Pagi ini, seperti hari kemarin, Nindy pagi-pagi datang ke rumah Jo. Pemiliknya ternyata sudah bangun, Jo dengan mengeluarkan motornya dari garasi. Jo menanyakan, kenapa Nindy datang pagi-pagi lagi.
"Mau bareng lagi" Nindy tersenyum manis, Jo hampir lemas dibuatnya. Ia benar-benar cantik, Jo jarang sekali melihat Nindy tersenyum. Dulu-dulu, Nindy selalu menampakan wajah garangnya, namun sekarang berbanding terbalik.
Berawal dari singa yang selalu ingin menerkam Jo, menjadi kucing yang selalu ingin dimanja dengan Jo.
"Kayak kucing" kata Jo.
"Kok kayak kucing?" Nindy bertanya, ia tak paham akan pernyataan yang dilontarkan Jo.
"Gemesin" Jo berkata sangat pelan sekali, Nindy tak dapat mendengarnya. Ia penasaran apa yang dikatakan Jo tadi.
"Gak usah dipikirin, gak mau buatin atau bawain makanan?"
"Eh, iya, ini ada makanan dari Bunda"
"Makasih, Bun"
"Kok 'Bun'?" tanya Nindy, masalahnya dialah yang membawakan makanan, bukan Bunda.
"Kan bunda yang masak"
Nindy terdiam, memang, sifat menyebalkan Jo masih melekat disana.
"Nyebelin" Nindy menyebikan bibirnya.
"Walaupun nyebelin, tapi lo suka sama gw" Jelas Jo, ia sangat percaya diri mengatakan hal itu.
"Ihh, enggak"
"Apa perlu gw putar rekamannya? saat lo nangis dan ngomong kalo lo suka sama gw"
Sudah dua kali Jo membuat Nindy kesal, tapi Nindy tetap sabar menghadapinya. Tidak seperti dulu yang akan mengamuk jika diperlakukan seperti itu.
"Bodo ah, mandi gih, terus makan–nanti telat loh"
"Sangat perhatian sekali" Jo mengucapkannya dengan nada yang sangat menjengkelkan, lalu ia pergi untuk mandi.
Setelah selesai mandi dan tak meninggalkan sarapannya, kini mereka siap untuk berangkat sekolah.
Dijalan Nindy sangat cerewet sekali, ntahlah apa yang dikatakannya. Jo sama sekali tak mendengarnya, karena suara angin yang kencang ditambah lagi helm miliknya fullface jadi tak heran bila Jo hanya meng-iyakannya saja.
"Lo denger apa yang gw omongin gak sih, Jo?"
"Iya"
"Iya apa?"
"Iya"
Nindy mencebikkan bibirnya, jadi selama ini ia mengoceh panjang lebar, tapi tak didengar oleh Jo. Ingin sekali Nindy membuka helm Jo, lalu mengumpat didepan telinganya.
Kemudian mereka sampai disekolah, hari ini mungkin tak akan seperti hari kemarin, pikir Jo. Kali ini Nindy berjalan beriringan dengan Jo, ia takut bila kejadian kemarin menimpa Jo kembali.
♤♤♤
Vena menghampiri Jo yang sedang duduk sendiri dikelasnya. "Kamu gak papa? katanya kemarin habis ditonjok" Vena langsung menanyakan hal yang mungkin menurut Jo sangat tidak penting.
"Gak" jawab Jo dengan singkat, lalu ia memilih mengeluarkan earphone lalu memasang ketelinganya.
"Joooo......" teriak Vena dan membuat seisi kelas melihat kearahnya.
"Gak usah berisik deh, udah mau masuk, mending lo ke kelas lo" Jo berupaya mengusir Vena dari kelasnya, ia sangat terganggu akan kehadiran Vena. Jika Nindy yang datang, mungkin ia akan betah dan menahan agar Nindy tak pergi, walaupun sikap ia saat ini harus dingin kepada Nindy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jo&Nindy
Teenfikcepagi yang indah dengan suasana hati yang sumringah. Sebelum cowo reseh itu datang dan dengan sengaja menyenggol lengan Nindy yang tengah berjalan menuju kelasnya. "Woy! jalan pake mata dong" ucap Nindy dengan nada keras. "Jalan tuh pake kaki" "Iihhh...