04.30 PM

226 27 4
                                        

"Aku terus berdoa pada Tuhan agar kelak bisa mendampingimu di dunia nyata."

Ryeowook menggaris bawahi kalimat itu. Selama beberapa hari, ia memang sempat menyinggung soal keingintahuannya mengenai sosok Kyuhyun yang sebenarnya. Gadis itu mengatakan, ia hanya bisa merasakan kebersamaan ini hanya ketika bermimpi.

Kyuhyun juga tampak tak terkejut. Ia tersenyum. Terus menutupi kenyataan bahwa ia tidak nyata adalah kejahatan. Tapi, satu hal yang bisa ia yakinkan pada Ryeowook.

"Aku harap kau tidak menganggap rasa cintaku ini sebagai bunga tidur." kata Kyuhyun.

Ryeowook menyanggah hal itu. Berada di sisi Kyuhyun merupakan satu hal yang paling membahagiakan setelah hatinya merasa terluka.

"Aku senang bisa merasakan mimpi seindah ini." Ryeowook memeluk tubuh Kyuhyun. Mereka sedang duduk di taman belakang rumah.

.

.

"Apa tidak akan ada malam selama aku menjalani mimpiku?" Itulah satu hal yang membuat Ryeowook penasaran. Setelah kini sudah berminggu-minggu menjalani hari dalam dunia bawah sadarnya.

"Aku juga tidak tau. Setiap hari hanya seperti ini. Hanya ada pagi, siang, dan sore. Waktu seakan terulang kembali ketika jam menunjukan pukul setengah lima sore."

Setelah mengatakan hal itu Kyuhyun mendaratkan bibirnya di pipi tirus Ryeowook. Satu kecupan yang membuat pipi itu merona.

"Aku akan terus berada di sampingmu." Bisik Kyuhyun kemudian yang Ryeowook secara ajaib langsung mempercayainya.

.

.

"Kau sudah terlalu jauh Wook!" Koreksi Yoona ketika mendengar sahabatnya sedang membicarakan sosok Kyuhyun. "Kau baru saja mengatakan sedang jatuh cinta dengan sosok di 'mimpimu'. Apa kau sudah hilang akal?"

Ryeowook pun melipat tangannya di depan dada dan menghela napas berat. Ia kira Yoona akan mempercayainya.

"Semua jadi aneh semenjak kita pulang dari hutan itu." Keluh Yoona.

Ryeowook pun seperti mengiyakan dalam hati. Kehadiran Kyuhyun bukan malah menganggunya. Tapi, ia merasa ada orang yang begitu mencintainya.

"Kita akan ke paranormal atau perlu meminta gereja untuk melakukan exorcism dirumahmu." Yoona kali ini sibuk dengan ponselnya untuk mencari nama yang bisa di mintai tolong dalam hal ini.

"Kau mengira Kyuhyun adalah hantu?"

"Tentu saja. Hantu yang membuat sahabatku menjadi gila."

Ryeowook yang merasa kesal pun meninggalkan ruang kelas itu, meninggalkan Yoona tanpa pamit. Melihat sahabatnya pergi, Yoona merasa bersalah. Ia pun mengejar langkah mungil gadis itu.

"Wook maafkan aku. Kita lupakan saja soal aku menyebut Kyuhyun adalah hantu. Aku hanya merasa khawatir padamu." Ucapannya membuat langkah Ryeowook berhenti. Ia memandangi wajah sahabatnya yang memelas.

"Kau tau aku masih waras kan?"

"Iya. Aku memang belum bisa percaya dengan kebaikan si Kyuhyun ini. Tapi, kau harus berjanji untuk tidak terlalu hanyut dalam mimpimu. Kau harus kembali pada hal-hal yang nyata."

When We Were UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang