Kyuhyun menghentikan langkahnya ketika ia melihat meja Ryeowook yang kosong. Ia ingin memastikannya sekali lagi. Apakah gadis itu absen atau sedang mengerjakan sesuatu?
Melihat ada Suho disana, ia pun seperti memiliki alibi. Seluruh karyawan di ruangan itu berdiri karena melihat Kyuhyun datang. Suasana juga jadi agak canggung.
"Ada yang bisa di bantu Direktur?" Tanya Suho yang sebenarnya sudah tau tujuan Kyuhyun masuk ke ruangan itu.
"Aku hanya ingin melihat kesibukan kalian." Jawab Kyuhyun. Bukan keahliannya untuk berkamuflase seperti ini. "Baiklah, selamat bekerja."
"Ini dia aku bawa kopinya!!!" Suara Ryeowook nyaring terdengar ke satu ruangan. Seketika ia jadi canggung karena ada Kyuhyun yang kini menoleh dan berhadapan dengannya.
"Maaf Direktur." Ucap Ryeowook yang langsung menurunkan kedua tangannya.
"Kau membawa kopi?" Kyuhyun melirik bawaan gadis di hadapannya.
"Iya pak, Nona Kim ingin mentraktir kami sebagai ungkapan senang karena acara di London sukses." Sahut salah satu karyawan senior yang bisa melihat kaki Ryeowook gemetar.
"Oh... Apa aku juga di belikan?"
Suasana semakin creepy ketika Kyuhyun bertanya. Sementara Ryeowook hanya membeli sejumlah karyawan yang berada di ruangan itu.
"Ada satu Vanila Latte untuk Direktur." Jawab Ryeowook, pada dasarnya itu adalah minuman kesukaannya.
"Okay, aku tunggu di ruangan." Kyuhyun kemudian meninggalkan ruangan itu dan akhirnya membuat para karyawan bisa bernapas lega.
Ryeowook segera memisahkan Vanila Latte itu ke Suho agar di berikan ke Kyuhyun.
"Kenapa kau tidak memberikannya langsung?"
Ryeowook yang gugup pun rasanya tidak sanggup untuk bertatap muka lagi dengan Kyuhyun.
"Langsung saja ke ruangannya. Ini kan traktiran spesial."
Ryeowook menurut dan sekarang sedang mengetuk daun pintu ruangan dimana seorang Direktur berada di dalam.
"Direktur, aku membawakanmu Vanila Latte." Dia berkata dengan suara kecil. Kyuhyun meliriknya sejenak dan menyuruh gadis itu menaruhnya di meja panjang yang biasa untuk menerima tamu di ruangannya.
"Temani aku menghabiskannya setelah selesai menanda tangani ini." Kalimat itu terdengar seperti perintah yang mau tidak mau ia laksanakan. Ryeowook pun duduk dengan posisi kaku di sofa sambil memperhatikan ruangan besar ini.
Setelah menutup map, Kyuhyun melepas jasnya dan menghampiri sofanya. Mata mereka bertemu sesaat sebelum akhirnya kembali canggung.
"Ingin aku bawakan kue atau camilan lain?"
Tiba-tiba Ryeowook berdiri dan menghindari tatapan Kyuhyun.
"Duduk!" Titah pemuda itu dengan nada yang tegas.
"Apakah seorang direktur tidak bisa menjadi bagian dari perayaan sederhana?" Kyuhyun menyesap minuman itu dan menikmati rasa yang familiar di lidahnya karena semasa di luar negeri, ia hampir sering meminum jenis yang seperti ini.
"Kami hanya berpikir kalau seharusnya seorang Direktur pasti memiliki banyak jadwal yang padat." Jawab Ryeowook.
"Aku hanya merasa kesepian."
"Bagaimana kalau malam ini? Apa Direktur ada waktu luang?" Entah keberanian dari mana yang baru saja membuatnya mengajak seorang Kyuhyun.
Harusnya dia ingat kalau Kyuhyun saja tidak mengenali dirinya seperti yang ia alami di dunia mimpi.

KAMU SEDANG MEMBACA
When We Were Us
FanfictionRyeowook penasaran dengan sosok Kyuhyun yang selalu muncul dalam setiap mimpinya. "Apa kita akan terus bersama?" Hai readers.... Kali ini aku membawakan FF Kyuwook lagi dengan tema FANTASI hehehe FF ini main pairnya Kyuwook yah dan so pasti ini GS...