Eunbi terbangun dari tidurnya saat matahari memaksa menembus matanya, eunbi melirik sekilas ke jam tangannya dan segera berlari memasuki toilet meninggalkan yang lainnya yang masih setia di alam mimpi.
Selesai dengan penampilannya, eunbi memandang temannya malas namun langkah kakinya berjalan menghampiri ketiga gadis yang tidur saling menindih.
"Ya bangun" panggil eunbi sambil mengoyangkan badan ketiganya.
Tapi tidak ada tanda-tanda akan bangun.
Plak—-plak—-plakkk...
Pukulan demi pukulan di layangkan eunbi ke ketiganya, untuk eunbi cuma pakai bantal coba kalau pakai bogemannya langsung.
"Apa si bi?" Tanya yena saat sudah setengah membuka matanya.
"Bi bi bi emang gue babi panggil gue eonnie, bangun gak? Atau gue bakalan kasih hukuman paling berat buat lo pada" setelah mengucapkan itu eunbi keluar dari kamar chaewon.
"Woy bangun" teriak yena kepada kedua temannya, setelah berjuang cukup lama keduanya akhirnya bangun dan langsung menuju toilet.
"Bi ada lihat teman saya yang satunya lagi gak?" Tanya chaewon saat turun diikuti kedua gadis di belakangnya.
"Non eunbi sudah berangkat " jelas seorang maid, chaewon hanya mengangguk lalu berjalan ke meja makan.
Ketiganya sarapan dengan tenang sampai bebek membuka pembicaraan.
"Eunbi, tega bener ninggalin teman sendiri" celetuk yena yang masih menguyah makanannya.
"Selesaiin makan lo dulu" nasehat chaewon.
"Lo kayak gak tau dia kan ketua osis yang selalu menaati peraturan. Jadi gak mungkin bakalan nunggu kita yang berarti dia juga ikutan telat" jelas chaeyeon.
————
Eunbi tiba di sekolah dengan motor kesayangannya, setelahnya eunbi berjalan menuju kelas tapi di petengahan dia melihat kerumunan.
Dengan spontan langkahnya bergerak menghampiri sekumpulan siswa. Eunbi tidak bersuara dia, bahkan murid disana tidak sadar dengan keberadaan ketua osis di antara mereka.
Didepan matanya tersenyata sedang terjadi perkelahian, bukannya melelai eunbi malah menonton dalam diam. Bagaimana jadinya sekolah yang dipimpin dengan osis seperti eunbi.
"Sudah berkelahinya?" Tanya eunbi balik kerumunan. Seketika semua menatap kearah osis yang sedang melipatkan tangannya di depan dada.
Eunbi masih menunggu jawaban dari petanyaannya, tapi tidak ada murid yang berani menjawab. mereka bahkan hanya menunduk dan ada yang sudah berlalu pergi dari sana.
"Kalau belum selesai lanjut lagi, gue tungguin deh" ujarnya lagi.
"Kalau udah selesai ikut gue keruang osis" tegasnya, lalu berlalu dari sana diikuti dua orang yang berkelahi.
—————————————
Yena, chaeyeon dan chaewon yang baru saja tiba di sekolah, berjalan dengan santainya menuju kelas walaupun mereka sadar kelas akan dimulai sebentar lagi.
"Kayaknya ada yang kita lewatkan" celetuk chaewon dan di anggukin keduannya.
Selama perjalanan menelusuri koridor terdengar bisikan-bisikan siswa siswi tentang perkelahian yang terjadi, sayang sekali bukan melewatkan tontonan gratis.
Tiganya mengubah tujuan yang awalnya ingin kekelas sekarang malah melewatinya begitu saja.
"Eonnie" teriak seseorang, seketika ketiganya menoleh mendapatkan minju yang berdiri di ambang pintu kelasnya.
"Kenapa?" Tanya chaewon.
"Eonnie mau kemana? Bolos lagi?" Tanyanya.
"Ada urusan bentar, gak bolos kok" balas chaewon.
Minju mengangguk kembali masuk ke kelasnya sedangkan ketiganya melanjutkan langkahnya.
—————————-
Eunbi sedang menatap horor kedua siswa di depannya yang sedari tadi hanya diam dengan perang tatapan.
Brak
Eunbi habis kesabaran sampai harus mengebrak meja saat perang tatapan itu berubah menjadi cekcok antara keduanya. Mumet telingannya mendengar bacotan saling menyalahkan.
"Kalau kalian masih debat pergi sana ketengah lapangan biar gue video in biar viral sekalian" ketus eunbi.
""Dia yang mulai duluan" ujar seorang yang berambut pirang.
"Jelas lo yang nabrak gue" ujar seorang tidak terima.
"Lo duluan"
"Lo"
"DIAM" ujar eunbi penuh penekanan
"Hukuman aja suruh bersih gudang yang di dekat toilet" ujar chaeyeon yang muncul di dari balik pintu.
"Betul tu, kebetulan gudangnya udah lama gak di bersihin" timpal yena.
"Ngpain disini? Balik kekelas" suruh eunbi.
"Gak asik! Hukuman dulu baru kami kekelas" cetus chaewon, membuat dirinaya di pandang tajam oleh kedua kakak kelasnya itu.
"Ngpain natap gue? Mau di colok tu mata" ujar chaewon dingin.
"Kalian berdua" ucap eunbi terhenti sambil menatap kedua siswa yang ada di hadapannya.
"Kalian berdua bersiin gudang yang dekat toilet, istirahat gue cek kalau belum bersih hukumannya bakalan gue tambah biar sekalian gak perlu pulang sekolah" keduanya hendak melontarkan protes namun seketika diam saat eunbi menatapnya tajam, sampai keduanya memutuskan pergi tanpa bertanya lebih.
"Udah balik kelas elu pada" ucap eunbi sambil menenteng tasnya hendak menuju kelas disusul tiga lainnya.
Hyunjin
Jin!
Temuin gue nanti pas istirahat di rooftop
Send"Ngechat siapa lo?" Tanya yena sambil merangkul chaeyeon.
Chaewon yang penasaran juga ikut mendekat tapi belum dia ngeliat chaeyeon udah simpan ponselnya ke saku.
"Bukan siapa-siapa" jelas chaeyeon.
"Kalian bertiga kenapa masih di luar?" Seketika ketiganya menoleh kebelakang sudah terlihat guru matematika menatap mereka horor.
"Dari toilet" celetuk chaewon.
"Siapa suruh ke toilet bertiga? Dan kenapa ketoilet pakai bawa tas segala?" Okey ketiganya diam, memikirkan apa alasan yang pas.
"Aduhh ssame perut kami tiga tiba-tiba sakit pas baru tiba di sekolah makannya gak bisa di tahan lagi" ucap yena sambil menyegol kedua sahabatnya agar ikut berakting.
"Aduh benar ssame, bahkan perut saya sekarang masih mules" tambah chaeyeon.
Sepertinya gurunya tidak perduli berjalan melewati ketiganya yang masih memegang perutnya "tidak usah alasan saya tau kalian bohong" ujarnya tanpa berbalik.
Ketiganya nyegir tidak bersalah lalu ikut masuk ke dalam kelas.
🍁🍁🍁
Selamat membaca🤗