Chapter 18 | Why Is He So Worried?

136 7 2
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

"Kau menyukainya?"

Mendengar suara Severus, Charity langsung spontan menoleh ke sumber suara. Severus tepat berdiri di ambang pintu dengan tubuhnya yang bersandar dan kedua tangannya dilipat di depan dada.

"Apa yang kau lakukan?" tanyanya ketus.

"Tidak, aku hanya ingin memastikan bahwa kau nyaman berada di penthouse-ku," sahutnya.

Charity tak menjawab namun dalam hatinya tentu saja dia nyaman berada di penthouse megah ini.

Charity bangkit dan memposisikan dirinya untuk duduk, "Bagaimana dengan Carlos?" tanyanya.

Severus memutar malas bola matanya, "Berhentilah bertanya tentang Carlos," jawabnya.

Dia menggeleng, "Tidak, tidak. Aku hanya ingin tahu," kata Charity.

"Dia tinggal di apartemen selama di New York," ujar Severus.

"Syukurlah."

Severus menaikkah kedua alisnya, "Syukurlah apanya?" tanyanya.

"Syukurlah kau memberikannya fasilitas yang pantas untuknya," ucap Charity.

"Tentu saja. Aku adalah pria yang sangat baik hati kau tahu," ucap Severus sambil tertawa.

Charity memutar bola matanya, "Terserah kau saja," ucap Charity kemudian kembali merebahkan tubuhnya.

•••

Pagi ini Charity bangun, tubuhnya terasa sangat lelah. Tetapi syukur saja tidurnya tadi malam sangat nyenyak.

Dia keluar dari kamarnya dan turun ke lantai satu. Charity melihat keberadaan Severus namun dia tak ada.

Benar kata Dorothy bahwa penthouse ini sangat luas. Dan juga ada kolam renang di halaman samping penthouse ini. Sudah lama dia tak berenang.

"Dorothy," panggilnya.

Dengan segera Dorothy langsung muncul di hadapannya. Seperti jinny saja.

"Selamat pagi, Charity. Kemarilah, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu," ucap Dorothy kemudian menggiring Charity ke meja makan.

Rauh wajahnya kagum, bahkan dapur dan ruang makannya saja sebesar ini.

Dorothy sudah menyiapkan piring untuk Charity. Gadis itu melihat makanan yang ada di atas meja. Steak. Itu adalah kesukaan Charity.

"Apakah kau yang memasaknya?" tanya Charity.

Dorothy mengangguk, "Cobalah."

Charity duduk dan menyuap steak yang di buat oleh Dorothy. Dia tersenyum, rasanya sungguh lezat.

"Ini sangat lezat Dorothy, kau sangat hebat," puji Charity.

"Terima kasih, Charity."

Gadis itu melihat sekeliling, tersadar bahwa dia belum menemukan Severus sedari tadi.

My CEO Boss [#1 LEADERSERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang