S2: {Chapter 33}

516 68 11
                                    

"Sebagaimanapun juga, Athanasia tetap saudariku. Aku harap, Papa masih bisa mengingatnya dengan baik."

Lucas menyimak perkataan Herina dengan baik, kemudian memilih untuk naik turun mengangguk-angguk. "Ya ... meski aku merasa kasihan ketika melihatnya, yang selalu merasa sedih ketika si Chimera itu bersama Ayahnya."

Herina mengernyit. "Hei, apakah ini benar Lucas Tuan penyihir yang membekukan hatinya?" Sedikit terkekeh pelan ketika bertanya, namun hanya mendapat jawaban mencibir dari sang penyihir.

"Hatiku rasanya sangat trenyuh untuk Adikmu. Aku sengaja meninggalkannya sendiri, aku hanya kesal kepadanya."

"Kenapa? Ada apa yang membuatmu kesal kepada Adikku? Jangan macam-macam Luc—"

"Aku menyinggungnya soal pertunangan si Chimera itu dengan si emas, tapi dia sama sekali tidak mengerti apa maksud terselubung yang aku sembunyikan!"

Herina sempat tidak bergeming beberapa detik, namun selepasnya senyuman kecil terlihat nampak. "Hei ... kau ingin melamar Adikku juga?"

Lucas menoleh, menatap sang calon Kakak ipar dengan pandangan sinis. "Apa-apaan maksudnya itu? Apakah kau tidak mengerti maksudku juga?"

Mendengar pertanyaan itu kembali terulang, Herina pada akhirnya hanya mampu nyengir lebar. "Aku tahu ... kau juga ingin melangsungkan acara pertunangan seperti Kak Zenith? Dan setelah itu kalian berdua menikah, hidup bahagia di Istana memiliki seorang Anak yang cantik dan tampan!"

Tanpa disadari oleh dirinya. Perkataan Herina tadi, cukup sangat sukses membuat Lucas menahan malu. Hingga telinganya terasa sangat panas seperti terbakar sebuah api.

"Hei, cukup! Omong kosongmu sungguh tidak berguna."

Herina hanya menanggapinya dengan senyuman kecil. Dia sudah sama-sama dewasa, tentu saja Herina tahu apa maksud Lucas untuk sang Adik. "Apakah dia bersedia denganmu?"

Helaan napas berat terdengar, Lucas frustasi jika Herina menanyakan ini berulang-ulang. Bukan apa-apa, namun jika hal yang menyangkut dengan Athanasia ... Rasanya aneh, dia selalu merasa malu dengan sendirinya.

Entah apa penyebab dari semua itu.

Herina mengernyitkan dahi, masih penasaran dengan lanjutan cerita dari kandidat calon Suami sang Adik ini. "Sudah kukatakan, dia tidak mengerti."

Jawaban yang cukup membuatnya kecewa. Benar ... Athanasia sangat polos, masih terlalu abu-abu untuk gadis itu mengenal cinta.

"Begitu, ya? Jika saja aku diizinkan untuk bertemu Athanasia ... ingin sekali rasanya membicarakan hal ini." Mendengar pernyataan Herina, dengan cepat Lucas kembali menoleh.

"Tidak ... tidak perlu! Dengan kau membicarakan itu, maka akan semakin memperkeruh—"

"Kalau begitu berterusteranglah kepadanya! Bicara langsung kepada inti, kuyakin Athanasia bisa mengerti maksud dari ajakanmu untuk melangsungkan acara pertunangan kalian juga."

Menghembuskan napas kasar, Lucas segera bangkit dari posisi duduknya dan meninggalkan Herina sendirian—dengan keadaan bahwa gadis itu tengah tertawa terbahak-bahak.

"Rasanya aneh, melihat Tuan penyihir yang menjadi sedikit dungu hanya karena cinta."

•••

Rencana untuk pergi selamanya dari Obelia kini menjadi rencana terburuk. Maka dari itu, Athanasia hanya memutuskan untuk pergi setengah hari keluar gerbang kerajaan Obelia.

Dia sempat meminta bantuan Zenith—saudarinya, untuk tidak memberitahu'kan hal ini kepada Anastasius. Namun semuanya terasa gagal, Zenith ... Sejak kapan seorang Tuan putri mengkhianati saudarinya sendiri?

Look at me! || WMMAP FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang