Chapter 1

2.7K 193 30
                                    

Happy Reading

!Typo berserakan!


Gadis cantik sedang menggoes sepeda nya untuk pulang ke rumah, dengan penuh rasa kebahagiaan dan keceriaan yang terpancar pada raut wajah.

Namun, seketika raut wajahnya berubah. Saat sampai ia mendengar teriakan seseorang dari dalam rumahnya.

Ia terkejut, menutup mulut dengan tangannya sendiri saat melihat sesuatu dengan mata kepala nya. Ibu nya, sosok wanita paruh baya itu tergeletak bersimbah darah di ruang tamu. Sosok lainnya berdiri dengan menggepal kan tangan kuat dan di tangan lainnya sebuah pisau berlumur darah.

Sedangkan adiknya meringkuk di belakang sofa yang otomatis berhadapan langsung dengannya. Dengan segera adik laki-laki nya menghampiri dan memeluk, tangis nya pecah.

Trank

Pisau itu dilempar begitu saja ke lantai, si gadis masih menatap lurus, apa lagi sekarang yang akan ayah nya lakuan.

Dia ke gudang lalu kembali lagi dari sana dengan kantung jenazah berwarna kuning. Apakah ia mendapatkannya dari rumah sakit tempat gadis itu bekerja?

"Tetap disana"

Baru saja ingin melangkah, suara interupsi dari ayahnya terdengar. Dia sudah tau keberadaan anak sulungnya itu setelah menghabisi istrinya. "A-ayah.."

"Tutup mulut mu, dan bawa adik mu ke kamar"

"Satu lagi, jika kalian membuka suara, ku pastikan kalian akan segera melihat Ibu tersayang kalian ini di sana"

Gadis itu menurut lalu segera berdiri dan merangkul pelan adiknya yang masih menangis sesegukan. Dia berusaha, menenangkan adiknya, namun tangis nya ikut pecah saat melewati jenazah ibu nya yang sudah di pindahkan ke kantong jenazah.

Entah apa yang terjadi, semua terjadi begitu cepat . . . . .



Kringgggg!!!!!





Kringggg!!!!




Kringgg!!!!





Brakk

Ia menjatuhkan alarm pagi yang membangunkannya lalu mengambilnya lagi, "jam berapa sekarang?"

Dengan mata setengah terbuka ia melihat jam di nakas, "aigoo aku kesiangan" Dengan cepat ia meloncat dari tempat tidur menuju kamar mandi.

Setelah selesai ia segera turun dan menuju dapur. Adiknya disana dengan keadaan lesu dan rambut acak-acakan. Sepertinya ia baru bangun.

"Belum mandi? Kau akan terlambat masuk nanti"

"Whoaaaammm" Dia menguap sembari memangku dagu dengan tangan kanannya di meja pantry dapur. "Noona, siapa yang sekolah di akhir pekan?"

Iya juga, "ah begitu"

"Aku akan makan roti, noona makan saja nasi nya, aku tau kau terlambat bangun"

"Neomu kiyowo" Ia mencubit gemas pipi tirus adiknya, berbeda dengan pipi tembam yang ia miliki sejak lahir.

"Noona, aku sudah besar. Hentikan"

Dia terkikik saat adiknya kesal, bagaimana pun adiknya nya ini akan selalu menjadi anak kecil saat bersama nya. "Arraseo, sudah besar dan memiliki kekasih"

Pipi sang adik bersemu merah, malu saat ia di goda oleh noona nya, "noona, geumanhae"

"Baiklah, tapi maaf ne, noona sangat terburu-buru. Jadi noona makan roti mu saja"

[5] Broken | Kaisoo GS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang