part 8

455 18 0
                                    

" spada... Asta pulang.!!". Seru Asta dengan semangat yang tak habisnya saat memasuki rumah.

Anehnya, biasanya mama tercintanya menyambutnya. Namun sejauh mata memandang, Asta tak melihat kehadiran mamanya itu.

" Eh, kak Asta dah pulang." Ujar Hani menghampiri Asta.

" Iya, mama mana ?." Tanyanya, sebenarnya Asta masih sedikit canggung berada di dekat Hani.

" Oh iya, mama tadi keluar ada urusan katanya." Terang Hani jujur

" ??! Lo tadi bilang apa ? Mama ??!". Ucap Asta sedikit bingung karena biasanya Hani memanggil mamanya dengan embel-embel ibu.

" Iya kak, tadi aku dah ngambil keputusan buat coba kenal sama keluarga ini. Tapi aku juga masih tetap sama pendirian ku untuk pengen tahu siapa kakakku. Tapi kalo kak Asta keberatan aku bisa kok batalkan lagi." Balas Hani panjang lebar.

" No no, its okey. Gak jadi masalah buat gue. Gue juga bisa Nerima Lo tinggal di sini." Ujar Asta sumringah. Ada rasa menggelitik di perutnya saat melihat wajah Hani yang entah kenapa tiba-tiba terlihat luar biasa dimatanya.

" Kalo gitu makasih kak, Hani mau ke kamar dulu ya." Pamit Hani.

" Oh iya, sebelum gue lupa. Gue dah daftarin Lo di sekolah gue, jadi lusa Lo bisa langsung masuk bareng gue." Ujar Asta semangat

" !!! Beneran kak??! Makasih kak." Balas Hani tak kalah semangat disertai senyumnya yang lebar.

*

Malam pun tiba, kini kediaman Louise Wijaya tampak tenang. Kini Asta berada di kamarnya mencoba untuk tidur namun ada rasa gelisah di hatinya.

Setelah selesai makan malam tadi Asta merasa letih dan ngantuk namun setelah tiba dikamar dan mencoba tidur rasa kantuk itu hilang.

Asta beranjak dari tempat tidurnya dan keluar menuju kamar Rehan.

" Woi kak Re." Panggil Asta saat melihat kakaknya tengah baca sebuah majalah di kasurnya.

Rehan yang asik membaca majalah itu hanya menoleh sekilas. " Lo nih biasakan banget nyelonong masuk." Sembur Rehan.

" Ada yang mau gue rundingin nih. "

Mendengar perkataan Asta yang terdengar serius itu, Rehan pun tahu penyebab pasti tentang Hani.

" Hm, kalo gitu mending rundingin bareng Dave aja." Ujar Rehan dan disetujui oleh Asta.

Setelah itu mereka berdua memutuskan untuk menghampiri kamar Dave. Dan setibanya di sana, penampakan luar biasa menyambutnya.

Bagaimana tidak, Dave yang kesannya kalem kini tengah bertelanjang dada didepan cermin full body dan hanya memakai bokser Ironman 

" What the hell...!! What are you doing man.!" Ujar Asta di iringi gelak tawanya.

Davied yang terkejut akan kehadiran kedua saudaranya gelagapan mencari pakaian tidurnya, namun tetap berusaha tenang namun gagal Dimata kedua saudaranya itu.

" Rese Lo pada, ketuk dulu ngapa !!". Sungut Dave dengan marah bercampur malu.

" Lo kalo mau pamer otot segitu sih masih gue dimana mana yang menang." Ujar Rehan optimis.

" Idih, pede banget Lo. Gue kali yang menang diantara kalian berdua." Timpal Asta yang tak mau kalah.

Ya diantara ketiganya memang Asta yang memiliki tubuh paling perfect sixpack , sedangkan Rehan dan Davied masih menengah.

" Berisik njir. Kalo mau ribut sana keluar." Tegur Davied

" Tenang dulu, ini nih ada yang mau kita rundingin masalah Hani." Ujar Rehan ingat akan tujuan utamanya.

Brothers In Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang