"Kenapa kau menatapku dengan begitu cemas, Jung?". Laki-laki tampan bergigi kelinci itu menoleh sambil menaikkan alisnya.
"Aku sangat cemas padamu, sobat. Vitalitasmu sudah dihisap dari tubuhmu". Sedangkan rekannya yang tengah menyetir itu hanya menatap datar padanya.
"Pernikahan adalah akhir hidupmu—".
"Kuanggap itu sebagai sebuah awal, Jung!". Rekannya memotong pernyataan skeptis lelaki di sampingnya.
"Kiamat!".
"KEBANGKITAN!".
"Pengekangan!". Laki-laki itu lagi-lagi menatap kasihan pada rekannya yang sibuk berkonsentrasi menyetrir itu.
"Bukan, Jung. Itu dinamakan Sebuah struktur—".
"Menerima perintah dari seorang wanita". Laki-laki itu menghela napas kasar.
"Itulah yang disebut sebuah hubungan. Kehidupan pernikahan, adalah sebuah langkah membangun keluarga. Lagipula, Siapa yang mau mati sendirian?". Kalimat terakhirnya agaknya sedikit menyindir laki-laki yang sibuk memandangi jalanan dari jendela mobil.
"Oh, woaw... Jadi, kita akan menikmati pesta bujang malam ini, kau akan menikah... memiliki keluarga, dan aku... akan mati sendirian". Balasnya sarkastik sambil mengernyitkan dahi seolah ucapan temannya tadi sangat menyinggungnya.
"IYa Jung, berhentilah merengek dan terima saja keputusanku untuk menikahi Yerin!". Lelaki di sampingnya hanya mendengus kesal sebagai respon.
Keduanya memasuki bar yang sudah terlihat penuh itu dengan ekspresi dingin. Mereka berpapasan dengan seorang laki-laki tinggi berambut blonde dalam perjalanan menuju mejanya.
"Apa anak-anak lain sudah berkumpul, Namjoon-ssi?". Laki-laki itu mengangkat jempolnya.
"Ya, mereka sangat antusias ingin bertemu calon pengantin ini". Lelaki bernama Namjoom itu menepuk pelan lelaki di depannya, kemudian pandangannya tertuju pada seseorang di sampingnya.
"Oh, lihatlah siapa ini? Jeon Jungkook... tak kusangka akan melihatmu disini. Kupikir menghadiri acara ini akan membuang-buang waktumu, benar?". Laki-laki itu hanya menyunggingkan senyum tipisnya.
"Otakku akan terus bekerja meski tubuhku sedang menari seperti orang gila disini". Ucapannya disambut gelak tawa Namjoon.
"Kau masih sama seperti dulu. Kurasa kantormu benar-benar membuat keputusan yang tepat karena merekrut seorang pegawai yang kompeten sepertimu. Ah, ayo kesana sebelum Seokjin membuat Taehyung menggila". Namjoon menggiring Jungkook ke meja yang sudah penuh berisi teman-temannya yang lain.
Dimeja itu sudah duduk melingkar rekan-rekannya semasa sekolah menengah dulu. Ada Kim Seokjin si dokter spesialis anak yang tampan. Min Yoongi, seorang co-pilot yang berwajah dingin. Kim Namjoon si perwira angkatan laut yang berwibawa. Jung Hoseok seorang pembalap yang tengah naik daun. Di seberangnya ada Park Jimin, seorang CEO perusahaan elektronik dan pria yang tadi datang bersamanya, Kim Taehyung, si idola tampan yang baru saja comeback dengan album solo yang langsung melejit hingga mancanegara, pria yang menjadi artis utama di pesta bujangan malam ini, yang besok pagi akan melangsungkan upacara pernikahannya dengan seorang dokter hewan teman Seokjin semasa kuliah, Jung Yerin.
Ah, melihat mereka semua seketika mengingatkan Jungkook akan realita yang menamparnya. Ya, mereka semua sukses dengan caranya sendiri. Baik karir maupun asmara. Hanya dirinya yang sampai saat ini masih stuck disini. Karirnya sebagai detektif konsultan memang menanjak dengan cemerlang, tapi urusan hatinya malah jalan di tempat.
Hanya dirinya yang masih sendiri saat ini, sedangkan keenam temannya itu sudah memiliki pasangan hidupnya. Menyadari realita itu lagi-lagi membuat Jungkook menghela napas berkali-kali. Membuat pria yang duduk disebelah kirinya menahan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SPECIAL] YUJU FANFICTION
FanfictionBook yang didedikasikan khusus buat Choi Yuju dan para degem-annya Edit: Judul awal: A Shadow in The Mews