Ke-Empat

49 8 2
                                    

Kemarin, setelah Jo pulang dari cafe tempat ia bekerja, ia menelpon sang Ayah hanya untuk menanyakan kabar dan kapan bisa bertemu karena hari esok adalah hari ulang tahun Jo. Tapi Pak Boby menjawab bahwa ia tak bisa menemuinya karena perihal pekerjaan.

Kemudian ia menelpon Ibunya, Bu Fera. Ia pun menanyakan hal yang sama, ia ingin bertemu hanya untuk sekedar berbincang tentang keadaan Ibunya itu dan ia ingin berkumpul dengan keluarganya saat dihari ulang tahunnya. Dan lagi lagi ia mendapat penolakan dari sang Ibu.

Sejak itu Jo semakin kesal dengan keadaannya, ia bingung harus bagaimana lagi. Ia tak mau ikut dengan salah satu orang tuanya, karena akan percuma saja.

Dan itulah kenapa Jo kesal dengan semua orang termasuk Nindy salah satunya.

♤♤♤

Nindy menemui Jo yang tengah sendiri ditaman sekolah. Nindy bingung kenapa Jo betah menyendiri, kenapa tidak cari teman saja? Nindy menghampiri dan ikut duduk disamping Jo. Ia mengutarakan permohonan maafnya dan semua itu tak mendapat respon dari Jo.

"Jangan marah" ucap Nindy dengan suara lirih.

Jo menghadap kearah Nindy berada, "Kok lo gak emosian lagi ke gw? ada apa?"

"Gw gak tau, sejak lo marah sama gw malem itu, gw jadi gak bisa emosian lagi sama lo"

Setelah itu Jo kembali terdiam, dan Nindy masih tetap berada disamping Jo sampai bel masuk berbunyi.

Dikelas, Nindy terus menerus bengong. Rita pun bingung ada apa sebenarnya dengan sahabatnya ini. Rita tak mau menanyakannya saat ini, karena guru masih mengajar dikelas mereka. Ia tak mau jika harus berurusan dengan guru hanya karena mengobrol dikelas.

Tatapan Nindy kosong, ia tak memperhatikan guru yang tengah mengajarnya. Pikirannya jadi kacau sebab Jo menjadi dingin kepadanya.
Sebenarnya tadi ada satu hal yang aneh terjadi pada Nindy. Biasanya jika ia dekat dengan Jo, ia sangat tak betah dan ingin cepat-cepat pergi. Tapi tadi tidak, ia malah merasa nyaman didekat Jo.

Apa mungkin Nindy mulai memiliki rasa kepada Jo? Yang benar saja, mana mungkin itu terjadi. Nindy mencoba menepis semua pikirannya yang mengacu pada Jo. Ia tak mungkin suka dengan Jo, dan tak akan. ujarnya dalam hati.

Tak sadar sudah Bel istirahat, sepanjang pelajaran Nindy hanya bengong saja sampai ia tak tak sadar bahwa pelajaran telah usai. Ia masih belum selesai memikirkan Jo, ia sudah bersikap masa bodo lagi dengan Jo, tapi tidak bisa.

"Woy, lo kenapa sih?" Rita bertanya, sejak tadi ia masih bertanya-tanya kenapa Nindy bengong saja sedari tadi.

"Jo" hanya itu yang diucapkan Nindy, setelahnya ia kembali terdiam.

♤♤♤

Pelajaran telah usai semua, Nindy segera keluar dan mencari-cari keberadaan Jo. Biasanya Jo selalu lewat didepan kelasnya.

"Lo nunggu siapa sih?" tanya Rita, ia sudah bosan disekolah. Pasalnya sejak tadi ia diperintahkan Nindy untuk menemaninya.

"Jo"

"Tumben, biasanya lo males banget ketemu sama dia. Ohh jangan-jangan....."

"Jangan-jangan apa?!!" potong Nindy.

"Lo suka sama dia"

"ENGGAK!" Ketus Nindy, ia masih setia menunggu Jo melewati kelasnya. Tapi sedari tadi tak ada tanda-tanda kemunculan Jo.

"Mungkin dia udah pulang, kan dia harus kerja"

Ada benarnya juga yang dikatakan Rita, mungkin Jo sudah pulang dari tadi karena harus bekerja. Nindy berniat mengajak Rita untuk kecafe tempat Jo bekerja.

"Mau ngapain?"

"Nongkrong aja" jawab Nindy.

Akhirnya ajakan itu di setujui oleh Rita. Kini mereka berdua menuju cafe, tempat Jo bekerja. Mereka menempuh 20 menit perjalanan menggunakan taksi. Setelah sampai mereka segera membayar ongkos taksinya dan kemudian memasuki cafe.

Kini mereka sudah duduk, tinggal menunggu pelayan menghampirinya. Nindy berharap bahwa yang datang adalah Jo. Tapi nyatanya bukan Jo yang datang, melainkan pelayan yang lain.

Nindy menanyakan apakah Jo berada berada disini. Pelayan tersebut menjawab, bahwa Jo tidak masuk kerja hari ini. Dan Jo pun tak memberikan kabar bahwa ia tak masuk kerja hari ini. Nindy yang mendengar pernyataan pelayan tersebut pun terkejut.

Pergi kemana Jo? kenapa dia menghilang? apa mungkin ini semua karena dirinya?. Nindy berkutat dalam pikirannya, ia memutuskan untuk pulang dan tidak jadi memesan makanan.

"Bener apa yang gw bilang, lo suka sama Jo" Kata Rita saat keluar dari cafe tersebut.

"I --iyaa gw suka sama Jo" Nindy menjawab terus terang, kemudian perlahan air matanya menetes dan membuat Rita kebingungan.

"Kenapa nangis?"

"Gw salah Ta, gw bego, kenapa gw selalu marah-marah sama Jo . Sekarang gw nyesel, dia marah sama gw, dia dinginin gw. Dia pergi, gw gak tau dia kemana. Gw pengen ketemu dia Ta"

"Udah, nangisnya dilanjut nanti. Malem ini gw nginep dirumah lo"

"Lo mau nginep?"

"Iyaa"

"Makasih, Ta" ucap Nindy sembari mengusap air matanya yang sudah lancang mengalir dipipinya.

♤♤♤

Tok tok tok

"Assalamualaikum, Bun"
Rita mengetuk pintu rumah Nindy, dan tak lama Bu Niken membukakan pintunya. Bu Niken terjekut melihat anaknya seperti habis menangis, matanya merah dan pipinya terlihat basah karena air mata

"Kamu kenapa?" tanya Bu Niken yang terlihat panik.

"Nanti saya jelasin Bun, biar Nindynya masuk dulu" jawab Rita.

"Eh iyaa, sini masuk"

Setelah duduk, Rita mulai menceritakan kenapa Nindy bisa menangis. Ia menceritakan dari awal, saat mereka pulang sekolah dan sempat mampir di cafe tempat Jo bekerja.

"Ohh jadi gitu ceritanya" Bu Niken menganggukan kepalanya seraya mengerti apa yang dijelaskan Rita. "Jadi kalian gak tau Jo kemana?" Bu Niken bertanya.

"Enggak, Bun"

Bu Niken terlihat sedikit cemas, lantaran ia sudah diberikan amanah dari orang tua Jo untuk menjaganya. Kemudian Bu Niken memanggil Aldo yang sudah pulang dari kuliahnya. Ia menanyakan apakah tau keberadaan Jo, Aldo menjawab tidak tau. Dia saja jarang bertemu Jo kalau tidak Jo yang datang kerumah untuk sekedar main Ps.

Rita telah meminta izin kepada Bu Niken untuk menginap malam ini dan Bu Niken pun memberikan izin. Ia ingin menemani Nindy agar tak menghiraukan Jo, karena ia tau bahwa Jo bukan sosok cowo yang lemah.


"penyesalan akan selalu datang diakhir, jika datangnya didepan namanya bukan penyesalan"
-
-
-
jangan lupa touch yang gambar bintang itu ya..

Jo&NindyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang