Hari ini chaewon, Chaeyeon dan yena sedang berkumpul di apartement pribadi eunbi. Kalau berkumpul di mansion keluarga kwon yang ada berakhir eunbi saling sindir sama istri pamannya.
Apartement eunbi bisa di bilang tidak terlalu kecil tapi juga tidak terlalu besar cukup untuk dirinya sendiri. Lagian juga eunbi kan orangnya sedikit hemat jadi dia memilih membeli tempat yang nyaman untuknya tidak perlu bagus setidaknya cukup.
"Minju kenapa tidak datang?" Tanya chaeyeon pada chaewon.
"Katanya tadi akan ada makan malam bersama rekan appanya" jawab chaewon.
"Yen" panggil chaeyeon
"Hmm" jawab yena seadaanya sekarang dia lagi main game jadi tidak bisa di gangu.
"Kok sehabis pulang sekolah lo kemana?" Tanyanya, yena mematikan ponselnya lalu memposisikan dirinya.
"Ditarik sama bentet ke rumahnya" semuanya terlihat terkejut tapi dengan segera menetralkan kembali ekspresi.
"Gak di apa-apain kan?" Tanya chaewon menyelidik.
"Kagak lah, kalau dia berani gue gak akan segan-segan buat dia masuk rumah sakit kalau perlu kuburan sekalian" jawabnya, yang lain mengangguk mengerti.
Mereka kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing, sampai eunbi jalan menghampiri ketiganya yang sedang rebahan santai dengan ponsel masing-masing.
"Mainnya nanti lagi, sekarang makan dulu" ujar eunbi setelah itu berbalik kembali ke meja makan.
"Kalau masih belum keluar makanannya gue makan sendiri" lanjutnya kembali, sontak semuanya mematikan game dengan teburu-buru lalu berlari menuju meja makan.
Selama acara makan berlangsung hanya terdengar dentuman antara sendok dan piring yang memenuhi seisi ruangan, tidak ada yang membuka pembicaraan entah itu memang tidak baik makan sambil berbicara atau mereka tidak ada pembicaraan yang bisa di jabarkan.
Chaewon selesai dengan makannya, dia bangkit dari duduknya membawa piring kosong untuk di cuci dan di susul oleh yang lainnya.
"Yeon?" Chaeyeon mendongakkan kepalanya menatap eunbi.
Sekarang mereka sudah kembali kumpul di ruang tengah.
"Gak usah balapan lagi" ucap eunbi tiba-tiba, chaeyeon menatap eunbi bingung lalu mengeleng pelan.
"Gak bisa. Gue nyari duit dari situ"jelas chaeyeon.
"Benar tu, mungkin sekarang cara gampang nyari uang dengan jumlah banyak itu balapan lagian juga itu udah termaksud ke ahlian kami jadi sayang kalau di sia-siain" timpal yena.
Eunbi menghembuskan nafasnya pelan sedangkan chaewon memilih untuk menyimak. "Balapan memang termaksud jalan mencari uang jumlah besar tapi konsekuensinya juga sama besarnya. Kalau ada salah satu orang yang ngajakin kalian balapan tapi dari awal niatnya cuma buat nyelakain kalian itu bisa berbahaya" jelas eunbi, dia tidak ingin teman-temannya membuat pilihan yang salah.
"Tapi maaf untuk kali ini gue gak bisa ngikutin kemauan lo, tapi lo tenang aja gue cuma bakalan ikut balapan seminggu sekali atau 2 minggu sekali bukan tiap hari itu udah lebih dari cukup untuk menimalisir hal buruk yang terjadi" ucap chaeyeon mencoba menyakinkan kakak tingkatnya.
"Siapa sih gangu aja" gerutu yena membuat semua mengalihkan atensi mereka sepenuhnya pada gadis bermarga choi itu.
Meski mengerutu sebal karena acara gamenya tergangu dengan panggilan yang terus masuk.
"Siapa? Dan ada maksud apa telepon sini.?" Tanya yena to the point
"Nanti juga lo tau, gue mau lo dan teman lo datang ke arena barat nanti malam"