Chap 21

1K 76 7
                                    

Pertahanan Plan langsung runtuh. Air matanya mengalir. Mean berusaha menghapus air mata Plan dengan tangannya.

"Beri aku kesempatan," katanya sambil menggenggam tangan Plan. "Untuk mencintaimu. Menjagamu. Kalau kau tidak bisa mengatakan apa pun sekarang, tidak apa-apa. Aku akan menunggumu. Sampai kau siap. Tapi aku ingin kau tahu, aku tidak akan meninggalkanmu, Plan. Aku tidak akan menyerah untuk mengejarmu. Sampai kapan pun."

Plan membalas genggaman tangan Mean. " Kau bisa berhenti mengejarku mulai sekarang."

Mean tersenyum bahagia. Dia memeluk Plan spontan. Dari balik pintu kamar, Chao mendengar seluruh percakapan mereka. Akhirnya dia bisa memberikan kebahagiaan untuk adiknya.

Mean melepaskan pelukannya. Tubuhnya tetap condong ke arah Plan. Dia menatap wajah Plan lekat-lekat dan mulai menanyakan apa yang Plan inginkan.

"Ceritakan padaku tentang kehidupanmu setelah lulus SMA. Dimana saja kau selama itu. Aku ingin mengetahui semuanya." Pinta Plan.

Saat Mean menceritakan masa-masa kuliahnya di New York, kemudian masa kerjanya di Paris, Plan tersenyum. Ia menatap pria yang dicintainya dengan lembut. Tidak ada lagi dinding tebal yang memagari hatinya. Yang ada kini hanyalah cinta.

Plan 27 tahun.

Plan Maurer (karna ternyata Plan anak Mario Maurer disini, jadi dia pake marga papa nya sekarang) memasuki ruang kerjanya dengan perasaan ringan. Ruangan itu bukan ruang kerja biasa. Tidak ada meja kayu ataupun sekat-sekat disana. Tidak ada komputer. Tidak ada kertas kertas berserakan. Yang ada hanyalah beberapa meja besi panjang dan berbagai peralatan masak. Mejanya bersih dari debu karena Plan memastikan hal itu setiap hari. Terdengar alunan lembut dari permainan cello karya Bach dari earphone di telinganya. Lagu yang sesuai untuk mengawali harinya. Sudah setahun sejak dirinya keluar dari rumah sakit, Mean selalu mendampinginya selama terapi fisik yang melelahkan. Cinta Plan padanya tumbuh semakin kuat. Mean sama sekali tidak keberatan dengan cara berjalan Plan yang timpang. Mean bilang, Plan terlihat sempurna di matanya. Dan Plan mempercayai perkataannya. Mean membawa Plan mengunjungi orangtuanya, kemudian giliran Plan yang mengenalkan Mean secara resmi pada orangtuanya.

Mean membawa Plan ke sekolah mereka dulu. Pergi ke pantai tempat mereka piknik semasa remaja. Plan juga diajak menemui Neena yang sudah menikah dan menjadi dokter spesialis kandungan. Keduanya memutuskan untuk melupakan masa lalu yang tidak mengenakkan diantara mereka, dan memulai awal yang baru. Saat mau berpisah, Neena mengatakan pada Plan bahwa ia senang sekali akhirnya Mean menemukan Plan.

Chao juga mengakui apa yang telah dia lakukan dengan cincin bintang pemberiannya. Dia telah mengambilnya dengan sengaja dan membuat Plan menemui Mean untuk membuat yang baru. Chao bilang saat itulah dia memutuskan untuk mendukung Mean. Ketika Chao ingin mengembalikan cincin bintang tersebut, Plan menggeleng. Ia bilang ia sudah punya cincin yang sama. Ia ingin Chao memberikan cincin tersebut pada orang yang dicintainya suatu hari nanti.

Seperti biasa, Plan sangat menyukai suasana hening di dapurnya saat belum ada siapapun kecuali dirinya. Mulutnya bersiul perlahan mengikuti alunan lembut lagunya. Malam ini Mean akan mengajaknya makan malam. Plan sudah tidak sabar menantikan makan malam tersebut.

Tangan Plan meraih buku resep masakannya. Ia selalu memulai harinya dengan mencoba membuat resep baru ataupun melihat resep-resep lama. Bukunya sudah hampir penuh dengan tulisan resepnya. Saat membuka bukunya, sehelai kertas kecil jatuh dari sana. Plan meletakkan buku resepnya dan membungkuk mengambil kertas tersebut.

Kertas berlipat empat. Plan membukanya.

Lihat ke belakang.

Plan terpaku, lalu berbalik. Ia melihat Mean bersandar di depan pintu dapurnya. Plan tertawa dan melepaskan earphone dari telinganya.

"Kau tidak bilang kau akan datang kesini," katanya mendekati Mean.

"Aku ingin mengejutkanmu," jawab Mean.

"Apakah ada masalah?" tanya Plan. "Kau mau membatalkan janji makan malam kita?"

"Tidak," jawab Mean cepat. "Aku datang kesini untuk hal yang lain." "Apa itu?" tanya Plan sedikit bingung.

Mean mendekati Plan dan menunjukan cincin tujuh bintang karyanya. "Maukah kau menikah denganku?"

Plan tertegun. Ia melihat cincin itu, lalu menatap Mean. Plan tahu Mean serius dengan perkataannya.

Karena tidak mendengar jawaban Plan, Mean berkata lagi, "Tolong jangan membuatku menunggu seribu musim sampai kau mengatakan ya."

Perlahan-lahan senyum Plan mengembang. "Bagaimana kalau menunggu satu musim saja?" "Apakah kau..." Mean terlihat senang.

Plan mengangguk. "Ya. Aku mau menikah denganmu."

Mean langsung memeluknya. "Oh, Plan... kau baru saja membuatku menjadi pria paling bahagia di dunia ini."

Plan melepaskan pelukan Mean."Aku juga bahagia. Aku mencintaimu, Mean."

Mean menatap Plan lekat-lekat. "Itu pertama kalinya kau mengatakan kau mencintaiku. Aku senang kau mengatakannya padaku sekarang."

Plan sungguh tak sanggup berkata saat tangan kirinya diraih oleh Mean dan cincin bintang itu disematkan di jari manisnya.

Plan memandangi tangan kirinya. Dua cincin bintang berada di sana. Keduanya karya Mean. "Kau juga membuatku menjadi orang paling bahagia hari ini..."

Selama beberapa saat keduanya saling tatap. Tanpa Plan sadari, tangan kiri Mean telah meraih pinggangnya, dan tangan kanan pria itu membelai pipinya. Tangan Mean bergerak dengan lembut, dan merengkuh kepala Plan hingga ujung hidung mereka bersentuhan.

Plan menutup mata. Dirasakannya bibir Mean mengecup keningnya, kedua alisnya, puncak hidungnya. Dan sebelum Plan sempat berfikir, bibir Mean telah berlabuh di bibirnya. Menciumnya dengan hangat dan lembut.

Setelah beberapa saat yang mereka sendiri tak tahu sudah berlangsung lama, bibir mereka berpisah. (emang gak ada staf restoran yang ngintip gitu? Kan di dapur restoran. Arsh, maafmaaf).

"Plan, terima kasih karena kau bersedia berada di sisiku selamanya."

Plan tersenyum manis. "Aku akan selalu bersamamu sepanjang musim, Mean...."




-The End-





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

1000 Musim Mengejar Bintang (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang