Nindy Arumnika,
Dulu, kau lebih dahsyat daripada badai.
Sekarang, pelangi akan menangis karena iri denganmu.Nindy tengah bersiap-siap, ia tak kerumah Jo hari ini. Tapi, Jo lah yang kerumah Nindy. Kemarin ia bilang seperti itu. Mungkin untuk sekedar sarapan dan menjemput Nindy.
"Jadi kalian udah pacaran?" tanya Bu Niken.
Mereka yang mendapat pertanyaan itu hanya saling memandang satu dengan yang lain. Sedangkan Aldo, ia diam dan bingung.
"Kok gak dijawab" ucap Bu Niken lagi.
"I-iya Bun" Nindy berani angkat bicara, Jo hanya menunduk malu sambil memakan sarapannya.
Jo sangat gugup saat ini, tak biasanya ia seperti ini. Ia lantas menghabiskan sarapannya dan berpamitan dengan Bu Niken untuk berangkat sekolah bersama Nindy.
Diperjalanan Tak ada yang berani membuka obrolan. Baik Jo maupun Nindy. Apa karena Bu Niken mempertanyakan hubungan mereka? ahh masa bodo pikirnya. Bukannya ia sudah diterima baik oleh Bunda.
"Nindy" panggil Jo setengah berteriak karena ia menggunakan helm fullface.
"Iya beb" jawab Nindy lalu ia terkekeh geli mendengar ucapannya sendiri.
"Bunda tau dari mana kita pacaran?"
"Gak tau, Bunda kan suka nebak" kata Nindy.
Lalu setelah itu Jo tak menjawab lagi. Ia menancapkan gasnya agar segera sampai disekolah.
♤♤♤
Mereka telah sampai disekolah, Jo membukakan helm yang terpasang dikepala Nindy dan membenarkan rambut Nindy yang sedikit berantakan itu.
"Kamu duluan aja" ucap Jo.
"Gak mau, aku mau bareng kamu" kata Nindy, ia kekeh tak mau berjalan sendirian.
"Hah? gw gak salah denger? aku? kamu?" ucap Rita secara tiba-tiba.
Ntah darimana asalnya manusia itu datang. Jo dan Nindy terkejut akan kehadirannya. Dan Rita masih menunggu jawaban atas kejanggalan yang ia dengar tadi.
"Kok jadi diem?" tanya Rita lagi.
"Kok kalian jadi akur, terus aku-kamu, maksudnya apa ini? hah?""Okay, lo tenang dulu ya" ucap Nindy.
"Owhh, jangan-jangan kalian udah pacaran? dan lo gak cerita sama gw?" potong Rita langsung dengan menunjuk-tunjuk Nindy.
"Iya, kita pacaran" kata Jo cepat sembari merangkul Nindy yang berada disampingnya.
"Owhh, jadi gitu? bagus deh, gak akan ada yang nangis-nangis lagi karena ditinggal seseorang waktu itu" Rita menyindir Nindy, dan Nindy menyadarinya. Ia hanya diam saja karena malu.
Setelah itu mereka berjalan kekelas. Jo berpisah saat sudah sampai dikelas Nindy. Tapi tiba-tiba Jo dihadang oleh Vena, ia melihat Jo yang menggandeng tangan Nindy saat mau kekelas tadi.
"Kalian?" mata Vena membulat penuh tanya.
"Gw pacaran sama Nindy, jangan pernah ganggu dia apalagi gw. Ngerti?!" ucap Jo penuh penekanan. Jo memang sudah sangat risih jika didekati Vena.
♤♤♤
Seperti hari-hari biasanya, Jo hanya diam mendengarkan penjelasan guru yang tengah mengajarnya. Ia tak begitu akrab dengan teman sebangkunya apalagi teman sekelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jo&Nindy
Novela Juvenilpagi yang indah dengan suasana hati yang sumringah. Sebelum cowo reseh itu datang dan dengan sengaja menyenggol lengan Nindy yang tengah berjalan menuju kelasnya. "Woy! jalan pake mata dong" ucap Nindy dengan nada keras. "Jalan tuh pake kaki" "Iihhh...