Dor...Lampu kembali menyala bersamaan dengan suara nyaring yang memekakan telinga, keempatnya otomatis menutup menutupi telinga serta memejamkan mata.
Mereka membuka mata secara bersamaan lalu menghela nafas lega, ternyata itu hanya suara conffenti yang di tembakan secara bersamaan dalam jumlah banyak kirain tadi itu suara pistol.
Beralih ke depan sudah ada teman-temannya serta pelayan keluarga kim, bahkan Eunbi datang berdiri di hadapan chaewon sambil membawakan sebuah kue ulang tahun.
"Jadi kalian ngerjain kami?" Tanyanya saat eunbi sudah berdiri tepat di hadapannya.
Eunbi hanya tersenyum kecil lalu mengangguk "ini tiup dulu lilinnya"
"Aku lagi gak ulang tahun" ucap chaewon tapi tetap meniup lili yang hampir setengah.
"Gpp! Anggap aja rayain kamu yang baru keluar dari rumah sakit" jawab eunbi sambil meletakan kue tersebut ke atas meja.
Chaewon tidak bertanya lebih ia kembali duduk di sofa, kakinya masih terasa ngilu jika terlalu di gerakkan. Semuanya sekarang sudah duduk saling berdampingan.
"Eonnie—" panggil minju dan hanya di balas deheman dari chaewon.
"Masih ada hadiah lain untuk eonnie" ucap minju namun tidak dihiraukan chaewon dia terlihat tidak tertarik sama sekali.
"Sayang—" chaewon menoleh saat mendengar suara yang sangat ia kenal. Disana terlihat orang tuanya yang berjalan menghampirinya dengan senyum mengembang dari bibirnya.
Chaewon berdiri dan langsung memeluk eommanya yang sudah berdiri tepat di hadapannya, wanita paruh baya itu membalas pelukan anak semata wayangnya sambil mengusap lembut surai putrinya.
"Udan mendingan?" Bisiknya, chaewon hanya mengangguk di pelukan eommanya.
"Kok nangis?" Tanya eommanya kembali saat merasa pakaiannya basah.
Gadis itu segera menjauhkan dirinya lalu menghapus sisa air matanya "tadi kelilipan" bohonganya.
"Kamu gak pandai bohong tau" ucap eommanya.
Dan yang lainnya hanya melihat dalam diam pertemuan keluarga kecil chaewon. Tidak ada yang membuka suara sampai tuan kim membuka pembicaraan.
"Saya disini ingin mengucapkan terima kasih ke semua pihak yang terlibat dan juga terima kasih sudah selalu ada untuk putri cantik ku ini" ucap tuan suho sambil memandang anaknya chaewon yang masih dalam pelukan sang eomma.
"Won" panggil tuan kim.
"Ne" jawab chaewon.
"Orangnya yang membuat kamu kecelakan sudah mendapatkan hukum yang setimpal" ucap tuan kim sontak chaewon membelalakan matanya.
"Appa dari mana tau?" Tanyanya.
"Appa selalu mengawasi kamu selama 24 jam bahkan appa tau—" tuan kim mengatung kalimatnya dan beralih memandang pria blasteran "kamu pacaran dengan felix walaupun awalnya cuma dare, tapi appa yakin kamu sudah mulai menerima felix dari dalam hati kamu bukan dengan perjanjian konyol itu" chaewon terdiam, mungkin apa yang appanya katakan ada benarnya bahwa ia sudah mulai menerima kehadiran felix.
"Dan Chaeyeon kau anak yang kuat" chaeyeon yang sejak tadi melamun langsung tersentak kaget saat namanya di sebut.
Dia memandang tuan kim dengan pandangan bingung "masuk anda paman?" Tanyanya.
"Kau sudah berusaha untuk bertahan sejauh ini kau hebat" chaeyeon terdiam, tuan kim ini mengatakan hal yang sulit untuk di mengerti tapi dia juga tidak ingin bertanya lebih.
"Appa mu pasti bangga memiliki putri yang kuat seperti mu" lanjutnya kembali, gadis lee itu bingung ingin meresponnya bagaimana karena ia tidak tau kemana arah pembicaraannya.
"Apa paman mengenal appa?" Tanyanya memberanikan diri, tuan kim hanya mengangguk "dia adalah salah satu sahabat paman"
✍️✍️✍️
Selamat membaca🤗
Boleh di check