Ke-Sembilanbelas

25 4 0
                                    

Ujian berakhir, sakit kepala juga berakhir.

Semua siswa pasti sedang bersorak gembira, walaupun tidak mengeluarkan suara. Tapi memang hal itulah yang terjadi jika Ujian sudah berakhir.

Kini mereka tinggal menunggu pengumuman kelulusan. Dan sambil menunggu, pastinya hari-hari itu akan diisi oleh hal yang sangat menyenangkan dan bebas.

Saya ingin mengajak angin berdansa didalam kegembiraan yang sebentar lagi akan timbul, batin Jo sambil berjalan menuju kelas Nindy.

Nindy sedang berbincang dengan Rita. Jo mendengar, mereka sedang membicarakan tentang jalan-jalan. Ia langsung masuk begitu saja dan duduk dikursi yang sedikit jauh dari tempat Nindy dan Rita berada.

"Saya boleh ikut jalan-jalannya?" suara Jo menghentikan percakapan diantara mereka. Kini mereka sedang menatap Jo yang mereka sendiri tidak tahu, sejak kapan Jo berada disitu.

"Sejak kapan lo di situ?" tanya Rita yang tidak menyadari keberadaan Jo.

"Sejak gw cinta sama Nindy"

"Eeww, sejak kapan cowo dingin kayak lo bisa alay gitu" sahut Rita lagi.

Nindy sudah tidak terkejut lagi. Sejak mereka berpacaran, memang sifat dingin Jo sedikit luntur.

"Jadi, saya diajak tidak?" tanya Jo sekali lagi.

"Tidak"
"Iya"
ucap Nindy dan Rita secara bersamaan. Nindy menjawab 'iya' sedangkan Rita menjawab 'Tidak' ntah mana yang benar.

Jo tidak mengambil pusing urusan ini. Ia lantas mengajak Nindy untuk pulang, atau mungkin jalan-jalan dahulu sebelum pulang kerumah. Sekadar melepas sakit kepala yang sudah mereka alami 4 hari belakangan.

Tetapi, sebelum Jo dan Nindy pulang. Mereka harus menemani Rita, sampai taksi yang dia pesan datang menjemputnya.
Dan mereka meng-iya kan saja.

♤♤♤

"Saya masih merindukanmu" ucap Jo setelah mengantar Nindy kerumahnya.

"Yaelah bang, rumah kita kan deket. Nanti aku kerumah kamu deh"

"Yang wangi ya" kata Jo, ia lantas menjalankan motornya menuju rumah yang tak jauh dari rumah Nindy.

Nindy memasuki rumahnya dan menyalami Bu Niken. "Jo mana? dia sudah makan belum?"

"Kok yang ditanyain Jo sih bun, anaknya dulu yang ditanyain" keluh Nindy, ia mengerucutkan bibirnya.

"Jo juga kan anak bunda, calon menantu"

"Ihh bunda apaan sih, udah ah Nindy masuk kamar dulu ya"

"Setelah itu makan ya"

"Siap Bunda"

Nindy memasuki kamarnya, merebahkan tubuhnya sebentar sebelum beranjak mengganti pakaiannya. Selepas itu, ia pergi kedapur untuk makan dan tak lupa menyiapkan untuk Jo.

♤♤♤

"Udaraaa...." Nindy berteriak didepan rumah Jo. Tak biasanya Jo mengunci pintu.

"Kenapa pintunya dikunci?" Nindy lanjut bertanya saat Jo membukakan pintu.

"Takut ada maling" ucap Jo sambil memperlihatkan giginya.

Nindy melangkah masuk, setelah itu ia pergi kedapur untuk menyiapkan makanan untuk Jo yang ia bawa tadi.

"Makan dulu ya, kamu kan belum makan"

Jo&NindyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang