part 22

266 14 0
                                    

Hari ini saat Hani membuka mata di pagi hari. Dirinya memandang langit-langit kamar yang ia tempati berbeda dari sebelumnya.

Hani pun mengibas pikiran tentang orang keluarga Louise Wijaya. Dirinya pun segera mengambil posisi duduk dari tidurnya.

Diliriknya jam weker di samping tempat tidur waktu masih menunjukan pukul 06.15. namun matahari sepertinya ingin menampakkan sinarnya lebih terang untuk mengusik mereka-mereka yang masih bergulat dengan alam mimpinya.

" Hari ini lebih baik aku pergi ke sana." Gumam Hani pelan yang tak ingin membangunkan Vioni yang masih tertidur disampingnya.

Hani pun bergegas membersihkan diri. Setelahnya berias seadanya dan menulis note kecil untuk Vioni. Dan tak lupa pula menyiapkan sarapan untuk Vioni. Setelah itu Hani pergi keluar.

*

' kringgg '

Dering jam weker yang berisik itu membangunkan sang empunya. " Ungh" eluhnya sambil mematikan jam weker tersebut yang masih setia dengan suara berisiknya.

Matanya seketika membesar melihat jarum jam menunjukkan pukul 07.15.
" Oh no ! I'm late " ujar Vioni panik mendapati dirinya kesiangan.

Tak menunggu waktu lama sekitar sepuluh menit Vioni sudah rapi. Vioni memandang sekeliling tempatnya tak mendapati sosok temennya itu.
" Apa Hani udah duluan ya ?." Ujar Vioni menghampiri meja makan.

Ditengah kepanikan karena kesiangan Hani menatap sandwich dan segelas susu yang hampir dingin tertata di mejanya. Pandangannya menghangat dan menatap note kecil di mejanya. Dan membaca isinya

' morning, Vio. Hari ini aku gak masuk sekolah ya ada tempat yang harus aku kunjungi._ Hani '

Setelah membaca pesan singkat itu, Vioni langsung menyambar sandwich dan menghabiskan susu itu dengan segera selanjutnya bergegas menuju sekolah.

*

Berbeda dengan Hani dan Vioni. Kediaman Louise Wijaya nampak sedikit suram. Apalagi ketika ketiga anak lelaki Bu Elsie mendapati mama tercintanya tak mau bicara pada mereka.

Tak tahan dengan suasana suram di rumah itu Asta lebih dulu pergi ke sekolah.

Sesampainya di sekolah ia mencari keberadaan Hani namun tak bisa ditemuinya.

" Hani hari ini gak masuk kak." Ujar seorang siswa teman sekelas Hani saat Asta bertanya padanya.

" Ah gitu. Thanks." Ujar Asta pergi dengan raut wajah kecewa.

Asta melangkahkan kakinya menuju perpustakaan. Dari kejauhan matanya menangkap sosok Vioni.

' deg '

Disaat bersamaan Vioni juga menatap Asta yang tidak jauh darinya. Namun entah angin apa yang membuatnya melangkahkan kaki untuk berbelok guna menghindari Asta.

" Ah gimana sih. Ngapain aku pura-pura gak liat coba." Gerutu Vioni setelah melihat dibelakangnya tidak ada sosok Asta lagi.

" Ngapain Lo kabur ?!." Interupsi Asta dingin

Sontak Vioni terkejut mendapati Asta sudah berdiri dihadapannya. " Ya ampun kak kaget aku." Ucap Vioni sambil memegang dadanya yang terkejut

" Gue nanya ngapain Lo kabur ?!." Tanya Asta kedua kalinya

" Si siapa yang kabur ?." Ujar Vioni gugup

" Dari tingkah Lo... Biar gue tebak, Hani ada di tempat Lo kan ?." Tebak Asta tersenyum miring.

Dan ya seratus persen tebakan Asta benar. " ... Ehem. Ya, Hani ada di tempat ku kak." Ujar Vioni jujur karena Hani tak meminta keberadaannya untuk dirahasiakan kan

Mendengar jawaban Vioni membuat Asta yang tadinya lesu dan tak tidak percaya diri seketika hilang dan kembali semangat. " Benerkan. Ok kalo gitu kita ke rumah Lo sekarang." Ujar Asta dengan menggebu-gebu

" Gak bisa kak, hari ini Hani pergi ke suatu tempat."

Jawaban Vioni membuat surut semangat Asta." Kemana ?." Tanya Asta singkat

" Itu... Aku juga kurang tau kak, bangun-bangun Hani udah gak ada."

" ... " Tak ada jawaban dari Asta namun wajah Asta terlihat kecewa dan kembali tak bersemangat.

" Kak, aku gak tau pasti masalahnya tapi yang pasti Hani cuma mau nenangin dirinya dulu. Hani baik-baik aja kak jadi kakak jangan khawatir lagi." Ujar Vioni mencoba menenangkan dan memberi semangat Asta.

" Kalo gitu. Tolong jaga Hani untuk sementara ya." Lirih Asta pelan.

Vioni mengangguk dengan senyum manis sebagai jawaban atas perkataan Asta.

*

Sore harinya Rehan, Asta dan Davied duduk bersama di taman.

" Jadi dia beneran ada di rumah Vioni ?." Tanya Rehan

" Yeah. Dia bilang Hani juga baik-baik aja." Terang Asta.

" Untuk sekarang kita ikuti dulu perkataan Vioni." Seru Davied

" Hm iya, Hani butuh waktu untuk ketemu kita kan." Tambah Asta.

" Lusa gue coba ke tempat studio dance Hani. Sapa tau jumpa." Ujar Rehan.

" Yeah, itu bisa jadi."

Di sisi lain di tempat yang berbeda. Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu seharian itu akhirnya Hani tiba di tempat uang ia tuju.

" Ibu, ayah, maaf Hani baru datang." Ucap Hani sambil mengusap batu nisan kedua orang tuanya itu tak lupa pula meletakan karangan bunga pada kedua batu nisan itu.

" Ayah dan ibu pasti kangen kan sama Hani. Sama, Hani juga kangen sama ayah ibu." Ujar Hani tersenyum miris.

" Ayah, ibu. Kalo ayah ada sama Hani sekarang kira-kira ayah sama ibu bakal nasehatin Hani kayak gimana ya ?." Tanya Hani matanya mulai memanas menahan air mata

" Uh gak boleh. Ayah ibu Hani gak boleh nangis. Hani anak yang kuat." Ujarnya menyemangati diri sendiri

" Ayah ibu, hari udah hampir gelap. Maaf Hani gak bisa nemenin ayah sama ibu lebih lama. Tapi Hani bakal sering mampir kok. Ayah sama ibu tenang aja ya di sana. Hani sayang ayah dan ibu." Lirih Hani mengusap kedua batu nisan kedua orangtuanya dan meningkatkan area pemakaman.

Sebelum kembali ke rumah Vioni. Hani berjalan-jalan sebentar ke tempat tinggalnya yang dulu kemudian tempat part timenya dulu.

Hani melihat cafe yang masih dikelola kak Danar tetap ramai seperti biasanya. Setelah renovasi cafe selesai Hani memberitahu Danar bahwa dirinya tak bisa bekerja lagi di sana.

Danar pun mau tak mau menyetujui keinginan Hani setelah mendengar kisah panjangnya dulu.

Puas memandang kafe tersebut Hani langsung meninggalkan kawasan itu dan melanjutkan perjalan pulang ke tempat Vioni.

Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan akhirnya Hani tiba di kontrakan Vioni.

' ceklek '

" Oh Hani darimana aja kok baru pulang petang gini ?." Tanya Vioni sedikit cemas

" Hahaha maaf. Aku dari tempat ayah dan ibuku 'tidur'." Ujar Hani

" Oh benarkah ? Maaf. Apa makan waktu lama ? Jauh ? Kamu pasti capek banget kan ?." Tanya Vioni bertubi-tubi

" Lumayan sih tapi gak masalah kok." Ujar Hani ramah.

"... Oh iya !! Aku udah dapat info part time nih. Kamu mau di booth burger Deket university ?." Tawar Vioni setelah mencari info lowongan kerja.

" Wah boleh boleh tuh. Makasih Vio." Ujar Hani sumringah.

" Nah kalo kamu mau besok udah bisa kerja soalnya emang butuh cepat."

" Bisa banget. Makasih banyak Vio."

*
*
*
*
*
TBC 🌸
Untuk part ini kayaknya sedikit lebih gak stabil menurutku. Lagi kekurangan ide jadi gak tau harus ngetik cerita gimana dan beginilah hasil cerita gaje ku.
Terimakasih dah baca 🤗

Brothers In Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang