part 12

362 20 0
                                    

" Lo gak tertarik diangkat anak ?". Tanya Davied buka suara. " Seperti yang dibilang papa mama ?". Lanjut Davied

" Hani menyayangi Bu Elsie dan pak Alex. Tapi orang tua kandung Hani tetaplah orang tua yang sesungguhnya. Itu udah cukup untuk Hani." Jawab Hani.

" Anak yang tegar " batin Davied.

" !!? Oh astaga ! Kenapa tiba-tiba curhat gini. Maaf kak..." Ujar Hani tulus memandang Davied dengan wajah merona merasa malu karena menceritakan masa lalu dirinya.

"..." Davied memandang Hani iba bercampur kagum. Gadis muda yang tegar yang tetap memiliki pendirian. Begitulah isi pikiran Davied kira-kira.

" Gue bakal bicarain masalah Asta bareng Rehan. Kita cari solusinya bareng-bareng." Ujar Davied memutuskan.

" Wah... Terima kasih kak." Ucap Hani berbinar cerah.

" Hmm... Nah lanjutin belajarnya." Balas Davied santai melanjutkan kegiatan bacanya.

*

" Hah ?! Ulang tahun kampus ?? ". Ucap Asta terkejut dan disusul tatapan bingung Hani.

" Yeah " jawab Davied singkat.

" Yapz, dan dengan segala rasa hormat kami berdua ngajak Lo sekaligus Hani buat Dateng." Timpal Rehan.

" Tapi gue..." Lirih Asta.

" Eihhh, Lo bakal nyesel kalo gak ikut." Ujar Rehan merangkul bahu Asta sambil membisikan sesuatu dan meninggalkan Hani dan Davied. " Entar gue kenalin sama pelatihnya CR7". Lanjut Rehan.

Hani maupun Davied memandang bingung pada Asta dan Rehan yang sudah menjauh.

" Emang gak apa-apa kami ikut kak ?." Tanya Hani.

" Ya, ini perayaan kampus sih dan berhubung papa donatur kampus ya gak masalah mau undang berapa orang." Jelas Davied.

" Wah, makasih loh kak. " Balas Hani senang.

" Lagian ini juga usul Rehan buat hibur Asta. Gue sih gak tertarik hal ginian." Ujar Davied

" Tapi Hani ikut setuju kok kalo untuk hibur kak Asta."

" Hmm."

" Nah...nah tunggu apa lagi, siap-siap sana. Pakai baju yang wah ." Ujar Rehan yang datang dengan menggebu-gebu

" Pesta... Wah ide yang bagus sekali itu." Seru Bu Elsie tak kalah semangat saat mendengar usul Rehan

" Nah, Hani ayo cepet cari gaun yang bagus." Usul pak Alex girang

" Gaun yang seperti apa ya..?" Tanya Hani bingung ya secara dirinya dari lahir tak pernah ikut pesta besar.

" Kamu ini bicara apa sayang, ya gaun pesta dong. Aduh senangnya bisa dandani anak perempuan." Ujar Bu Elsie menarik Hani pergi.

Sebelum menjauh Bu Elsie menghampiri ke empat lelakinya itu.
" Kita coba liat ya selera mama. Pasti bakal bikin kalian tercengang." Ujar Bu Elsie optimis kemudian pergi meninggalkan mereka yang terkekeh geli melihat tingkah mamanya.

Setibanya di sebuah butik, Bu Elsie menggandeng hangat Hani untuk masuk ke dalam butik.

Di dalam butik mata Hani berbinar melihat gaun-gaun yang ada didepan matanya.

Melihat Hani gembira seperti ibu membuat Bu Elsie semakin semangat untuk mendandani Hani. Tak lama Bu Elsie memilah beberapa helai gaun untuk dipakai Hani.

Setelah mencoba beberapa gaun. Bu Elsie memutuskan untuk memilih gaun yang akan dipakai pesta malam ini.

" Nah yang ini bagus. Pasti bakal banyak yang tertarik sama kamu nanti malam." Ujar Bu Elsie berbunga-bunga.

Brothers In Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang