Jeon Jungkook duduk di atas pasir pantai dan memandangi birunya air yang berkilauan di depannya. Ia mengenakan setelan serba hitam dan topi bucket yang melindungi kepalanya. Lelaki itu termasuk generasi yang kolot, yang percaya orang harus melindungi dirinya sendiri dari matahari. Nyonya Kim -isteri Kim Namjoon- duduk di tengah antara Jungkook dan suaminya. Wanita itu terus bercerita random tanpa jeda. Kontras sekali dengan kepribadian Namjoon yang pendiam dan cenderung dingin.
Wanita itu mengenakan bikini yang hanya menutupi bagian dada dan kemaluannya. Sesekali ia menghentikan celotehannya karena harus mengoleskan minyak pada kulitnya yang berwarna pucat. Sementara suaminya, Kim Namjoon hanya berbaring menelungkup pada kain yang digelarnya di atas pasir.
"Sayang, tolong. Di bawah tulang belikat kanan. Tanganku nggak sampai ke situ". Namjoon berganti posisi menjadi duduk tegak, lalu melakukan perintah isterinya.
Sementara Jungkook di sebelahnya hanya menahan tawanya melihat Namjoon pasrah mengikuti perintah isterinya. Nyonya Kim yang memang suka sekali bergosip, kembali berceloteh sesaat setelah suaminya selesai mengoleskan minyak pada punggungnya.
"Aku benar kan tentang wanita itu, yang memakai setelan serba 'Gucci'. Dia memang si Choi Ji Na, ah maksudku Park Ji Na. Aku langsung mengenalinya dalam sekali tatap. Dia wanita yang luar biasa sekali, ya? Maksudku, aku jadi paham kenapa para pria itu tergila-gila padanya. Karena itu memang 'tujuannya'. Oh iya, orang-orang yang baru tiba semalam bermarga Lee, sang suami adalah seorang desaigner papan atas Korea Selatan".
"Nampaknya orang-orang sedang berbulan madu, ya?". Namjoon menyela tanpa berpikir, namun isterinya langsung menggeleng dengan gaya mirip pembawa acara berita gosip yang berpengalaman.
"Nggaklah, baju mereka nggak cukup baru. Kita selalu bisa bedain mana pengantin baru! Tidakkah menurut anda memperhatikan orang-orang itu hal yang paling menyenangkan di dunia, tuan Jeon? Kita bisa menemukan hal-hal unik tentang mereka hanya dengan memandangi mereka".
"Bukan hanya memandangi, sayang. Kau juga mengajukan banyak sekali pertanyaan!". Namjoon kembali menyela.
"Aku bahkan belum berbicara dengan keluarga Lee itu". Nyonya Kim terlihat sedikit kesal pada Namjoon.
"Sifat manusia benar-benar menawan. Benarkan, tuan Jeon?". Kali ini wanita itu terdiam cukup lama untuk menunggu jawaban dari Jungkook.
"Tergantung". Jawab Jungkook tanpa mengalihkan pandangannya dari air biru di depannya.
"Ah, tuan Jeon. Kurasa nggak ada yang begitu menarik perhatian dan begitu nggak bisa ditebak seperti manusia!".
"Nggak bisa ditebak? Nggak juga". Jungkook menyela cepat.
"Itu benar loh. Ketika kita merasa sudah mengenal seseorang dengan baik, tiba-tiba dia melakukan sesuatu yang tak terduga". Jungkook menggeleng dengan dramatis.
"Nggak, nyonya. Itu tidak benar. Jarang sekali seseorang melakukan sesuatu yang nggak sesuai dengan wataknya. Hingga akhirnya malah jadi membosankan".
"Aku sama sekali nggak sependapat dengan anda, tuan Jeon!". Nyonya Kim nampak terdiam selama beberapa menit setelah menyangkal argumen Jungkook.
"Begitu melihat seseorang, aku mulai berpikir tentangnya. Dinamika kehidupannya, bagaimana hubungan dirinya dengan yang lain, apa yang dia pikirkan dan rasakan. Aduh, sungguh sangat memdebarkan, bukan?".
"Kurang tepat, nyonya". Jungkook berdehem.
"Sifat seseorang seringkali berulang lebih daripada yang kita bayangkan". Jungkook terlihat merenung.
"Laut... adalah sesuatu yang beragam sifatnya, secara subyektif". Namjoon menoleh ke arah Jungkook.
"Menurutku, manusia cenderung memperlihatkan kembali pola-pola tertentu, pola-pola dalam bentuk klise".
KAMU SEDANG MEMBACA
[SPECIAL] YUJU FANFICTION
FanficBook yang didedikasikan khusus buat Choi Yuju dan para degem-annya Edit: Judul awal: A Shadow in The Mews