06

477 51 0
                                    

"Kau pulang dengan laki-laki itu lagi"

"Kau tidak perlu tau dia itu rekan kerja ku"

"Rekan kau bilang mana ada rekan yang saling pelukan"

"Kau mengatakan begitu tapi kau sendiri juga melakukan hal yang sama dengan sekretaris mu itu"

Yena yang berada di kamarnya duduk meringkuk memeluk lututnya di sudut ruangan. Mendegar teriakan kedua orang tuanya setiap kali bertemu pasti berakhir berdebat tidak ada hari tanpa debat.

Sampai yena memberanikan diri bangun dari tempatnya, mengusap kasar ai matanya dan jalan menghadapai kedua orang tuanya.

"Bisakah kalian berhenti bertengkar" teriak yena lantas kedua manusia paruh baya itu menatap yena.

"Bisakah kalian berdamai? Aku tidak mempermasalahkan setiap kalian tidak memiliki waktu untuk ku tapi kenapa kalian selalu bertengkar saat bertemu seharusnya kalian memikirkan perasaan ku, aku anak kalian dan aku butuh perhatian kalian jika tidak bisa setidaknya jangan bertengkar di hadapan ku. Itu membuat ku bisa gila" ujar yena dengan nada yang perlahan memelan karena ia sedang menahan air matanya untuk jatuh.

"Sayang maafkan kami" ujar nyonya choi.

Yena tertawa terbahak-bahak "kalian selalu bilang begitu tapi akan mengulangnya besok"

"Aku tidak perlu kata maaf setidaknya harga aku sebagai anak kalian" setelah mengucapkan itu yena pergi meninggalkan kedua orang tuanya yang masih mematung di tempat.

Yena, gadis itu melangkahkan kakinya mendekati sebuah taman yang tidak jauh dari kediamannya, duduk di ayunan sambil menatap langit malam yang di penuhi bintang-bintang dan bulan. Entah lah, yena merasa semua sedang menertawakan dirinya kenapa mereka harus bersinar terang disaat dirinya sedang dilanda kesedihan?.

Sekarang gadis itu beralih menatap kakinya jenjangnya, ia ingin pergi minum tapi tidak jadi chaeyeon akan marah jika mengetahuinya. Akhirnya ia tetap diam pada posisinya hingga suara seseorang membuyarkan lamunannya.

"Sedang apa kau malam-malam disini?" Yena mengalihkan pandangan ke ayunan yang berada di sebelahnya, disana terdapat changbin yang sedang menatapnya.

"Menetralkan perasaan" ucap yena kembali mengalihkan tatapannya.

"kenapa lo disini?" Lanjutnya.

"Gue baru saja mengunjungi kediaman teman  dan kebetulan gak sengaja ngeliat lo disini" jelasnya.

"Hmm" gadis itu hanya berdehem.

"Apa lo mau cerita sama gue?" Tanya changbin hati-hati tadi saat yena menatapnya ia tidak sengaja melihat wajah gadis itu sembab seperti baru menangis.

"Tidak perlu lo gak akan ngertih" yena berucap pelan.

Changbin terdiam sejenak kemana gadis yang di kenal biasanya yang selalu ceria, jutek pokoknya banyak lah.

"Lo gak cerita gimana gue mau tau" yena tetap bungkam, ia tidak mau menceritakan kehidupannya pada orang lain.

🍁🍁🍁

Bel istirahat telat berbunyi seorang gadis berambut pendek itu masih belum beranjak dari duduknya. Seketika ia ingin menghabiskan waktu istirahatnya bermain air dengan cepat gadis bernama lengkap kim chaewon itu membereskan barang-barangnya lalu keluar kelas.

Setiba di tempat chaewon meletakan tasnya di salah satu kursi yang tidak jauh dari kolam lalu beralih duduk di pinggir kolam dan mencelupkan kakinya saat sudah melepas sepatu dan kaos kakinya.

Rumor unit🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang