Heart

191 30 5
                                    

"Tuan Kim, aku ingin melamar putrimu."
.

.

Keheningan masih mengisi ruang tamu, Tuan Kim melempar tatapannya pada Ryeowook yang masih terperangah.

"Aku sudah membuktikan hasil kerja kerasku padamu dan aku yakin bisa menjamin kebahagiaan putrimu." Ryeowook ingin sekali menutup mulut mantan kekasihnya itu. Ia pikir setelah tidak saling berkabar,  Yesung telah melupakannya.

"Ayah..."

"Sepertinya aku terlalu kejam pada kalian berdua dan kurasa inilah saatnya, kau telah membuktikan kau layak."

Ryeowook merasa ayahnya akan membuat keputusan yang buruk. Ia pun menarik lengan Yesung keluar rumah.

"Yesung oppa!" Bentak Ryeowook yang menahan kekesalannya lewat kepalan tangan. "Aku sudah mengatakan hubungan kita berakhir."

Yesung mengamit tangan itu. "Aku tau kau masih mencintaiku. Hubungan kita masih bisa terus berlanjut. Aku telah membuktikan keseriusanku dengan melamarmu."

Ryeowook meneteskan air matanya, tanpa terasa mengalir begitu saja di pipi tingginya. Matanya memerah, bibirnya bergetar. Kepalan tangannya juga mengeras. "Aku mencintai orang lain."

Saat itu, Yesung mengira Ryeowook hanya menggunakan alasan itu untuk menghindari lamarannya. Tapi, setelah beberapa kali mengamati keseharian Ryewoook, Yesung tidak menemukan satu pun sosok laki-laki pengganti dirinya.

Kali ini Ryeowook mengatakannya di iringi dengan tatapan dalam dan air mata yang berkilau terkena sinar mentari di tengah hari.

"Siapa?" Meski tak siap Yesung tetap harus tau orang yang telah merebut gadisnya. "Siapa orang lain yang kau cintai?!"

Ryeowook tersentak karena Yesung mendesaknya. Ia ingin sekali menyebut nama Kyuhyun. Tapi, akan terdengar tidak masuk akal. Kyuhyun hanyalah roh.

"Siapa dia Kim Ryeowook?!" Yesung menahan buku-buku jarinya yang siang di hantamkan ke dinding. "Semudah itu kau melupakanku? Atau mungkin kalian berkencan di belakangku?"

Tidak ada gunanya bila Ryeowook menjelaskan panjang lebar di sini. Yesung pasti merasa Ryeowook memang sengaja mengatur rencana agar mereka berpisah dan dialah yang menjadi penjahatnya.

Pekerjaan yang menyita waktu dan kejadian tak sengaja ketika ia sedang membahas proyek bersama sekretaris wanita di ruang kerjanya adalah senjata Ryeowook untuk meminta pisah darinya.

"Baiklah jika itu yang kau inginkan. Aku tidak akan membatalkan lamaran ini. Aku akan menundanya sampai ku temukan lelaki yang merebutmu dariku! Jadi ingat, kau itu masih kekasihku Kim Ryeowook."

Ryeowook tidak bisa mengatakan apa pun. Ia hanya berdiri kaku karena selama ini Yesung memang yang selalu dominan dalam hubungan mereka.

"Jelas sekali kau tau ibumu sangat menyukaiku dan membuatmu terus berada di sampingku. Kau tidak ingin menyakitinya kan?" Yesung tersenyum puas ketika melihat Ryeowook hanya bisa menunduk.

"Aku akan berpamitan pada mereka." Kata Yesung lagi meninggalkan Ryeowook.

.

.

Yoona tak berani menggubris lamunan sahabatnya. Wajahnya seketika murung sejak berbicara empat mata dengan Yesung. Entah apa yang mereka diskusikan, sehingga gadis itu jadi seperti mayat hidup.

"Apapun yang tadi kau bicarakan dengan Yesung oppa, ku harap itu tidak membuatmu sedih berkepanjangan Wook." Kata Yoona setelah mengantar Ryeowook sampai di depan rumahnya.

When We Were UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang