Itu Alasannya

177 13 0
                                    

Selagi meneguk minumannya, Taeyong memperhatikan Mark yang terus menerus malamun. Ia terlihat sedang mendapatkan hal yang berat. Seperti yang Taeyong rasakan kemarin.

Melihat hal tersebut, Taeyong beralih duduk di sebelah Mark. Ia bertukar posisi dengan Kun. Yang ada disana hanyalah Taeyong, Doyoung, Jaehyun, Kun, Mark dan Jaemin. Ten tidak masuk ke sekolah karena harus mengunjungi neneknya yang sakit di Thailand.

"Heh"

Mark sedikit terkejut dengan seruan Taeyong barusan. "Hah?"

"Lo kenapa dah?"

Mark tertawa dengan terpaksa. "Haha, gak papa" Ia meraih minuman miliknya dan meneguknya. Matanya mengerjap beberapa kali dengan memandangi arah lain agar terlihat baik baik saja.

"Semalem baik baik aja, kan?"

Mark segera menghentikan tegukannya. Ia memandangi Taeyong dengan penuh tanda tanya. "Darimana lo tau?"

"Menurut lo?"

"Seulbi?"

Taeyong menggeleng. Lalu, Mark terlihat berpikir dan menggelengkan kepalanya sebelum mengatakannya pada Taeyong. "Masa iya.... Yuta?"

Taeyong mengangguk. "Dia yang ngasih tau kalo dia mau ke rumah Seulbi. Tapi gue yakin lo pasti bakal kesana. Jadi gue biarin aja"

"Jadi... lo nyuruh gue kesana karena lo tau itu bakal terjadi?"

"Yeuuu bocah, gue aja dikasih tau jam tujuh malem. Dia udah disana" Mark kembali memikirkan sesuatu.

"Kalo mau bicarain berdua aja, mending kalian berdua pergi aja deh" usir Doyoung.

Taeyong memandangi Doyoung seolah berkata 'lo siapa?'

"Bener deh kata Doyoung, kalo mau bicarain itu, mending berdua aja. Lagian kita udah gak kepo kepo banget" Jaehyun mendukung Doyoung.

"Yaudah yuk, Mark, biar Jaehyun yang bayar, kita kan disuruh pergi bukan disuruh bayar" Taeyong mengajak Mark pergi. Tentu saja Mark mengikutinya.

"Dasar orang sukanya gratisan mulu" cibir Jaehyun.

Mark dan Taeyong berjalan bersama untuk sampai di kelas mereka masing-masing. Selagi mereka berjalan, Taeyong kembali membahas yang tadi merek bicarakan.

"Lo pasti udah tau alesan Yuta kek gitu kenapa" tebak Taeyong.

Mark hanya menjawabnya dengan anggukan. Sementara Taeyong kini merangkul Mark dan menepuk bahunya. "Gak usah dipeduliin, dia cuma ngerasa bersalah sama kesalahannya dulu. Lo harus fokus ngejagain pacar lo bukan malah mikirin Yuta"

"Gak semudah itu, Bang"

Taeyong tersenyum. "Lo mau tau alesan kenapa gue nyebut diri sendiri pengecut?"

Mark seketika mengangguk. Ia memang penasaran dengan hal itu.

"Waktu itu Seulbi udah putusin gue. Pulang dari rumah sakit, malem malem gue pergi ke rumah Seulbi. Gue kesana mau minta maaf takutnya gue punya kesalahan yang gue sendiri gak tau. Eh, belum sampai disana, gue ngeliat Seulbi sama Yuta di restaurant deket rumah Seulbi"

Mark mengerutkan keningnya. "Deket rumahnya gak ada restaurant tuh"

Taeyong merotasikan motanya. "Rumahnya bukan yang sekarang kali"

Mark mengangguk paham. "Oh iya, terus terus?"

"Gue berhenti disana dan ngeliat Yuta masangin kalung ke Seulbi dan kalung yang gue kasih ada di meja"

Mark berdecak. "Ck, miris banget hidup lo, Bang"

"Maka dari itu, lo gak boleh jadi gue yang kedua kalinya. Lo harus bertahan sampai akhir"

EX-GIRLFRIEND ▪︎Lee Taeyong ▪︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang