part 5

619 22 0
                                    

" Hm?? Di sinikah alamatnya??? " Lirih Hani.
Berbekal informasi yang didapat dari internet tentang keluarga Louise Wijaya. Hani memutuskan untuk menghampiri langsung kediaman itu, namun setelah dia sampai dirinya bingung harus bagaimana.

Setelah diamati dengan seksama Hani menemukan pintu belakang yang sedikit terbuka. Tanpa piki panjang Hani memasuki halaman yang luas dengan aneka tanaman yang dirawat dengan baik.

Dengan mengendap-endap perlahan, Hani mendengar suara laki-laki yang tak jauh darinya. Dengan cepat dia bersembunyi dibalik tanaman yang cukup rimbun.
" Yang mana nih, siapa, itukah??? Itu??? Itu???". Gumamnya pelan.
Matanya tertuju pada tiga laki-laki yang tengah bermain basket.

" Woii Asta shoot tuh yang bener dong". Omel Rehan.

" Gue dah bener, Lo tuh yang main gak pake strategi." Balas Asta tak terima.

" Lo berdua makanya kalo main tuh pake rumus yang bener." Ujar Davied

" Hah, Lo juga Dave ngapain Lo ikutan ngeshoot ? Lo kan yang jadi wasitnya." Ujar Asta.

" Tau nih Dave malah nimbrung." Tambah Rehan.

" Kare...??!!!?." Ucapan Davied terpotong saat suara benda jatuh ??

" Gubrakk!!."

Tiga bersaudara itupun menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang gadis jatuh dengan tidak elitnya.
Mereka pun menghampiri gadis itu,

" Aduduuduh." Rintih Hani pelan

" Kamu gak papa???." Ujar Rehan membantu Hani berdiri

" Ada yang luka??." Tanya Asta menambahi.

" Gak, aku gak apa-apa... Lalu siapa..???." Tanya Hani langsung kepada tiga bersaudara didepannya itu.

Pertanyaan Hani pun direspon dengan raut bingung oleh ketiganya.

" Ini aku loh, Hani Serelia. Siapa kakakku diantara kalian bertiga ???." Tanya Hani tak sabar.

"???!!!!???." Kebingungan melanda ketiga cowok itu, mereka hanya bisa saling pandang tak mengerti. Namun tiba-tiba saja mereka serempak tertawa karena candaan gadis di depannya itu.

" Heh anak kecil !!, Jang bercanda yang keterlaluan dong." Sungut Rehan

" Kamu tuh gak tau siapa kami ya..?!." Imbuh Asta.

" Nah, salah alamat kali nih cewek." Sembur Davied

" Huh??? Tapi...tapi... TAPI IBUKU BILANG KAKAK KU ADA DI SINIIIII !!! Huwee ." Teriak Hani merasa frustasi.

Rehan, Davied dan Asta yang terkejut akan penuturan Gadis itu pun bingung bercampur dengan berbagai rasa. Merekapun memutuskan untuk menemui orang tuanya dan menyuruh Hani untuk menunggu sebentar.

Didalam rumah yang megah itu, seorang wanita paruh baya tengah membaca buku, disampingnya pria paruh baya itu juga tengah sibuk dengan laptop dihadapannya.

Kegiatan keduanya terhenti kala ketiga anak lelaki mereka tergopoh-gopoh menghampiri mereka.

" Mama Papa, di luar ada cewek ngaku-ngaku nyari kakaknya." Ujar Rehan sesampainya disamping pasangan suami istri itu.

" Degg." Pasangan suami istri yang mendengar kabar itu seketika kaget.

" !!??! Berapa kira-kira usianya." Ujar pak Alex Louise Wijaya

" Mungkin masih SMA, sekitar itulah". Ujar Davied menerangkan

" Coba suruh dia masuk dulu. Hari udah hampir gelap juga." Uja Bu Elsie Louise Wijaya lembut.

"..... Oke ma." Ujar Asta.

Sepeninggal ketiga anaknya, suami istri Louise Wijaya saling pandang, nampak terpancar dari raut mereka rasa kekhawatiran yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

" Papa jangan-jangan... Bagaimana ini pa..??!." Ujar Bu Elsie gugup

" Tenang dulu ma. Semua bakal baik-baik saja." Ujar pak Alex menenangkan istrinya tercinta.

Brothers In Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang