Angga menggendong arya yg mulai bernafas tidak karuan kedalam mobil
Saat angga melajukan mobil nya dengan kecepatan penuh .. seorang pria tinggi 169 cm berkulit putih dan berbaju putih melihat berceceran darah dan sebuah handpone genggam milik angga. Pemuda tersebut mengambil nya dan tanpa sengaja ia membuka handpone tersebut dan ia amat terkejut apa yg iya saksikan .. sampai sampai ia menutup mulut nya. Ia mentapa gedung sekolah tersebut dan berkata" aku akan ikut bermain dalam peran ini, jika bayangan seorang pendosa tidak di hapuskan maka kebenaran tidak akan pernah terungkap" ujar pria tersebut
"Pertama tama aku akan menyelamatkan nyawa nya dulu" batin pria tersebut
Pria tersebut segera bergegas pergi dan membawa handpone milik angga yg berisi bukti kuat jika di adukan oleh polisi
Saat arya mulai masuk UGD lampu berwarna merah. angga begitu panik ia memukul mukul kepala nya dan seperti orang yg hilang akal. Saat angga frustasi dengan keadaan arya dody datang dengan begitu panik nya
"Apa yg terjadi dengan dia angga"
"Daddy kumohhon selamat pria itu hikss....hiksss...hikss...dad kumohon"
"Tenangkan diri mu angga dia akan selamat, sekarang jelaskan pada dad apa yg terjadi sampai pria itu mengalami tembakan""Dia menyelamatkan nyawa ku dad dari tembakan itu, saat seseorang inggin menembak ku arya berlari menghadang nya dan peluru tersebut mengenai dada nya.. daddy aku tidak inggin kehilangan nya"
"Dia akan selamat daddy berjanji akan menyelamtkan nya, sekarang putra dad harus tenang jangan seperti ini"
Dody memeluk angga dengan kuat agar ia tenang. Dody memberikan angga sebotol air minum kepada angga yg sedang duduk memegang kepala nya. Dody duduk di sebelah angga dan mengelus elus belakang nya saat kejadian seperti ini, ia teriangat akan vino yg pernah tertembak
"Mengapa kejadian nya sama seperti ku saat vino menyelamtakan ku dari tembakan bagas " batin dody
Dody melihat putra nya yg begitu prustasui seperti ia dulu yg takut kehilangan vino
"Kamu menyukai nya putra ku"
Angga melihat kearah wajah dody yg datar dan dinggin"Dadddd?!"
"Katakan pada dad apa kamu menyukai pria itu"
"Iya dad aku menyukai nya,aku sangat menyayangi nya aku tidak inggin kehilangan nya" ujar angga dengan suara berat"Apa kau sudah mengabari keluarga pria itu"
Angga mendelikan mata nya dan menelan ludah nya ia lupa mengabari keluarga arya. saat ia inggin mengambil handpone milik nya ia lupa membawa handpone yg terlempar saat ia menyelamtkan arya
"Dad berikan aku handpone dad sebentar aku lupa membawa handpone milik ku. Dody memberikan telepon seluler milik nya dan memberikan pada angga. Angga mengetik nomor yg di berikan arya dulu
Saat nomor terakhir angga pencet ia menekan panggilan tersebut, setelah berhasil nada sambung masuk angga begitu takut dan panik apa yg harus ia katakan pada keluarga arya Saat telepone tersambung
"Halooo" perkataan itu membuat hati angg tenang dan damai
"Hallo" kata pria yg angga telepon
"Eh, paman maaf akan aku"
"Maaf ini siapa"
"Paman aku angga teman dekat arya"
"Iya ada apa nak, dengan arya apa dia baik baik saja" ujar pria tersebut dengan lembutAngga menelan ludah ia tak bisa berkata, dody yg melihat kepanikan angga inggin mengambil tlp tersebut tapi di halangi oleh angga
"Paman maaaf kan aku arya sedang di rumah sakit ia tertembak oleh perluru"
Saat angga mengatakan ikut ia mendengar suara gelas jatuh begitu saja dan ia tak mendengar suara dari telepon itu
"Halo? Paman paman"
"Di mana rumah sakit nya" jawab pria itu dengan dinggin"
"Tidak jauh dari sekolah paman"