Ke-Lima

36 7 1
                                    

Jo mengetuk pintu rumah yang sudah ia cari-cari. Saat ini Jo ternyata berada di Bogor, ia mengunjungi rumah sahabatnya sejak SMP yang sudah berpisah kurang lebih 3 tahun karena sahabatnya ini pindah ke Bogor bersama orang tuanya.

Pintu mulai terbuka, menampakan muka sahabatnya yang begitu sumringah ketika melihat Jo datang kerumahnya.

"Wah selamat ulang tahun Jo, gila udah lama kita gak ketemu" ucap Fiko. Ia pun langsung memeluk Jo, melepaskan kerinduannya.

"Ternyata lo gak lupa ya" Jo mulai terlihat lesu, ia kembali mengingat orang tuanya yang tak mau bertemu dihari ulang tahunnya.

"Bentar deh, lo kenapa sampe jauh-jauh dateng kesini? Lo besok gak sekolah?" tanya Fiko yang mulai curiga akan gerak gerik sahabatnya itu. Jo hanya bilang ia akan datang kerumah Fiko, tapi Jo tak memberitahu maksud dan tujuan ia datang.

"Gw masuk dulu, boleh?" tanya Jo yang sedari tadi masih berdiri didepan ambang pintu.

"Ehh iyaa" Fiko mempersilahkan Jo untuk masuk.

Fiko adalah satu-satunya sahabat Jo. Selain dia tak ada lagi, di Sekolah Jo yang sekarang pun ia tak punya teman. Sebenarnya banyak yang mau berteman dengan Jo. Hanya saja, Jo yang tak mau bergaul. Ia lebih memilih sendiri dan meratapi nasibnya yang sudah begitu suram.

Setelah Jo melangkahkan kakinya masuk kerumah yang terlihat agak besar ini, ia langsung disambut dengan Tante Linda, dia adalah Ibunya Fiko.

"Ini Jo?" Tante Linda bertanya dengan anaknya yang sekaligus sahabt Jo.

"Iyaa, Mah" jawabnya.

Jo meminta izin kepada Tante Linda untuk menginap beberapa hari disini, kemudian Tante Linda pun meng-iyakan. Karena dirumah hanya terdapat 3 orang saja, tak ada pembantu dirumah ini, semua dikerjakan oleh Tante Linda sendiri. Terkadang pacar Fiko berkunjung hanya untuk menjadi teman ngobrol Tante Linda.

Lalu Jo mulai meletakan tas yang berisi pakaian dikamar tamu yang sudah disediakan. Jo berniat akan menginap selama 5 hari. Ia ingin melupakan masalahnya, dan terlebih lagi hari ini adalah hari ulang tahunnya.

♤♤♤

Tak terasa malam mulai datang, Om Rudy sudah pulang dari kerjanya. kemudian Jo menyalami Om Rudy dan berbincang sedikit tentang keluarganya. Mereka semua tau bahwa orang tua Jo sudah berpisah. Jo sudah menceritakannya pada Fiko disaat Jo mendengar bahwa orang tuanya akan berpisah.

Fiko membawa Jo keluar rumah untuk menghirup udara segar. Fiko masih bertanya-tanya apa yang membawa Jo menemuinya sampai ke rumahnya yang berada diBogor ini.

"Gw sebenernya mau ngelupain masalah gw, orang tua gw gak ada yang mau nemuin gw dihari ulang tahun gw. Gw langsung mikir, kenapa gak kerumah lo aja. siapa tau gw bisa ngelupain ini semua" Jo menjelaskan panjang lebar dan Fiko pun mengerti akan itu.

"Coba deh lo cari pacar kek, biar ada yang ngurusin lo" saran Fiko.

"Cewe yang gw suka, dia benci sama gw"

"Siapa?" Fiko terlihat penasaran dengan cewe yang dikatakan Jo.

"Nanti juga lo tau"

"Tapi besok gw masih sekolah, lo gak papa sendiri dirumah?"

"Gw besok jalan-jalan aja, siapa tau ada hal yang menarik" Kata Jo.

♤♤♤

Nindy masih tak henti-hentinya memikirkan Jo. Ia pun bingung kenapa ia jadi segitunya dengan Jo. Bu Niken teringat bahwa hari ini adalah hari ulang tahun. ia lantas memberitahu kepada Nindy. Kenapa Jo pergi dihari ulang tahunnya?

"Bun, Jo baik-baik aja kan?" Nindy terlihat mengkhawatirkan Jo. Ia terlihat sangat sedih.

"Jo itu kan cowo, jadi tenang aja" Bu Niken mencoba menenangkan anaknya itu. Ia pun sama bingungnya seperti yang lain. Kenapa Nindy bisa se-khawatir itu dengan Jo.

Hari sudah beranjak malam, semua lampu telah dimatikan semua. Hanya kamar Nindy yang masih terang. Ia tak bisa tidur, pikirannya akan Jo masih terbayang-bayang. Rita yang menginap disitu pun tak bisa tidur karena ingin menemani Nindy.

Ponsel Jo tidak dapat dihubungi, sudah berkali-kali ditelepon tapi tidak ada jawaban dari Jo. Nindy tak dapat menahan kantuknya yang mulai menyerang. Ia mulai menyusul Rita yang telah tidur duluan karena tak dapat menahan kantuknya.

Gw suka Jo sama lo, Gw udah gak benci sama lo, jangan pergi Jo.

kemudian matanya mulai menutup dan perlahan masuk kedalam dunia mimpinya.

~○~

Pagi yang sangat indah dikota Bogor, Jo sangat menyukai suasana dikota ini. udaranya sangat sejuk sangat beda dengan diJakarta. Seperti yang Jo bilang kemarin, hari ini ia akan berkeliling kota Bogor, untuk melihat-lihat suasana disana.

Jo berpamitan dengan Tante Linda untuk keluar sebentar. Ia mulai menancapkan gas motornya, menyusuri jalanan kota Bogor yang basah akibat hujan. Aroma sehabis hujan inilah yang menenangkan pikiran Jo.

Hari ini Jo memang sengaja untuk tidak sekolah, ia sama sekali tak mengirimkan surat atau yang lainnya.

Jo berhenti disebuah taman yang terdapat diKota Bogor itu. Ia duduk disalah satu bangku taman yang masih basah itu. Ponselnya mati, ia lupa meng-chargenya semalam. Pikirnya percuma saja ponselnya mati atau hidup karena tak akan ada orang yang perduli dengannya.

Suasana ditaman ini terlihat sepi karena hari ini bukan hari libur. Hanya dialah yang libur alias meliburkan diri. Jo menyandarkan punggungnya, menarik napas dalam-dalam dan ia mulai melupakan masalahnya.
-
-
-
-

"Tak akan ada lagi kehidupan yang suram setelah hujan"

jangan lupa divote ya!!

Jo&NindyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang