"Kenapa muka lo dipake-in masker segala". Dua orang berseragam yang sedang melepas sepatu itu saling pandang."Nih beruang betina tadi di sekolah abis ber—KAMPRET! Sakit, woi!". Pemuda berseragam sekolah itu mengelus tulang keringnya karena baru saja ditendang oleh kakak perempuannya.
"Jangan bilang lo habis berantem lagi?". Gadis itu menatap datar kakaknya yang tengah mengemil kerupuk.
"Bacot!". Laki-laki itu menatap tajam adik perempuannya.
"Bang Cheoll kok udah di rumah aja? Nggak ngantor?". Si sulung Choi itu mengerutkan keningnya.
"Lo ngelindur apa gimana, Mbin? Ini kan udah jam 5". Soobin meringis geli.
"Emosian lo bang, kek perawan. Kaboooorrrrr!!!". Sepasang sandal melayang ke arah perginya Soobin.
"Na, sini deh!". Gadis yang sedang meneguk air dari gelas itu hanya melirik kakaknya, tapi juga menuruti perintah sang kakak.
"Lo berantem sama Younghoon?". Yuna hanya diam.
"Dia tadi chat gue, nanyain kabar lo padahal kalian duduk sebangku. Jadi gue tau pasti ada sesuatu di antara kalian". Yuna mendengus kesal.
Beberapa hari lalu Yuna dan Yerin memang sempat adu mulut dan berujung mulut ember Yerin membeberkan semuanya pada Younghoon. Termasuk perasaan Yuna pada laki-laki itu. Ya, Yuna menyukai sahabat sejak kecilnya itu. Bahkan selama bertahun-tahun bersama, dia selalu pandai berkilah. Hingga Younghoon sama sekali tidak menyadarinya.
Dan tepat seperti dugaan Yuna, laki-laki itu menghindarinya setelah tahu Perasaannya, bahkan suasananya mendadak canggung ketika mereka bertemu. Buntutnya adalah ketika pacar 'baru' Younghoon melabraknya kemarin dan Yuna dalam kondisi sedang emosi. Akhirnya Younghoon benar-benar malas terhadap Yuna.
"Gue nggak sengaja ngedorong ceweknya". Seungcheol membulatkan matanya.
"Woi! Astaga! Lo kesurupan apaan sih, Na? Nih ya, elo tuh beda dari cewek-cewek normal lainnya". Seungcheol sepenuhnya menghadap Yuna.
"Jadi selama ini lo belajar bela diri buat gaya-gayaan, gitu?". Seungcheol memijat pelipisnya.
"Bang, gue cuma nggak sengaja dorong. Bukan mukulin dia".
"Sama aja! Udah minta maaf lo sama tuh cewek?". Yuna menggeleng.
"Tapi gue udah dihukum sama komite disiplin". Lanjut Yuna, Seungcheol menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Lo harus minta maaf sama tuh cewek. Lo kira di dorong nggak sakit? Yang lebih sakit itu mental dia—".
"Bang, dia cuma lecet dikit. Gue bahkan lebih parah. Dan gue bukan yang memulai pertengkaran". Seungcheol menatap langsung kedua mata adiknya.
"Na, denger. ini bukan perkara siapa yang duluan atau siapa yang salah. lo ngerti kan kenapa 'berterima kasih' dan 'meminta maaf' itu sulit?". Yuna terdiam.
"Karena manusia cenderung merasa dirinya benar. Lo inget kan pesan terakhir mendiang ayah kita? Berterima kasihlah setiap lo dapet kemudahan dalam setiap urusan, dan mintalah maaf terlebih dahulu buat menghentikan permasalahan".
"Minta maaf nggak berarti lo lemah atau jadi pecundang. Justru dengan minta maaf, lo bakal jadi pemenang sejati. Karena apa? Karena lo punya hati yang lebih besar dan tulus buat mutus konflik. Jadi, besok lo kudu minta maaf, ngerti?!". Yuna malah menangis sambil memalingkan wajahnya. Kedua tangannya menggenggam erat rok sekolahnya.
"Apa perlu gue minta Younghoon nemenin?". Seungcheol menyentuh lengan kanan Yuna, namun ditepis oleh gadis itu.
"Nggak usah!". Yuna langsung bangkit berlari memasuki kamarnya dan membanting pintunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SPECIAL] YUJU FANFICTION
FanficBook yang didedikasikan khusus buat Choi Yuju dan para degem-annya Edit: Judul awal: A Shadow in The Mews