part 7

546 17 0
                                    

Happy reading guys🌸

Sinar matahari di pagi hari dengan tak segan-segan memasuki sebuah kamar mengusik cowok yang tengah tertidur pulas.

" Ng ". Eluh Rehan saat silau matahari berhasil mengusiknya.

Perlahan pun Rehan bangun dari tempat tidurnya, diliriknya jam disampingnya menunjukan pukul 06:35 pagi.

Dengan wajah khas orang bangun tidur lengkap dengan baju tidur bercorak abstrak itu, Rehan keluar dengan santai menuju kamar Davied yang tak jauh dari kamarnya.

" Hoaammm..." Rehan menguap tepat saat didepan pintu kamar Davied. Saat akan memegang handel pintu. Sang empunya pun membuka pintu.

" Mau ngapain Lo." Tanya Davied masam pada Rehan.

" Huh masih pagi dah kecut aja Lo." Balas Rehan santai.

" Lo lebih kecut." Ujar Davied dingin.

" Bacot Lo, sama-sama belum mandi juga sok banget." Sembur Rehan

" Serah Lo." Ujar Davied mengakhiri cocotan unfaedah Rehan.

Keduanya pun langsung menuju ruang makan dimana biasanya ibu tercintanya memasak sarapan untuk mereka semua.

Saat hendak menuju tempat tujuan Rehan dan Davied bertemu Asta.
Wajah Asta tak kalah dengan kedua kakaknya itu yang masih sama-sama ngantuk. Bedanya Asta membawa boneka Danbo seperti biasa. Untuk informasi, boneka itu pemberian dari Davied waktu ulang tahun Asta waktu masih SMP.

" Pagi ma..." Ujar Davied menghampiri Mamanya yang sedang duduk di kursi makan.

" Mama pagiii..." Timpal Rehan dibarengi dengan uapan kecil.

" Hoaaammm... Pagi ma." Asta pun menghampiri mamanya dan memeluk manja ibunya itu.

Melihat Asta bergelayut manja pada Bu Elsie, Rehan juga Davied bukannya bersikap dewasa malah ikutan memeluk orang yang menjadi ibunya itu.
Ya biarpun mereka bertiga terkesan sulit untuk didekati namun siapa sangka ternyata adakalanya mereka bersikap manja tak kalah dari anak kecil seperti ini.

Bu Elsie yang dipeluk oleh ketiga anaknya yang berkelakuan seperti anak kecil itu hanya terkekeh geli sambil melirik ke gadis yang tengah asik memandangi kegiatan mereka.

" ekhem.!! Pagi juga...  Kalian gak malu kayak gini diliatin sama Hani..?" Tanya Bu Elsie menyadarkan akal ketiganya.

Srett

Davied, Rehan dan Asta seketika beranjak dari posisi sebelumnya. Mereka lupa jika ada anggota baru di rumah ini.

" Dave mandi dulu ma." Ujar Davied mencoba cuek namun gagal karena rasa malu dan langsung kembali ke kamarnya.

" Huh ? Asta juga ma, mau nganterin Danbo ke kamar." Timpal Asta menyodorkan bonekanya dan menuju kamarnya.

"...." Sedangkan Rehan tanpa mengucap sepatah katapun melaju ke kamarnya.

Sepeninggal ketiga lelaki itu, Bu Elsie tertawa renyah.

" Bukankah mereka keliatan manis seperti kucing kan Han..??'' ujar Bu Elsie pada Hani

" Iya, mereka kelihatan cuek dan dingin tapi ternyata ada sisi manisnya juga." Balas Hani menyetujui Bu Elsie.

" Yahhhh, biar begitu mereka benar-benar anak yang baik." Ujar Bu Elsie memandang kosong.

Hani menatap Bu Elsie dengan perasaan rumit juga.
Pagi ini Hani membantu Bu Elsie menyiapkan sarapan.
*
*
*
*
" Asta berangkat dulu ma ada kegiatan klub sekarang." Ujar Asta setelah mengabiskan sarapannya.

Sebelum berangkat Asta menyempatkan mencium pipi mamanya.

Cup

" Bilang sama pihak sekolah, besok Hani sekolah di SMA kamu." Ujar Bu Elsie

" !!! Nggak perlu Bu Elsie." Tolak Hani.

" Nak Hani, bukannya kita udah mutusin untuk coba anggap semuanya keluarga ?!." Terang pak Alex.

" Benar nak, untuk sekarang cobalah anggap kami keluarga kamu juga." Tambah Bu Elsie

" Tapi Bu... Saya..." Ucap Hani ragu.

" Nah mulai sekarang panggil saya papa saja dan panggil istri saya mama. Itu sebuah kehangatan bagi kami." Putus pak Alex

Hani mendengarkan ucapan pak alek, rasa haru menghampiri relung hatinya. Keluarga. Dirinya tak membayangkan sebelumnya akan mendapatkan keluarga baru setelah ibunya tiada.

Suasana hening kembali tercipta di meja makan itu.

" Ma... Asta berangkat. Nanti Asta sampein ke pihak sekolah." Ujar Asta dan pergi.

" Rehan juga dah selesai makannya ma pa." Ujar Rehan

" Dave berangkat juga, ada kuliah pagi." Tambah Davied

Seperti sebelumnya, Rehan dan Davied turut mengecup pipi ibunya sebelum keluar rumah.

Cup
Cup

" Papa juga harus berangkat dulu. Ada meeting pagi ini." Ucap pak Alex sambil mengecup kening istrinya. " Hani papa berangkat dulu." Tambahnya sambil mengelus pelan pucuk kepala Hani.

Setelah semua laki-laki di rumah itu pergi menyisakan Hani dan Bu Elsie. Raut Bu Elsie begitu cerah dengan senyum sumringah yang cantik Dimata Hani.

" Haahh... Hidup mama bener-bener diberkahi." Ujar Bu Elsie bangga sambil menangkup kedua pipinya.

Hani memandang heran tak mengerti apa yang dikatakan mama barunya itu. Melihat Hani yang tidak paham membuat Bu Elsie semakin malu.

" Dalam sehari mama bisa dicium berkali-kali sama para lelaki mama haha.." terang Bu Elsie bangga.

" Haha itu memang keberuntungan yang jarang terjadi." Ucap Hani setuju dengan Bu Elsie.

*
*
*
*
*

Kini Hani berada di halaman belakang rumah, setelah membersihkan rumah. Hani menolong Bu Elsie menjemur pakaian. Kegiatan itu diisi dengan berbagai percakapan.

" Rehan itu, sekarang udah semester 6. Kelihatannya dewasa gitu kan. Padahal tiap hari ceweknya ganti-ganti. Mama sampai bingung. Tapi dia terus ngelak tiap di bilang playboy. Alasannya ya mau cari cewek yang high class lah, yang pas sama dia lah. Aduuhh." Ujar Bu Elsie geleng-geleng kepala heran akan perilaku Rehan.

Hani tetap setia mendengar perkataan Bu Elsie. Dia bisa mencari info lebih banyak seperti apa watak dari ketiga cowok itu.

" Sikapnya beda banget sama Dave, Dave dari kecil dah keliatan banget pinternya makanya bisa masuk kuliah lebih cepet. Padahal Dave lebih muda 2 tahun dari Rehan tapi sikapnya malah lebih dewasa. Dave punya banyak koleksi buku-buku di kamarnya. Jadi kalo ada soal yang susah-susah kadang Rehan sama Asta suka minta tolong ke Dave. Kelihatan dingin, jutek gitu kan. Padahal sebenarnya dia itu yang paling pemalu diantara Rehan sama Asta." Tambah Bu Elsie sambil menjemur pakaian terakhir.

" Kalo si Asta ini nih, paling gak bisa diem di tempat. Selalu sibuk sama kegiatan sekolah. Yang OSIS, klub basket, belum lagi kegiatan apa itu yg joget-joget di luar sekolah. Makanya saking banyaknya kegiatan ini itu Asta paling banyak temennya. Mungkin karena ramah atau karna lainnya juga hahaha mama kurang paham." Ucap Bu Elsie sambil mengajak Hani masuk ke rumah.

" Tapi gimanapun bentuk dan tingkah laku mereka. Mereka cuma anak laki-laki yang baik. Hani... Kalo kamu sudah dekat sama mereka pasti kamu tau sisi baiknya." Ujar Bu Elsie tulus.

" B...ma... Mama.? Sebenarnya Hani minta maaf, Hani masih canggung sama suasana yang berbeda ini." Ucap Hani pelan.

" Tapi Hani menghargai ketulusan mama papa. Dan Hani... Mau coba kenal mereka..." Putus Hani tenang dan dihadiahi pelukan hangat dari mama barunya itu.

Pelukan Bu Elsie terasa hangat juga memenangkan diri Hani. Kehangatan yang sudah lama gak dijumpainya.

*
*
*
*
*
*

TBC 🌸 Nah kira-kira siapa kakaknya???!. Jadi anak angkat atau gak??!🤭

Brothers In Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang