandangan dan menggeleng. Selama ini Antonio tidak pernah mempercayakan memasak spageti special buatannya kepada para kokinya. Dan karena asistennya yang terakhir sudah dipecat minggu kemarin, Maya tidak punya jalan keluar.

"Apa yang harus kulakukan?" tanyanya pada para pelayan. "Antonio meminta untuk menunggu. Tapi tanpa kepastian. Kalian, para koki, tidak ada yang bisa memasak spageti buatan Antonio. Aku tidak mungkin membatalkan pesta ulang tahunnya. Restoran kita pasti akan kena dampaknya."

Maya bertanya lagi pada para koki, "kenapa kalian tidak mencoba dulu untuk membuatnya?"

Ketiga koki memandang Maya seakan-akan maya sudah kehilangan akalnya.

"Aku tidak bisa melakukannya," kata salah seorang koki. "Apakah phi tahu bagaimana sifat bos menyangkut makanan buatannya? tidak ada seorangpun berani membuat makanannya. Lagi pula, kami tidak mau kena risiko dipecat."

"Jadi, maksud kalian aku harus membatalkan seluruh pesanannya?" kata Maya kesal.

Para koki mengangguk. Diikuti oleh para pelayan lain. Maya tampak putus asa.

"Jangan dibatalkan," kata Plan tiba-tiba. "kalau para koki tidak mau memasaknya, saya yang akan memasaknya."

Semua memandang Plan tidak percaya, termasuk Maya.

"Kau bisa memasak spageti bolognese seperti kepunyaan Antonio?" tanya Maya bingung.

Plan mengangguk. "Saya sudah mencobanya beberapa kali dirumah. Hasilnya tidak beda dengan kepunyaan signor Antonio."

1000 Musim Mengejar Bintang (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang