Seorang gadis baru saja keluar dari sebuah mobil mewah. Ia memberikan kuncinya pada security yang bertugas untuk memparkir mobilnya.
Gadis itu menatap sekilas gedung bertingkat dihadapannya sebelum memutuskan masuk, eunbi jalan memasuki life hingga tidak berapa lama life berhenti di lantai 10 lalu eunbi kembali berjalan menelusuri lorong hingga tiba di sebuah ruangan yang paling besar dari yang lainnya.
"Apa pak han ada?" Tanya eunbi itu pada wanita yang merupakan sekertaris pak kwon
"Beliau sedang keluar" ujarnya lembut ia sudah mengenal gadis di hadapannya, sudah beberapa kali mereka bertemu saat eunbi menemuia atasnnya.
Eunbi tersenyum lalu mengangguk mengertih"sampaikan pada pak han saya menunggu di ruangannya" setelah mengucapkan itu tapi menunggu jawaban eunbi sudah melesat masuk kedalam ruangan direktur perusahan tersebut.
Eunbi disana hanya melihat beberapa file yang terpajang rapi di rak-rak. Mengamati serta memahami setiap inci dari didalam sana sampai pintu terbuka yang membuat eunbi mengalihkan pandangannya.
"Nak eunbi ada apa sampai harus repot-repot datang kesini" tanya pak han yang baru saja masuk lalu langsung duduk di sofa yang terdapat di ruangan tersebut.
"Ada yang ingin saya tanyakan" eunbi menutup file tersebut lalu mengembalikannya pada tempat semula dan duduk berhadapan dengan pak han.
"Silahkan"
"Saya dengar wanita itu mengunakan kartu kredit perusahaan hingga membuat tagihan membengkak" pak han hanya mengangguk mengiyakan.
"Sebenarnya apa yang di beli?" Tanya eunbi penasaran, apa yang wanita itu beli hingga membuat tagihan kartu kredit membengkak. Bahkan eunbi saya masih berhemat selama ini.
"Keperluan wanita seperti baju, kosmetik, tas dan aksesoris. Barang tidak berguna tapi menghabiskan banyak uang" pak han tidak akan segan-segan berbicara seperti itu depan eunbi.
"Bagaimana bisa dia mendapatkan kredit perusahaan?" Tanya eunbi kembali.
"Paman anda yang memberikannya" jawab pak han.
"Paman masih saja bodoh sampai mau menikahi wanita gila harta itu bahkan dia memorotinya sampai tidak tersisah sepeser pun sekarang dia ingin berfoya-foya dengan uang perusahaan. Wahh! Sulit di percaya" eunbi sudah cukup bersabar dengan istri pamannya itu, yang selalu membeli apa saja yang di sukai bahkan apa yang di pilih selalu barang branded. Sejak kedua orang tuannya yang mengalamai kecelakaan yang mengakibatkan keduanya meninggal wanita ini malah tambah menyebalkan. sekarang wanita itu ingin merebut perusahaan kedua orang tuannya mana bisa eunbi tinggal diam.
Pernah saat dimana eunbi pulang kerumah dan menemukan wanita itu di kediamnnya memperlakukan eunbi dengan baik sampai dimana eunbi mabuk karena terlalu banyak minum dia mengambil kesempatan itu untuk memberikan surat dan meminta eunbi menandatangani. Untung saja eunbi masih bisa mengendalikan dirinya agar tidak percaya omongan wanita licik itu.
"Pak han sebaiknya beku kan semua kartu kredit yang ada pada wanita itu" jelas eunbi, pak han hanya mengangguk.
Pak han dulunya adalah sekretaris tuan kwon sampai tuan kwon mengalami kecelakaan yang meninggalkan luka untuk orang di sekitarnya. Mulai dari sana pak han di angkat menjadi di direktur meneruskan perusahan tersebut sampai eunbi cukup dewasa untuk mengambil ahli semuannya.
🍁🍁🍁
"Osis" seketika eunbi melirik pemuda yang baru saja memanggilnya, tatapannya yang semula biasa saja sekarang berubah menjadi tatapan dingin.
"Ini di luar sekolah kau tidak perlu memanggil ku dengan sebutan itu" jelas eunbi saat pemuda itu duduk di hadapannya.
Pemuda itu tertawa "baiklah baiklah! Kau gadis yang berbeda saat berada di luar biasanya kau akan bersikap menyebalkan" terangnnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/228379066-288-k374449.jpg)