♡Tiga♡

1K 70 0
                                    

-Gimana kalau kamu saya baperin ngefly kamu sampe ke akhirat.-


(づ ̄ ³ ̄)づ♥

Seorang gadis tengah duduk disebuah kursih taman dan menatap keatas langit dengan mata berkaca-kaca.

"Ya Allah, aku bimbang apa aku harus menerima atau menolak." lirih diba, ia duduk sendiri ditaman yang nampak gelap, yang hanya diterangi oleh cahaya bulan.

"jika menurut mu itu baik, maka kau harus menerimanya." saut seseorang dan diba seketika tersentak dan menyipitkan matanya melihat sosok laki-laki yang wajahnya tak terlihat karna minimnya pencahayaan.

"Siapa?"tanya diba, ia berdiri dan ingin menghampiri pria itu. Diba berjalan dan...

Dug!

Eh!?

Diba tersentak dan ia melihat ke sekelilingnya, ternyata ia berada dikamarnya jadi yang barusan itu mimpi.

Lagi?

Astagfirullah.

Diba menghela nafasnya dan melihat jam yang ada dinakasnya.

03:00

Diba berdecak kesal,"Mimpi lagi, kapan sih jadi kenyataan. Ya Allah, kenapa lagi dan lagi diba mimpi si dia kenapa kok diba ngerasa, itu kek kenyataan."ucap diba dan menatap kosong kedepan.

"jika menurut mu itu baik, maka kamu harus menerimanya."

Diba mengingat-ingat ucapan si dia, yang ada didalam mimpinya.

"dia ngasih saran lewat mimpi, apa aku har--- argh! Au ah terang mending aku solat."monolog diba dan berjalan ke kamar mandi.

Skip~~

Paginya, diba menuruni tangga dengan lesu. Wajah diba yang selalu berwarna menjadi suram berkali-kali ia menghela nafasnya.

"Diba, kamu kenapa?"saut bunda saat diba melewati ruang tamu, diba seketika tersentak dan langsung menoleh dengan wajah terkejutnya.

"Eh! Bunda ngagetin aja."ucap diba sembari mengusap dadanya. Nurul menaikkan sebelah alisnya menatap sang putri.

"siapa yang ngagetin, kamu yang berlebihan pagi-pagi melamun." ucap bunda nurul menggelengkan kepalanya dan mengambil teh yang sudah tersedia di meja.

"hehe, maaf bun. Diba gak papa kok cuma mikir aja kenapa diba itu selalu mim-"

"mimpiin si dia dan selalu bangun jam tiga pagi, benerkan." diba tersenyum dan mengangguk, nurul hanya menggelengkan kepalanya.

"diba kamu udah mikirin permintaan bunda kemaren."ucap nurul seketika diba yang awalnya tersenyum lebar langsung menipiskan senyumannya.

"umm mikirinnya udah sih, tapi memutuskan diba nerima ato enggak belum bunda. Diba masih butuh waktu gak papa kan bunda."ucap diba pelan, nurul menatap putrinya senduh lalu ia berdiri dan mengusap kepala putrinya lembut.

"iya gak papa sayang. Bunda tau kok ini berat buat kamu karna ini berurusan dengan masa depan kamu."ucap bunda nurul lembut dan tersenyum, diba memeluk budannya erat.

"Makasih bunda, oh yah diba pergi kuliah yah. Bye bunda assalamualaikum."ucap diba dan mengucup punggung tangan bunda.

"Maafin bunda diba."lirih nurul menatap senduh diba yang punggungnya kian menghilang.



Diba telah sampai didepan kampus, ia menghela nafasnya dan berjalan namun..

Tin!!!

Assalamualaikum Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang