Yesung menghentakan kakinya tak sabar ketika menunggu Ryeowook yang harusnya sudah landing belasan menit lalu. Ia sangat merindukan gadis mungil itu. Berbicara lewat chat atau video call tidak membuatnya begitu puas.
Akhirnya sosok yang dinantinya pun datang dengan membawa troli berisi koper. Ryeowook juga terlihat menangkap kehadiran Yesung. Mereka saling melempar senyum.
Spontan Yesung memeluk Ryeowook erat. Baginya tiga hari bagaikan setahun. Harum dari surai lebat gadis itu sudah menjadi candu baginya. Bagaimana bisa ia begitu merindukan Ryeowook?
"Kau pasti lelah. Ayo, kita segera pulang!" Ajak Yesung yang langsung mengambil alih seluruh barang bawaan Ryeowook.
.
.
Kyuhyun seperi tidak semata-mata menerima pamit dari Ryeowook setelah gadis itu menolak untuk diantar pulang bersamanya. Katanya sudah ada yang mengantar.
SIAL!
SIAPA?!
Rasa penasarannya mencuat, setelah mengambil koper gadis itu seperti menghilang dari pantauannya.
"Kau serius ingin melanjutkan sesi terapi di Korea?" Tanya Suho setelah memandangi Ipad untuk waktu cukup lama.
"Yup. Sepertinya itu ysng terbaik. Kalau tidak salah dokter di John Hopkins itu punya kenalan di Seoul. Tapi, aku lupa siapa namanya."
Suho langsung merasa, itu adalah tugasnya untuk mencari tau. Bukan hal yang sulit, mengingat ia adalah Sekretaris dari seorang Eksekutif Muda dengan banyak koneksi.
"Ingin mulai kapan?"
"Secepatnya, begitu kau mendapat kontaknya. Kau bisa langsung atur waktunya."
Belakangan ini ia memang mendapat tugas yang cukup aneh. Sederhananya, ia merasa kalau Kyuhyun sedang tertarik dengan salah satu karyawannya.
Nona Kim Ryeowook, gadis yang baru saja lulus masa pelatihan di perusahaan terbesar di Korea Selatan. Latar belakang gadis itu juga tidak bisa di remehkan. Banyak yang bilang kalau ayahnya juga seorang pemilik perusahaan, meskipun tidak sebesar tempat kerjanya sekarang.
Suho sudah lama mengenal Kyuhyun. Ya kurang lebih sekitar tujuh tahun lalu, ketika Suho mulai mendapat jabatan sebagai seorang Sekretaris untuk anak tunggal Presdir Cho yang akhirnya bergabung di perusahaan itu. Salah satu prestasi yang cukup membanggakan untuk anak muda sepertinya.
Hampir semua aspek kehidupan Kyuhyun ia mengetahui seluk beluknya. Dari mulai keluarga, gaya hidup, kepribadian, sampai asmara.
Kyuhyun bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta. Itulah yang membedakannya dengan anak orang kaya lainnya.
Perjalanan hidupnya tidak mudah, terutama sekitar hampir dua tahun lalu. Ketika kecelakaan tunggal menimpanya. Membuatnya berada di antara hidup dan mati untuk waktu lama.
Mobilnya ringsek, hampir jatuh ke jurang. Jalanan yang sepi membuat Kyuhyun harus bertarung dengan rasa sakit untuk waktu yang lama. Malam itu, hujan juga turun begitu deras. Jalanan sangat licin sehingga membuat orang-orang enggan bepergian.
Posisi Suho kala itu juga tidak kalah sulitnya. Ia harus memberi semangat pada Presdir Cho dan bekerja sama dengan Sekretaris pria paruh baya itu agar atasan mereka tidak patah harapan.
Kecelakaannya fatal, membuat beberapa cedera serius menimpa Kyuhyun. Selang dua hari di rumah sakit terbaik Seoul, ayahnya pun langsung membawa anaknya ke Amerika untuk pengobatan yang lebih serius.
Ia mengerahkan semua koneksinya agar bisa membawa Kyuhyun ke luar negeri meskipun itu sangat beresiko.
Ketika keajaiban datang, pertama kali baginya melihat Presdir Cho bersujud syukur pada Tuhan. Ia merayakannya dengan beramal besar-besaran. Seluruh karyawan di perusahaan pun mendapat tambahan bonus. Entahlah apa itu cara orang kaya bersyukur.
Sewaktu Suho datang menjenguk seperti biasa, ia hanya berdua di ruang rawat bersama Kyuhyun yang kondisinya belum stabil.
"Aku mencintaimu."
Samar terdengar ia mendengar hal yang membuatnya bingung. Apa baru saja itu pernyataan untuknya atau Kyuhyun sedang mengigau?
Di lihatnya Kyuhyun menitihkan air mata. Suho menatapnya lekat-lekat. Siapa gadis yang sedang di bayangkan Kyuhyun?
Kemudian Suho juga menjadi salah satu orang yang mendampingi Kyuhyun menjalani sesi terapi pemulihan. Dimana fisik dan psikis seseorang yang habis koma pasti perlu di pulihkan kembali.
Presdir Cho mengerahkan Psikiater terbaik di Amerika untuk membuat anaknya tidak lagi trauma dan bisa beraktivitas normal. Ia juga tidak mengizinkan Kyuhyun berkendara sendirian.
.
.
"Apa pejalanan bisnismu menyenangkan?" Tanya Yesung ketika ia dan Ryeowook berhadapan di meja makan.
Pemuda itu terlihat antusias menyiapkan makan malam. Dengan bahan seadanya, ia membuat omelet dan sup. Selagi Ryeowook mandi dan mengeluarkan beberapa buah tangan dari kopernya.
"Cukup menyenangkan." Jawab Ryeowook yang juga kembali mengingat kebersamaannya bersama Kyuhyun.
"Apa atasanmu memperlakukanmu dengan baik? Apa pertemuannya juga berjalan lancar?" Yesung sudah persis seperti seorang wartawan yang menyerang Ryeowook dengan banyak pertanyaan.
Ryeowook memang belum menceritakan apapun mengenai atasannya. Lebih tepatnya belum sempat, karena belakangan ini Yesung yang lebih banyak bercerita.
"Iya, dia baik. Dia benar-benar memperlakukanmu dengan baik. Pertemuan itu juga menghasilkan kesepakatan yang baik."
Yesung pun mengusap surai Ryeowook dengan lembut. Layaknya seorang kakak yang mengatakan 'kerja bagus' pada adiknya.
"Oppa sendiri bagaimana?"
Yesung ingin sekali langsung blak-blakan mengatakan apa yang ia rasakan pada Ryeowook. Ia juga ingin mengutarakan niat untuk menikahi gadis itu dengan serius.
Tapi, saat itu juga ia teringat kata-kata Hyungsik soal Ryeowook yang mungkin masih mencintai orang lain.
"Semua berjalan lancar."
Akhirnya ia kembali mengurungkan niatnya. Mungkin ia akan melakukannya setelah hatinya bisa tenang.
.
.
Pagi hari Kyuhyun tidak datang langsung ke kantor. Tujuan utamanya pagi ini adalah Klinik seorang dokter rujukan dari Psikiaternya di Amerika.
"Hai, aku Cho Kyuhyun. Senang bertemu denganmu." Sapanya pada seorang pemuda yang juga menyambutnya dengan hangat.
"Park Hyungsik."
Mereka berjabat tangan lalu duduk di sofa berwarna cokelat tua di ruangan itu. Kyuhyun cukup terkejut kala melihat dokter hebat yang di katakan itu ternyata masih muda. Berbeda dengan dokter yang menanganinya di Amerika selama ini.
"Kau pasti sudah memeriksa berkasku."
Hyungsik mengiyakan. Lebih tepatnya ia sudah melewati fase terkejut ketika melihat apa yang sudah di lewati Kyuhyun, pasien barunya. Ia terus berpikir apakah ini kebetulan atau memang suratan takdir.
"Apa keluhanmu belakangan ini?"
Kyuhyun merasa tak yakin bisa menceritakannya, karena mungkin akan terdengar konyol. Dokter sekelas Hyungsik bisa saja tidak mempercayainya. Tapi, Suho mengatakan kalau testimoni dari banyak pasien kelas berat, Hyungsik adalah yang terbaik.
"Insomnia dan sekalinya aku tertidur, mimpinya selalu aneh." Ia teringat betul ketika baru terlelap setengah jam, tubuhnya langsung terbangun dengan kepala yang sakit. Ya, bayanganya Ryeowook kembali datang.
"Disini di katakan kau pernah mengalami koma selama beberapa bulan. Rekanku juga mengatakan kau tidak ingat apapun termasuk soal kecelakaan itu." Hyungsik berdiri dan mengambil sesuatu dari laci meja kerjanya, lalu kembali dan memberikannya pada Kyuhyun.
"Pasti akan terdengar tidak masuk akal. Tapi, aku berharap kau terbuka pada beberapa kemungkinan."
T B C
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Were Us
FanfictionRyeowook penasaran dengan sosok Kyuhyun yang selalu muncul dalam setiap mimpinya. "Apa kita akan terus bersama?" Hai readers.... Kali ini aku membawakan FF Kyuwook lagi dengan tema FANTASI hehehe FF ini main pairnya Kyuwook yah dan so pasti ini GS...