♡Tujuh belas♡

719 38 5
                                    

-dia masa lalu mu, dan lihat aku karena aku masa depan mu..-

***
Diba berjalan cepat meninggalkan alfared, ia memejamkan matanya menahan air mata yang mengenang di plupuk matanya.

Diba terus berjalan tanpa menyadari orang didepannya yang tengah menatap datar.

Brak!

"Aduh!" Ringis diba sembari ngusap hidungnya, dia menatap kemeja putih didepannya lalu ia mencium wangi yang tak asing, diba menelan ludahnya pelan dan secara pelan mendongak.

Diba mengerjabkan matanya saat mendapati sosok bermata gelap dengan wajah yang sempurnah tengah menatapnya datar sembari menaikkan sebelah alisnya.

"P-pak ezhar." Ucap diba dengan gagap. Ezhar masih menatap diba dengan datar.

"Jalan kenapa gak liat-liat, gak bisa yah kamu ngilangi kebiasaan kamu diba, kan saya sudah bilang jan ngelamun kalo jalan." Ucap ezhar dengan datar, diba menatap ezhar dan tanpa ia sadari air matanya yang sudah ia tahan sedari tadi terjun bebas di pipinya.

Ezhar mengeryitkan dahinya dan langsung memegang kedua pundak diba.

"Kamu kenapa? Kenapa kamu menangis hemm." Ucap ezhar masih dengan tenangnya tapi tidak dengan hatinya yang mulai panik, diba masih menangis bahkan air matanya tak bisa berhenti.

"Hiks ma-maaf mas hiks, hiks."lirih diba dan menunduk kan kepalanya, ezhar memegang dagu diba lembut dan mengangkat nya sehingga membuat diba mendongak, diba mendapati sepasang mata gelap yang biasanya terlihat tajam dan dingin kini berubah lembut.

" Kamu kenapa, kamu cape nungguin aku iya."ucap ezhar dengan lembut, diba yang masih sesenggukan menatap ezhar dengan mata senduh. Ezhar menghela nafasnya dan membawa diba ke mobilnya.

Skip

Ezhar dan diba tengah duduk dimobil yang dikemudikan oleh ezhar suasana sangat hening, diba memandang jalan sekitar dengan tatapan kosong otaknya sekarang penuh dengan kenangan masa lalunya dengan alfared.

Tanpa diba sadari ezhar terus melirik diba yang masih membisu, ia terus berfikir kenapa diba bisa menangis apakah ia merasakan sakit hati dengan ucapannya tadi, apakah ia harus minta maaf(?).

Tak terasa mobil mereka telah sampai dirumah, ezhar menghentikan mobilnya dan keluar diikuti diba.

Saat memasuki rumah ezhar langsung memegang tangan diba dan membawanya ke kamar mereka diba hanya diam tanpa menolak entahlah ia bingung dengan perasaannya sekarang.

Ceklek

Ezhar membuka pintu kamar dan menutup kembali kemudian menatap dia dengan tatapan yang intens.

"Kamu kenapa menangis tadi?" Ucap ezhar sembari menatap diba dalam. Lagi dan lagi diba menunduk sembari menahan air matanya yang entah kenapa ingin keluar kembali.

"Diba." Panggil ezhar dan diba langsung tersentak sehingga membuat air matanya turun kembali.

"Jika ucapan saya tadi menyakiti mu maaf kan aku jadi jangan menangis." Ucap ezhar memegang bahu diba, diba semakin menangis dan membuat ezhar panik.

"Hiks pak ezhar gak salah hiks!" Tangis diba dan tanpa sadar memeluk ezhar, ezhar yang terkejut akibat tangisan diba ditambah lagi kejutan diba memeluknya secara tiba-tiba semakin membuatnya bingung.

"Hiks mas gak salah hiks, ini emang salah diba hiks!" Isak diba sembari memeluk erat ezhar, ezhar membalas pelukan diba dengan menghela nafas. Jujur ia bingung apa yang harus ia lakukan.

"Mas gak salah diba cuma inget hal yang buat diba sedih aja, hiks diba pernah suka sama orang dulu." Ucap diba dengan senduh ezhar melonggarkan pelukannya.

"Kamu pernah pacaran?" Tanya ezhar dan diba mengangguk.

"Iya mas, maafin diba disaat sudah menjadi istri mu diba malah mikirin mantan pacarnya diba mas hiks maaf. Diba yang salah hiks."ucap diba dengan sesenggukan disertai isak tangisnya.

" Kamu masih cinta dengan dia?"tanya ezhar lagi dan diba langsung mendongak. Diba mendapati tatapan ezhar yang dalam.

"Enggak mas diba udah gak memiliki rasa cinta dengannya." Lirih diba dan melepaskan pelukannya.

"Lantas kenapa kamu memikirkannya, dengar ini jika kamu masih memikirkannya cukup kamu pikirkan dia karena dia hanya masa lalu, masa lalu memang susah buat dilupakan. Masa lalu cukup dikenang sesekali jangan setiap kali. Lupakan dia karena dia masa lalu mu dan lihat aku karena aku masa depan mu, jadi yang kau lihat dan fikirkan sekarang adalah aku bukan dia." Ucap ezhar menatap dalam mata diba. Ezhar memegang bahu diba dan tangan satunya mengelap air mata diba dengan lembut.

"Dan yah jangan kamu terlalu tenggelam dengan masa lalu mu karena itu hanya kejadian yang sudah berlalu. Humpf dan juga aku gak suka istri ku memikirkan pria lain selain diri ku mengerti." Ucap ezhar lagia lalu mengecup kedua kelopak mata diba, diba tesentak dan menatap ezhar dalam. Ezhar membalas tatapan diba juga lalu diputuskannya kembali, ezhar melepas jasnya lalu pergi ke kamar mandi meninggalkan diba yang diam mematung.

Mata diba mengerjap dan tangannya menyentuh kedua kelopak matanya, apakah ia tengah bermimpi, bulu mata diba yang basah terus mengerjab diba menoleh ke cermin dan melihat pantulan dirinya sendiri. Kemudian tersentak ia tak sadar apa yang ia lakukan tadi.

Ia menangis dan memeluk pak ezhar astaga apa ini, diba langsung terduduk dan menutup wajahnya yang sekrang sudah memerah seperti tomat.

"Aku benar-benar malu." Cicit diba dan mengusap wajahnya gusar.

Ceklek!

"Kenapa duduk dilantai hemm." Ucap ezhar dan diba yang tengah menahan malu seketika terlonjak.

"Eh enggak papa." Ucap diba gugup, ezhar menaikkan alisnya dan menatap diba datar.

"Ck, sudah jangan ngelamun mandi sana." Ucap ezhar diba langsung mengangguk dan langsung masuk ke kamar mandi.

Ezhar memandangi kamar mandi dengan pandangan yang dalam.

Ting!

Ezhar langsung tersentak saat mendengar notifikasih ponselnya, ia langsung mengambil ponselnya yang ada di jasnya. Ia mengernyit dahi menatap pesan yang baru saja masuk.

_____________________________
+62 8***********
_____________________________
Hai ini aku
Bisa kah kita ketemu.
Kamu masih inget aku kan              
_____________________________

'Bagaimana dia bisa tau nomor ponsel ku.'batin ezhar menatap ponselnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

****

Hellooo indah update lagi malam ini sesuai janji jam 10 malem.

Gaje gak sih partnya adoh autor takut gak nyambung.

Jeng jeng

Hayoo apa kelanjutan nya nih cerita hayooo

Ikuti terus yah jan lupa vote dan kasih dukungan ke autor.

Maaf jika ada typo, part gaje ato kesalahan kepenulisan pada cerita ini.

By:indah p.

TBC

Assalamualaikum Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang