My CEO Boss [#1 LEADERSERIES]

Chapter 20 | Is He Mad?

¤¤¤

CHARITY

Aku beranjak dari tempat tidur dan memutuskan untuk mandi air hangat pagi ini.

Pagi yang dingin menyelimuti kota New York seharusnya membuatku malas untuk bangun dari tidurnya.

Namun yang terjadi adalah aku tak dapat tidur dengan nyenyak tadi malam. Kepalaku dipenuhi dengan Severus, Severus, dan Severus.

Setelah selesai mandi aku bersiap turun untuk mencari Dorothy. Aku harus mengganti perban yang ada di tanganku ini.

Aku membuka pintu kamar dan di waktu yang bersamaan, Severus berjalan melewati kamarku.

Severus berjalan lurus dan menuruni tangga seakan-akan dia tak melihat diriku.

Batinku terus bertanya-tanya dan takut jika Severus marah kepadaku.

Namun apa peduliku? Dan mengapa aku takut jika Severus marah? Aneh.

Aku menggelengkan kepala berusaha mengusir pikiranku yang tidak-tidak mengenai Severus.

"Severus," panggilku.

Namun Severus tak menjawab panggilanku. Dia tetap berjalan seakan-akan tak mendengar bahwa aku memanggilnya. Aku mulai takut, sepertinya Severus marah.

"Apa perkataanku terlalu berlebihan tadi malam?" tanyaku pada diri sendiri.

"Selamat pagi, Charity," sapa Dorothy.

Aku menghampirinya, "Selamat pagi, Dorothy," sapaku.

Aku menatap nanar kepergian Severus dan di waktu yang bersamaan seseorang datang. Itu Carlos.

Akhirnya aku bertemu Carlos. Meskipun terakhir kali kita bertemu adalah kemarin, namun rasanya seperti sudah lama tak bertemu dengannya.

Carlos memberikan salam kepada Severus dan mereka seperti membicarakan sesuatu. Entah apa itu.

Carlos melihatku, "Hei, Carlos," sapaku sambil melambaikan tangan.

Severus tak menoleh sedikit pun dan dia pergi meninggalkan Carlos. Kemudian Carlos berjalan mengarahku.

"Charity, aku akan menyiapkan sarapan untukmu," ujar Dorothy dan aku mengangguk mempersilahkannya.

"Hei, Charity. Bagaimana kabarmu?" tanya Carlos.

"Aku baik-baik saja. Kau sendiri?" tanyaku balik.

"Tentu, aku baik-baik saja," sahut Carlos.

"Apakah kau sudah sarapan? Kemarilah, bergabung denganku dan Dorothy," ajakku.

"Tetapi aku memiliki tugas yang harus diselesaikan," ujarnya.

Aku mengangkat kedua alisku, "Tugas? Tugas apa?" tanyaku.