Day by Day

211 33 5
                                    

Ryeowook sedari tadi memainkan pulpennya. Hal yang di lakukannya ini tidak jelas dan membuatnya frustasi sendiri.

Setelah beberapa hari lalu, ia yakin melihat sosok Kyuhyun yang hampir berpapasan dengannya, ia merasa dunia kembali runtuh.

Apa yang di bangunnya kini seolah hancur. Terapi menyakitkan itu juga seakan tidak memberikan efek lupa pada dirinya.

.

.

Sore ini ia memutuskan untuk mampir ke tempat praktek Psikiaternya dengan harapan Park Hyungsik benar-benar bisa mengusir kegilaannya. Karena ia ingin hidup normal.

Kehilangan Kyuhyun beberapa waktu lalu memang membuatnya sangat terpukul dan Ryeowook tidak ingin lagi mengalaminya.

Dua gelas berisi teh hangat terhidang. Hyungsik menyambut baik kedatangan Ryeowook ketika gadis itu menghubunginya tiba-tiba.

"Aku yakin benar-benar melihatnya. Tapi, tidak sempat memastikan dia itu Kyuhyun atau bukan."

"Hal itu wajar terjadi. Kau telah melewatkan beberapa pertemuan untuk evaluasi terapi." Kata Hyungsik.

Ryeowook yang belakangan ini sibuk, memang dua kali melewatkan jadwal pertemuan. Hyungsik mengatakan tidak akan menjadi masalah besar apabila gadis itu tetap menjaga pola makan dan tidurnya.

"Entah mengapa aku masih berpikir kalau Kyuhyun itu bukanlah hantu atau halusinasiku." Keluh Ryeowook.

Teringat kembali setiap sentuhan dan memori yang di berikan Kyuhyun dulu. Sangat nyata, bahkan Ryeowook ingat setiap detailnya.

"Sepertinya mencari kegiatan yang menghibur adalah keputusan yang bijaksana saat ini. Kau bilang kau baru saja di terima di sebuah perusahaan besar. Hal itu pasti membuat pikiranmu sedikit tertekan."

Ryeowook mengiyakan dalam hati. Di dalam mobil Yesung masih tampak khawatir begitu tau harus menjemput Ryeowook di tempat praktek Hyungsik, diluar jadwal.

"Oppa, bagaimana kalau kita liburan?" Mata yang berbinar itu membuat Yesung terkesima, segera ia kembali fokus pada jalanan sebelum semakin jatuh pada pesona gadis di sebelahnya.

"Tumben sekali. Kau yakin sedang baik-baik saja?"

Ryeowook mengangguk dan memeriksa ponselnya.

"Kita bisa ke taman hiburan atau piknik di taman."

Bukan merupakan kegiatan kesukaan Yesung, tapi, pria itu ingin terlibat dalam hal yang bisa menyenangkan Ryeowook.

"Ah ya, aku lupa. Oppa tidak suka keramaian. Aku akan mencari tempat lain." Ryeowook masih teringat masa dimana ia berpacaran dengan Yesung dulu.

"Tidak, tidak. Kita bisa ke manapun kau mau. Tenang saja. Minggu ini aku memiliki waktu luang."

.

.

Di tempat tidur Ryeowook belum bisa tenang, pikirannya selalu kembali membayangkan Kyuhyun, meskipun secara susah payah sudah meyakinkan diri sendiri kalau pemuda yang di cintainya itu tidak nyata.

Kini di samping bantalnya sudah ada buku catatan yang Kyuhyun tulis sendiri. Berisi memori dimana mereka bersama, dari mulai Ryeowook yang takut sampai benar-benar jatuh cinta. Siapa yang sangka?

Bahkan buku ini terlalu nyata untuk di anggap sebagai halusinasi.

PIKNIK

Hari yang cerah dengan suara kicauan burung di pagi hari. Aku terus memandangi wajah manis kekasihku, Ryeowook. Parasnya sangat cantik meskipun matanya terpejam. Kami menghabiskan hari dengan menikmati jus dan roti lapis. Sederhana, namun sangat berkesan. Aku harap kami bisa terus menghabiskan waktu seperti ini, selamanya.

When We Were UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang