16

394 51 4
                                    

"Pelajaran hari ini ssame akhir sampai disini, kalian boleh istirahat"

"Dan yena" yena yang mendengar namanya di sebut segera mendongak, dia bahkan sudah berdoa agar gurunya ini berbaik hati tidak memberinya tugas.

"Kamu kembalikan buku ini keperpustakaan" setelah mengucapkan itu dia pergi begitu saja meninggalkan yena yang masih mematung di tempat.

"Apa apaan murid sebanyak 25 orang di kelas kenapa harus dia yang di suruh" batin yena tidak percaya.

"Yah! Bentet" teriak yena tepat di telinga orang yang di panggil bentet.

Dia mengosok-gosokan kupingnya lalu menatap ke arah yena "kenapa teriak dan jangan panggil gue bentet. Ingat nama gue seo changbin"

Yena hanya mengangguk lalu berjalan ke arah meja guru" bantuin gue bawa ni buku ke perpus"

"Biasanya juga lo ngusir gue kalau ngintilin lo mulu, sekarang kok minta bantu"

"Cepetan kalau teman gue ada disini gue juga gak bakalan mau minta bantu orang bentet kayak lo"

Changbin mendesis kata bentet lagi yang di sebut "gak mau lo nyebut gue bentet"

"Gak usah baperan cepat" yena membawa setengah dari buku cetak dan menyisahkan setengahnya untuk changbin.

Keduanya sampai di perpus tanpa banyak bicara, changbin nya lagi ngambek sedangkan yenanya gak peduli malahan dia bersyukur changbin gak banyak bacot.

Yena mulai menyusuh buku-buku sampai kegiatannya terhenti dengan suara changbin.

"Tunggu" ujarnya sambil menarik tangan yena, yena menolak tentu saja tapi gengaman changbin erat sih.

Changbin menatap pergelangan tangan yena lalu kembali menatap yena yang membuang muka karena sekarang jarak cuma tinggal beberapa senti.

"Yena lihat gue" ucap changbin tegas, yena perlahan menoleh.

"Lo self harm?" Yena yang mendengar itu segera menarik tangannya dengan paksa lalu menutup pergelangan tangannya. Dia merutuki kebodohannya karena melipat lengan blazernya.

"Enggak kok" jawabnya dengan nada senatural mungkin lalu melewati changbin sebelum dirinya kembali ditahan. Ingatkan changbin ini di perpustakaan.

"Gak usah bohong"

"Gue——-"

——————————————————

Hyunjin sekarang sedang dalam perjalanan menuju rooftop, seperti yang di sampaikan pesan yang di kirim chaeyeon. Sesekali hyunjin menyapa adik kelas ataupun kakak kelas yang terlihat cantik, biasa sifat kerdus hyunjin belum hilang.

Hyunjin sekarang sudah berada di ambang pintu rooftop, tanpa mengetuk hyunjin masuk menemukam seorang siswi yang sedang berdiri di pinggir pembatan rooftop.

"Udah datang lo" siswi itu chaeyeon berbalik menatap hyunjin yang berjalan ke arahnya.

Hyunjin mengambil posisi duduk sebelum chaeyeon duduk di sebelahnya "ini, utang gue lunas" ucapnya sembari memberikan sebuah amplop.

Sedangkan disisi lain hyunjin bingung dengan cepat membuka amplop ternyata isinya uang "uang apa? Utang apa?"

Chaeyeon tertawa sebentar "gak usah pura pura lupa, uang bayar boneka"

"Itu kan gue iklas beliin buat lo" ucap hyunjin sambil menyerahkan kembali amplopnya tapi di tolak sama chaeyeon.

"tapi sejak awalkan lo bilang gue boleh kembaliin kapan aja, jadi hari ini gue kembaliin uangnya"

Hyunjin pasrah, dia tau chaeyeon ini sedikit keras kepala, hyunjin menatap chaeyeon yang sekarang menatap ke depan dengan pandangan kosong.

Brak

Keduanya menoleh ke arah pintu yang baru saja di dobrak dan terlihat dua orang yang baru saja masuk. Itu changbin yang sedang menarik yena.

"Ngpain lo narik teman gue kayak gitu?" Tanya chaeyeon sambil menghampiri keduanya.

"Gue cuma mau minta penjelasan dia"

"Lo gak ada hak minta penjelasan gue, itu privasi gue jadi hak gue mau lakuin apa aja pada diri gue" ucap yena sambil melepaskan gengamannya changbin.

"tapi tetap aja lo ngelakuin self harm itu bahaya" ujar changbin dengan nada yang sudah meninggi, yena rasanya ingin tertawa saja disaat orang tuanya tidak mengkhawatirkan dirinya kenapa changbin harus terlihat khawatir seperti itu.

Disisi lain chaeyeon paham kemana arah bicaranya dengan pelan-pelan chaeyeon menurunkan lipatan blazer di tangannya sedangkan hyunjin masih bingung tapi dia sedikit terkejut mendengar self harm.

"Lo gak tau tentang kehidupan orang lain, palingan lo cuma tau tentang satu titik dari seribu titik kehidupan gue. Apa yang lo lihat belum tentu nyata, saat gue bersikap baik-baik aja itu untuk menutup luka gue dan bukannya lo udah pernah lihat gue nangis di taman. Apa itu belum cukup buat tau seberapa berat hidup yang gue jalanin" ucap yena panjang lebar sambil menangis, changbin memeluk yena bahkan bahu gadis itu bergetar karena menangis.

"Kalian gak tau tentang kehidupan kami berlima, kalian gak akan pernah tau disaat kami merasa tertekan secara batin yang lebih menyakitkan dari pada sakit fisik" ucap yena sambil memukul-mukul changbin yang masih memeluknya.

"Tenang sekarang ada gue, lo boleh cerita apa aja sama gue"

"Lo gak tau bin! Bukan cuma aku yang lakuin
Self harm tapi—-"

Chaeyeon yang ngerti pembicaraan yena mulai ngelantur segera menghampiri gadis itu mencoba untuk yena tidak melanjutkan kata-katanya "Yen tunggu—"

Tapi ucapan chaeyeon tidak di pedulikan apalagi sekarang yena terbawa suasana dan terus melanjutkan ucapannya "tapi chaeyeon juga ngelakuin itu, kami ngelakuin itu disaat kami tertekan"

Tamat sudah! Apa yang ingin chaeyeon tutupin itu terbongkar tapi chaeyeon gak bisa nyalahin sabahatnya. Yang gak habis fikir kenapa yena jadi jujur banget gitu kalau udah terbawa suasana.

Mendengar kata-kata yena, hyunjin beralih menatap ke arah chaeyeon yang sekarang lagi nyembunyiin tangannya kebelakang. Berusaha pergi dari sana sebelum di lemparkan beribu pertanyaan dari seorang hwang hyunjin.

🍁🍁🍁

Selamat membaca🤗

Rumor unit🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang