♡Dua♡

1.1K 75 0
                                    

"Halo, assalamualaikum. Bun, ada apa nelpon diba?"

"....."

"Apa!"

••

Diba langsung menutup panggilan itu, dan mengambil tasnya.

"Eh, diba ada apa?"tanya cia, diba hanya memasang wajah panik.

"Nanti aku kasih tau, tolong izini aku dulu yah hari ini. Bye, assalamualaikum."ucap diba tergesa-gesa dan lari, semua sahabatnya hanya menjawab salam dengan pikiran bertanya dia kenapa?.
.

Diba terus berlari menuju keluar kampus, namun tiba-tiba....

Srett!

"Astagfirullah hampir, aja." guman diba karna dia hampir menabrak seorang cowok yang dikenal sebagai cowok terpopuler di kampus. Cowok itu menatap diba sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Permisi,"ucap diba dan melewati cowok itu begitu saja. Cowok itu menatap punggung diba yang sudah menjauh dengan senyuman khas miliknya.

"lumayan."gumannya dan berjalan sembari memasukkan tangannya di saku jeansnya.



Diba terus berlari di terotoar karna ia harus cepat sampai ke rumah dan melihat keadaan bundanya. Hatinya sangat gelisah saat tantenya mengatakan lewat ponsel bundanya kalau bundanya pingsan.

'Bunda tunggu diba.' batin diba dan mempercepat larinya tapi tiba-tiba hatinya berdebar seperti ada suatu hal yang membuatnya berdebar. Diba menghentikan langkahnya dan memegang dadanya lalu memejamkan matanya.

"diba, jangan khawatir ada aku. Kamu jangan takut."

Deg!

Diba membuka matanya seketika saat ia mengingat ucapan dia laki-laki yang ada dimimpinya, dia mengatur nafasnya dan kemudian dia memejamkan matanya lagi untuk menenangkan hatinya.

"jika kamu khawatir, positif thingking aja."

Lagi dan lagi ucapan laki-laki di mimpinya tergiang, diba membuka matanya perlahan dan seketika ia terlonjak saat ia melihat pria yang entah sejak kapan berdiri dihadapannya dengan ekspresi datarnya.

"Astagfirullah!" kaget diba, dan memundurkan langkahnya, pria itu hanya diam tanpa ada ekspresi.

"pa-pak dosen kenapa anda ada disini."gagap diba dengan kepala tertunduk.

"kenapa saya ada disini? Bukan urusan kamu, lagian kamu itu seperti orang kurang waras. Di tengah jalan malah memejamkan mata ingat kamu sekarang berada di dekat jalan raya jika kamu berjalan sambil memejamkan mata yang ada kamu bakalan kecelakaan." ucap pak dosen ralat ceramah pak dosen. Diba mengakat kepalanya dan mengerjabkan matanya..

"Jika kamu gelisa atau sejenisnya positif thingking aja. Jangan apa-apa terburu-buru, negatif thingking dan sejenisnya." ucap pak dosen dan berjalan menuju mobilnya, diba terdiam saat mencerna ucapan pak dosen itu karna ucapannya hampir mirip dengan ucapan laki-laki di mimpinya~ si dia.

Diba menatap mobil pak dosen yang sudah pergi menjauh dari dia, dia menghela nafasnya dan tiba-tiba ada sebuah taxi berhenti di depannya. Dia menaikkan sebelah alisnya.

"Neng, butuh taxi gak." ucap sopir taxi itu, diba menaikkan sebelah alisnya lalu ia mengangguk.

Skip

"makasih pak, ini uangnya."ucap diba menyerahkan uang ke sopir taxi namun sopir taxi itu malah menolak uangnya.

"gak usah neng udah dibayarin tadi sama pacarnya eneng." ucap sopir taxi itu dan ia tersenyum, diba tercengang, pacar? Siapa? Diba ia tak punya pacar sekarang.

Assalamualaikum Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang