Chap 14

490 60 2
                                    

Suasa bising di pub tidak bisa menyaingi kegalauan di hati Chao Dalam beberapa hari ini, hidupnya berubah kacau. Semua gara-gara kehadiran ibu tirinya dan Plan. Chao melihat orang orang disekitarnya yang terlena oleh musik dan minuman keras. Pikirannya kembali pada masa masa dia bermain bersama ibunya ditaman. Sampai sekarang, di usianya yang sudah dewasa, Chao masih belum bisa menerima bahwa ibu kandungnya telah tiada. Mamanya adalah wanita pertama yang paling dia cintai. Karena papa selalu sibuk di kantor, Chao selalu di tinggal berdua dengan mama.

Chao masih mengingat kelembutan tangan mama ketika menyentuh keningnya, pelukan hangatnya, dan senyumannya. Dia juga ingat ketika wajah mama menjadi pucat karena penyakitnya. Walaupun kebanyakan anak di bawah lima tahun jarang yang bisa mengingat dengan jelas, kenangan akan mama tidak pernah hilang sampai sekarang dari benak Chao.

Chao tidak pernah mencintai wanita lain setelah itu. Masa kuliahnya di AmErika dihabiskan dengan berpesta dan berganti-ganti pasangan. Tidak pernah ada wanita yang berhasil bertahan dengannya lebih dari tiga bulan. Dia beberapa kali drop out dari universitas bukan karena tidak mengikuti pelajaran, tapi lebih untuk membuat ayahnya kesal, sebagai hukuman karena saat mama meninggal papa sedang berada di luar negeri. Dan setahun kemudian, tiba-tiba papa menikahi pengasuhnya, hati chao hancur. Chao berhasil mengusir ibu tirinya, tetapi papa malah mencoba mencari ibu tirinya. Sejak saat itu hubungan mereka tidak pernah harmonis.

Ketika papa memintanya kembali kerumah, Chao tidak pernah mengindahkannya. Saking marahnya, papa menyebut Chao sebagai anak tidak berguna yang tidak memiliki sebuah gelar pun. Chao menantang balik papa dengan masuk sekolah bisnis di Harvard dan lulus dengan predikat memuaskan hanya untuk menunjukkan bahwa dia bisa mendapatkan gelar apa pun yang dia inginkan. Sayangnya Chao tidak akan menggunakan gelarnya untuk membantu perusahaan papa. Hal itu membuat papa senewen. Berbagai macam cara dicoba papa untuk memaksa Chao pulang, tapi tidak berhasil. Akhirnya setelah serangan jantung yang membuat papa berbaring tidak berdaya dirumah sakit, Chao baru menyadari dia tidak tega melihat papa sendirian dan langsung pulang secepatnya.

Chao memutuskan untuk berdamai sementara dengan papa dan bekerja di perusahaan dengan syarat hanya untuk satu tahun. Setelah satu tahun, papa tidak akan memaksanya untuk bekerja lagi. Kini,baru enam bulan, ada dua orang yang masuk untuk mengacaukan kehidupannya.

Chao mengambil dompet dari saku celananya dan membayar minumannya. Suasana hatinya masih kacau, tapi dia memutuskan untuk pulang ke apartemennya. Dia memasuki mobilnya yang di parkir di depan pub,dan baru hendak menyalakan mobilnya saat mobil lain menabrak bagian pinggir kanan belakang mobilnya.

Hatinya makin kesal. Dia keluar dari mobil. "Kau tidak melihat mobilku?!" Bentaknya. "Lampu mobilku sampai penyok begini. Ayo ganti rugi!"

Si pengemudi mobil lain yang berwajah bengis balas membentak. "Enak saja. Mobilku rusak. Kau yang ganti rugi!"

Chao tahu orang tersebut yang bersalah. Mesin mobilnya sama sekali belum dinyalakan. Melihat tampang orang tersebut yang menyeramkan dengan tato disekujur tubuh, kebanyakan orang akan takut. Tapi Chao tidak takut, karena dia yakin dia tidak bersalah.

"Mobilmu yang menabrakku. Aku bahkan belum menyalakan mesin mobilku. Kalau kau mau cari peekara, lebih baik kita selesaikan dengan bantuan polisi saja," Chao menantang orang tersebut.

Si pria bertato kesal setengah mati. "Apa kau tidak tahu siapa aku?"

Teman si pria bertato yang berada didalam mobil keluar, dan dua teman lainnya yang mengendarai sepeda motor mendekat.

"Aku tidak peduli kau siapa. Kau menabrak mobilku. Kau harus membayar ganti rugi,"Chao bersikukuh. Suasana hatinya yang jelek semakin bertambah parah dengan kejadian ini.

1000 Musim Mengejar Bintang (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang