{Chapter 11}

1.5K 128 28
                                    

Baiklah, aku tahu aku salah, aku juga tahu aku jahat.

Seharusnya aku tidak bertindak seperti tadi, lantas? Harusnya aku membela Zenith. Iya, aku akui diriku salah.

Papa sedari tadi menggenggam lengan kananku dengan erat, enggan untuk melepaskannya.

Aku mendongak, menatap Papa dengan manik mataku dalam. "Papa ... seharusnya tidak bertindak seperti itu, Zenith juga putrimu, Kakakku."

Claude tiba-tiba melepaskan tanganku dengan sedikit keras. Oke, aku tahu kali ini Claude sedang marah.

Dia akan sensitif ketika seseorang menyinggung tentang Zenith, aku tahu ....

Aku hanya tidak ingin membuat Papa lebih marah, jika mengetahui aku membela Zenith bukan? Yasudah ... Aku memang merasa jahat kepada Zenith.

"Jangan sebut nama anak itu dihadapanku!" Aku mengangguk mengerti, kupikir ... Tidak ada salahnya jika Zenith benar-benar bergabung ke dalam keluarga kami.

Apa yang salah dari itu? Zenith hanya menginginkan keluarga. Baik di novel Lovely princess dia juga hanya ingin keluarga, tidak lebih.

Aku tidak ingin egois, Zenith sudah mengubah jalan pikiranku ... Ah, maksudku, gadis itu sudah benar-benar berubah sekarang.

Jadi ... Mungkin saja, dia sudah pantas menjadi saudariku?

"Masuklah ke kamarmu, atau kau ingin aku antar--"

"Terima kasih, Papa ... aku akan pergi sendiri, selamat malam ... aku ... menyayangimu!" ucapku yang hanya di balas oleh tatapan sengitnya.

Uh, kupikir ... Aku tidak salah dalam bicara, kan?

Tidak butuh lama, aku segera melangkah menuju ruang kamar tidurku. Sebelumnya, aku memang merencanakan sesuatu.

Yaitu ... Mengunjungi kamar tidur Zenith secara diam-diam. Saat malam nanti.

•••

"Kupikir ... aku memang benar bukan Anaknya, Paman ...."

Zenith sedang bersedih, gadis itu sedari tadi tidak bisa diam, berdiri, dan berjalan-jalan dia area kamarnya.

Membuat sang Paman--Roger Alphaeus menjadi ikut bingung.

"Tidak, Zenith ... bersabarlah, mungkin saat Putri Athanasia datang pun, dia tidak langsung di terima oleh Yang mulia Claude."

Mendengarnya, Zenith kembali duduk di atas sofa, samping Roger. "Apakah ... mungkin aku tidak pantas menjadi seorang Putri?"

Roger kembali menatap keponakan angkatnya itu dengan alis berkerut. Zenith juga menurutnya pantas menjadi seorang Putri, lebih dari Athanasia.

"Siapa yang mengatakan itu? Kau adalah Kakak dari Athanasia, jika dia pantas, maka ... kau juga seharusnya pantas ...."

Gadis bersurai coklat itu akhirnya tersenyum kecil, benar ... Dia juga pantas mendapatkan apa yang seharusnya dia dapat.

Tapi, jika tidak mendapatkan itu ... Apakah tidak apa-apa jika Zenith memaksakan untuk mendapatnya?

Semisal, mengorbankan orang lain untuk kepentingannya sendiri?

Tanpa mereka sadar, sedari tadi Athanasia mendengar ucapan keduanya.

Gadis itu hanya tersenyum kecil, kemudian mengurungkan niat untuk menunjukkan diri di hadapan Zenith.

Benar ... Zenith pantas menjadi seorang Putri, dia pantas berada di sisiku dan Papa ... Melihat kegigihannya, aku jadi bangga kepada saudariku, batinnya.

Look at me! || WMMAP FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang