15. Bayangan

4.1K 328 54
                                        

Maaf baru bisa update sekarang, karena kemarin masih ada kendala. Semoga nggak bosen ya. 😘

----

Mata indah itu terbuka memperlihatkan netranya yang sangat indah berwarna rainbow.

Sangat langka.

Mengerjap menyesuaikan dengan cahaya yang begitu terang menghalangi pandangannya.

"Kau ingin aku menceritakan sesuatu Beril?" Sebuah suara bertanya pada pemilik netra rainbow yang tak lain adalah Beril.

"Menceritakan? Siapa kau?" Beril tak menjawab dan berbalik bertanya karna bingung.

"Ya, menceritakan sesuatu yang mungkin kau tertarik." Suara itu menjawab dan lebih dekat dan melanjutkan ucapannya, "aku adalah peri yang selalu mendampingi dirimu sejak lahir."

"Hah?!" Terdengar jelas dari suara nya, Beril sangat terkejut.

"Jangan terkejut, mari ku tunjukan suatu." Tiba-tiba saja jari Beril melayang dan tertarik oleh jari-jari yang begitu kecil. Jari itu, milik sang peri.

"Apa yang ingin kamu tunjukan?" Tanya Beril.

"Kamu akan tahu jika sudah melihatnya." Jawab sang peri dengan senyum cerahnya.

Dan tiba lah mereka di sebuah lapangan yang sangat luas, disana sangat tandus. Tidak ada tanda kehidupan.

"Apa ini?" Tanya Beril menoleh ke arah peri yang terbang di sampingnya.

Peri itu tidak menjawab, dan memilih mengucapkan sebuah mantra yang Beril tidak ketahui. Lalu tidak tahu kenapa, lapangan yang tandus itu menjadi sebuah kamar yang sangat luas nan megah.

Disana terlihat seorang ratu, tabib dan beberapa pelayan yang membantu sang satu melahirkan.

"Ratu, kau harus bertahan demi anak mu ratu." Ucap sang tabib.

"Ayo ratu, mengenjan lah." Arahan sang tabib di lakukan oleh sang ratu.

Enghhkkk...

Huh huh...

Ahkkkk

Oekk oekk oekk

Tidak lama tangisan bayi pun terdengar, semua orang yang berada disana mengehela nafas lega.

"Ratu, lihat lah anak mu. Dia sangat cantik seperti mu ratu." Ucap sang tabib.

"Anakku." Tangis haru keluar saat sang ratu menggendong putrinya.

Pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok raja yang berjalan ke arah mereka dengan ekspresi gembira.

"Oh, putri ku." Sang raja sangat gemberi dan memeluk sang ratu dan anaknya.

Berita bahwa sang ratu melahirkan pun terdengar dan mereka yang mendengar sangat gembira.

Sampai akhirnya seorang peramal kerajaan datang.

"Salam yang mulia." Sang peramal memberikan salamnya. Sang raja dan ratu pun menjawab dengan senyuman ramah.

Namun tak lama karena melihat sang peramal yang seperti ingin mengatakan sesuatu namun ragu.

"Oh, sang peramal ada apa? Kenapa wajahmu seperti itu?" Tanya sang raja.

"Maafkan hamba raja, tapi ini sangat penting dan mengancam keamanan bagi tuan putri." Ucap sang peramal.

"Apa itu?"

"Dari ramalan saya, sang putri akan menjadi sang terpilih. Yang akan mendamaikan dunia ini dan-dan juga yang akan mengabisi raja kegelapan yang mulia." Sang peramal mengucapkan dengan gugup.

"A-apa?" Ratu yang mendengar itu shok.

"Ya yang mulia, dan kabar ini sudah terdengar oleh raja kegelapan. Kakak yang mulia raja." Ujar peramal itu.

"Su-suamiku, bagaimana anak kita. Oh, putriku!" Jerit sang ratu.

"Tenanglah ratu, semua akan baik-baik saja." Gumam sang raja.

Setelah mengucapkan itu, sang raja menyuruh pengawalnya untuk membawa sang putri ke bumi.

Di bumi sang putri di titipkan kepada sepasang suami-istri, dengan menitipkan pesan.

"Jagalah bayi ini dan berikan surat juga kalung ini kepada nya saat ia dewasa nanti, dan dua orang pemuda akan menjadi temannya."

Lenyap.

Semua bayangan itu seketika lenyap dan menampilkan lapangan tandus kembali.

Beril menoleh ke arah Peri yang setia terbang di sampingnya.

"Apakah itu aku?" Gumam Beril.

Tak ada jawaban, namun lapangan tandus itu kini menampilkan sebuah medan perang.

Disana mayat berserakan lapangan yang tandus sekarang menjadi lautan darah.

Hanya menyisakan sosok wanita kesatria dan sosok lelaki yang gagah namun penuh dengan aura gelap.

"Lihat! Lihat di sekeliling mu." Seru sosok lelaki itu.

"Mayat berserakan dan sekarang hanya ada lautan darah di sini, hanya ada aku dan kau! Hahaha..." Lanjutnya tertawa.

Sedangkan sosok wanita kesatria diam, membisu dengan pandangan sendu.

"Dan, kau akan mati di tanganku sekarang. Hahaha..." Sosok lelaki itu kembali bercara.

"Mati?" Gumam sosok wanita kesatria lirih.

"Kau salah raja kegelapan, bukan aku yang mati tapi kau!" Tajam wanita kesatria.

Mata yang sendu itu berubah menjadi tajam, lalu bangkit dan berjalan ke arah sosok lelaki itu.

"Kau yang akan mati di tangan ku! Keponakan mu sendiri, seperti ramalan 'itu'." Ucap wanita kesatria.

Mengangkat pedangnya dan-

Hiyaaaaa...

Jleb.

Lenyap.

Sekali lagi semua bayangan itu seketika lenyap dan menampilkan lapangan tandus kembali.

Beril terdiam, karena dari bayangan itu dirinya mengetahui semua.

Bayangan masa lalu dan masa depan, bayi itu sangat mirip dengan nya saat bayi dulu di foto yang pernah ia lihat di kamar sang mommy. Dan, wanita kesatria itu adalah dirinya.

Dirinya adalah 'sang terpilih.' Yang di ramalkan akan membunuh sang raja kegelapan.

"Jadi, aku adalah sang terpilih?" Batin Beril.

...

Jeng jeng...

Beda banget part 14 sama 15 ya. 🤣

Aku sengaja bikin part 14 sama 15 nggak ada saut pautnya.

Tapi, bakal ada di part 16. Hehe.

Dan itu! Pasti bakal seru lagi 'menurutku'. Wkwk.

Ikutin trus cerita Queen Crystalina. 😘

Tembut vote 150 dan komen 50 'tanpa kata next dan lanjut' aku langsung update. (Kalau ada kuota.) Karena jujur aja, aku udah nulis sampai part 20. 😅

Minggu, 28 Juni 2020.

Queen CrytalinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang