Part 10 (Andai Saja)

25 7 5
                                    

Lidya mendengar suara itu, suara Leon beserta alasan mengapa ia tak bisa bersama Lidya, Lidya menunduk, Arin memeluk Lidya dari samping, Siska mengelus Pundak Lidya sesekali memaki Leon, Yuni dan Tuti, memegang tangan Lidya menguatkan Lidya. Semua mata di kantin menatap mereka, lebih tepatnya menatap Lidya.

"Apa Liat Liat?, Jalan sana" Teriak Bagas, membuat semua orang berhenti menatap mereka lagi namun Lidya masih dapat mendengar bisikan orang orang dikantin.

Lidya beranjak dari duduk nya, dan pergi meninggalkan mereka. Arin berlari mengejar Lidya. Perasaan Lidya saat itu sangat bercampur aduk, kesal, sedih, malu, sakit, sesak. Andaikan waktu bisa diputar, Lidya tidak ingin jatuh cinta dengan Leon, Lidya tidak ingin terperangkap di lubang yang tak akan mungkin ia bisa gapai untuk keluar.

Semua mata memperhatikan Lidya yang berjalan, Lidya tidak menunduk atau berlari, Lidya hanya berjalan biasa seolah semua tak terjadi. Lidya melihat Rini tertawa puas melihat nya, Lidya hanya melirik sekilas lalu berjalan lagi kedepan. Arin mengejar nya

"Lidyaaa" panggil Arin dan Siska. Sedangkan Yuni dan Titi naik ke lantai atas untuk melabrak Leon.

Mereka sampai dikelas, bertepatan dengan bel masuk. Semua mata masih menatapnya

"Kenapa liat liat?" tanya Arin sarkas. Lidya duduk di kursinya.

"Lidya, lo gaapa kan?" tanya Arin

"Ga rin santai aja" Jawab Lidya yang sebenar nya menahan sesak

Pelajaran pun dimulai, guru mulai menerangkan materi yang akan di bahas. Lidya memperhatikan namun fikirannya masih terbang entah kemana, lalu ia menulis dan mencatat semua materi yang diajarkan

"Lidya?, lo nangis?" Bisik Arin

"Lid..."Arin mengelus pundak Lidya

"Hiks, sakit banget rin. Gue bodoh banget pasti" Ucap Lidya sambil menangis

"Ssssttt, Sabar Lid sabarr" Arin masih mengelus Lidya

"Seburuk itu gue Rin sampe setengah nya dari kriteria dia ga nyampe" Lidya masih sesugukan sambil menulis

"Gue mau cepet cepet lulus rin, gue malu" lanjut Lidya mengelap airmatanya

"Tolong gue rin, ini sakit banget. Gue ga pernah berharap akan merasakan ini" Ya, benar. Lidya adalah anak yang sangat penuh dengan kasih sayang dan cinta dari orangtua nya, bahkan ia tak pernah merasa kekurangan akan kasih sayang, karena orang tuanya selalu memberi kasih sayang yang berlimpah kepadanya. Orang tua Lidya tak pernah menyakiti hati Lidya barang sekali pun, mereka selalu menjaganya, namun kini seseorang sudah menghancurkan hati yang dijaga oleh Lidya dan orangtuanya, bahkan sampai saat ini.

Kelas Selesai, mereka semua pulang. Lagi lagi Lidya tidak dijemput oleh ibunya, terpaksa ia harus naik angkot. Adit mendatangi kelas Lidya, dan langsung menawarkan Lidya untuk pulang bareng

"Lid, pokoknya lo harus balik sama Adit, ga boleh naik angkot. Fikiran lo lagi kemana mana, lo harus balik bareng Adit" Paksa Arin. Lidya mengangguk pasrah, Adit membawanya ke parkiran sekolah

"Lid, nanti gue mau beli jus deket rumah lo. Buka ga ya jam segini" Kata Adit mencairkan suasana

"Ga tau dit" Jawab Lidya tak semangat. Saat berjalan Lidya dan Adit, di ikuti dengan Bagas, Andre, dan Gilang.

"Lidyaa guee" Teriak Gilang. Lidya dan Adit berhenti

"Berisik bgt si alay" Ucap Adit sambil menoyor kepala Gilang

"Yeh bomat, Ayo Lid balik" Selak Gilang sambill menarik tas Lidya.

Sesampainya di parkiran, disana sudah ada Leon yang duduk di atas motornya yang bersebelahan dengan motor Adit

"Lo tunggu sini" Kata Adit, Lidya menurut.

"Woy yon, Lo madep sana dulu dah, Adit mau ambil motor. Emosinya lagi ga stabil, ntar kena lagi lo" Teriak Andre dari jauh. Lidya hanya bisa menunduk

"Dit, gue ga mau ada pertengkaran ya. Gue mau langsung pulang, mau minum jus" Kata Lidya mewanti wanti Adit. Adit berjalan santai menuju kemotornya. Leon beranjak dari motor dan berjalan kearah Lidya, karena Leon tahu bahwa Lidya tak akan mendekati nya. Saat sedang berjalan, Langkah Leon terhenti dengan telapak tangan Adit yang menempel didada Leon, untuk menahan Leon.

"Udah Bro. Cukup, buat hari ini. Biarin Lidya pergi" kata Adit, mata nya menatap Leon, sedangkan Leon, dia menatap Lidya yang terdiam menunduk di depan sana.

"Anjing" Leon menonjok Adit seketika, membuat Bagas, Gilang, dan Andre terkaget

"OH My To the gattttt. Again?" Teriak Gilang

"Bawel lo, ayo pisahin" Kata Andre sambil lari kearan Adit dan Leon yang sedang bakuhantam.

"LO YANG PLAY REKAMAN ITU KAN ANJING ?!" tanya Leon, tangannya sudah berhasil memberi tonjokan ke Adit

"GUE DI KANTIN BGST, GIMANA BISA GUE PLAY REKAMANNYA" Adit membalas tonjokan Leon dengan Tendangannya

"ANJING LO DIT" Leon masih menonjok Adit, Adit yang tak mau kalah langsung balik menonjok Leon

"STOP" Teriak Lidya

"Gue mau balik dit. Cepet" Kata Lidya singkat

Adit tersadar dan langsung berhenti, mengambil tas yang terjatuh dan mengambil motornya. Leon yang tersadar langsung mendekat kearah Lidya. Bagas menahan Leon, namun tangan Bagas ditangkis, begitupun Gilang dan Andre

"Lidya, gue punya penjelasan" Kata Leon sambil memegang tangan Lidya. Lidya hanya menatap sebentar. Lalu Adit menarik tangan Lidya dari genggaman Leon

"Naik!" Kata Adit tegas. Lidya menurut

"Lid, please, itu bohongg. Yang lo dengerin bohong" Kata Leon mencari alasan

"Lidya, gue sayang sama lo" Teriak Leon ke arah motor yang sudah berjalan jauh

Lidya memeluk Adit dan menangis setelah mendengar kalimat itu tersebut.

--
Lidya menghabiskan hari itu dengan menangis dan merenung, sakit, dan malu, parasaan itu datang secara bersamaan. Lidya adalah gadis yang sangat mementingkan gengsi nya, ia tak mau terlihat buruk dimata orang lain, namun hari ini, rakaman itu, berhasil membuat gengsi nya hilang drastis.

Notifikasi masuk
Whats App
Leonard Alexandrov : Lidya
Leonard Alexandrov : Maafin gue
Leonard Alexandrov : Gue ga maksud kaya gitu Lid, lo tau gue kan?
Leonard Alexandrov : Lidya please...

Lidya hanya membaca notif tersebut, tanpa membuka chat nya. Ia berbaring di atas tempat tidur nya. Memandang glow in the dark, membayangkan andaikan waktu itu ia tak kenal Leon, andaikan waktu itu, ia tak membiarkan mereka berada di kelompok seni yang sama, pasti hal seperti ini tak akan terjadi dan Lidya masih terus mengutuk dirinya, mengap saat itu ia bisa jatuh cinta pada laki laki yang sekarang membuat hatinya sengsara... Lidya memegang dada nya dan menarik nafas panjang, berulang kali. Hingga akhirnya Lidya tertidur..

Notifikasi
Whats App         23.30
Leonard Alexandrov : Lid, jangan tinggalin gue... Gue sayang banget sama Lo
-
-
Whats App          23.50
Leonard Alexandrov : 'pesan ini telah dihapus'

-------------------------------------------------------
Katakan apa salah ku, maka aku akan menebus nya.  Janganlah kau kutuk ku dengan mematahkan hati ini. - Lidya Putri Anindita
-------------------------------------------------------
VOTE
VOTE
VOTE

Kesel gaa ?... di unsent sama Leon tuh chatt. Emg Luar Biasa babang Leon ini...

Love Ability : "It's About You and Me, Before Our Good Bye"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang